Daftar Isi
Siapa yang tak tau dengan nama Krakatau? Gunung yang pernah memakan banyak korban jiwa pada tahun 1883 dan merupakan letusan gunung berapi terdahsyat setelah berkembangnya teknologi dan informasi. Saat ini terdapat gunung yang berada di selat sunda yang merupakan anak dari gunung Krakatau ini, yang diprediksi dapat mengulang kembali letusan dahsyat jaman dulu.
Namun, apakah kalian tau bagaimana sejarah dari gunung Krakatau ini? Yuk kita simak bagaimana sejarah dari gunung yang memiliki letusan terdahsyat di dunia ini.
Bermula dari Sebuah Gunung Batuwara atau Krakatau Purba
Pada sebuah peninggalan kitab Pustaka Raja Purwa diartikan bahwa di dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa dahulu di Selat Sunda terdapat sebuah gunung yang sangat besar bernama Gunung Batuwara atau Gunung Krakatau Purba yang memiliki tinggi 2000 meter di atas permukaan laud an 11 kilometer pada lingkarannya.
Gunung Krakatau Purba ini diperkirakan mengalami letusan pada 416 Masehi yang menyisakan kaldera atau kawah besar yang menjadi cikal bakal Gunung Krakatau yang memiliki letusan dahsyat pada tahun 1883. Sisi-sisi dari kawah tersebut terdapat 3 pulau yaitu Pulau Rakata, Pulau Panjang, dan Pulau Sertung.
Kemunculan Gunung Krakatau dari Kaldera
Salah satu pulau yang terdapat di kawah hasil letusan Gunung Krakatau Purba yakni Pulau Rakata, di situlah muncul sebuah gunung akibat dorongan vulkanik dari perut bumi, gunung tersebut disebut sebagai Gunung Rakata. Lalu munculah dua gunung berapi yaitu Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan dari tengah kawah.
Setelah itu, ketiga gunung itu menyatu yang kemudian disebut sebagai Gunung Krakatau. Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680, lalu pada tahun 1880, lalu pada 20 Mei 1883 dan puncak letusannya terjadi pada 26-27 Agustus 1883.
Senin, 27 Agustus sekitar pukul 10.20 terjadi letusan maha dahsyat yang bisa didengar oleh hampir seluruh penduduk di bumi saat itu. Ledakan ini merupakan ledakan paling hebat yang pernah tercatat oleh sejarah. Semburan abu dari gunung ini mencapai 80 km meliputi daerah Jawa, Sumatera, bahkan sampai ke luar negeri Sri Lanka, India, Pakistan, Australia, dan Selandia Baru.
Letusan itu menghancurkan dua gunung yaitu Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan dan sebagian Gunung Rakata yang menghasilkan sebuah cekungan selebar 7 km dengan kedalam 250 meter. Akibat letusan Gunung Krakatau mengakibatkan tsunami setinggi 40 meter yang menelan korban jiwa kurang lebih 40.000 jiwa atau sekitar 295 kampung di kawasan sekitar Gunung Krakatau.
Letusan Gunung Krakatau juga mengakibatkan perubahan pada iklim global. Sempat terjadi kegelapan kurang lebih selama 2 hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer, hamburan tersebut sampai ke Norwegia dan New York. Setahun berikutnya matahari bersinar namun terlihat redup.
Baca juga : Makna dari Perlombaan Kemerdekaan RI
Krakatau hilang, munculah anak Krakatau!
Setelah kurang lebih 40 tahun atau sekitar tahun 1927 setelah ledakan dahsyat tersebut muncul sebuah gunung api dari kawasan kaldera purba yang masih aktif dan masih bertambah tinggi yang sekarang dikenal sebagai anak Krakatau.
Anak Krakatau ini dikatakan menambah tinggi kurang lebih 6 meter pertahun atau sekitar 0,5 meter perbulannya. Menurut seorang ahli kehidupan dalam Krakatau sangat menakutkan dan mengatakan bahwa letusan dahsyat pada jaman dulu dapat terulang kembali. Ada yang mengatakan letusan dahsyat dapat terjadi antara tahun 2015 – 2083 dan ada yang mengatakan bahwa letusan dahsyat dapat kembali terjadi minimal 3 abad lagi atau sekitar 2325 M.
Sumber: