Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
Diantara berbagai bentuk ibadah yang paling penting bagi seorang Mukmin adalah shalat. Shalat adalah tiang agama dan merupakan ibadah yang pertama kali dihisab di Hari Kiamat nanti dari seorang hamba.
Shalat lima waktu adalah ibadah wajib yang menjadi pondasi yang harus ditanamkan dalam keimanan seseorang, sedangkan shalat sunnah sebagai pelengkapnya. Salah satu shalat sunnah yang paling besar pahalanya adalah shalat sunnah Rawatib.
Dalam buku yang ditulis oleh Dr. Sa’id Bin Ali Bin Wahf Al-Qahtani yang berjudul “Kumpulan Shalat Sunnah dan Keutamaanya”, menjelaskan tentang keutamaan shalat rawatib beserta dalil-dalilnya.
Kamu ingin tahu penjelasannya lebih lanjut? simak dibawah ini.
Shalat Sunnah Rawatib
Rawatib sendiri diambil dari kata ratib yang artinya kontinu dan terus-menerus. Shalat sunnah Rawatib yang mu’akkad bersama shalat wajib jumlahnya ada dua belas rakaat, berdasarkan hadits Ummu Habibah, Ummul Mukminin, “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda”, yang artinya
“Barang siapa melakukan shalat (sunnah), maka akan dibangunkan baginya rumah di surga” (HR. Muslim).
Dalam lafadz lain disebutkan, “Tidaklah seorang hamba Muslim shalat sunnah karena Allah setiap harinya dua belas rakaat selain shalat wajib, melainkan pasti Allah bangunkan baginya rumah di surga, atau melainkan dibangunkan baginya satu rumah di surga.”
Dalam hadits Ummu Habibah ra, “Barang siapa melakukan shalat sunnah sehari semalam dua belas rakaat, niscaya akan dibangunkan untuknya satu rumah di surga: Empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum shubuh”
Dalil lain dari Aisyah ra bahwa ia menceritakan, Rasulullah pernah bersabda yang artinya,
“Barang siapa secara konsekuen menjalankan dua belas rakaat shalat sunnah, maka Allah membangunkan baginya satu rumah di surga: Empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum shalat shubuh.”
Diriwayatkan dengan shahih dari hadits Abdullah bin Umar ra bahwa ia menceritakan, ” Aku hafal sepuluh rakaat dari Rasulullah SAW: Dua rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat seduahnya, dua rakaat sesudah maghrib di rumah beliau, dua rakaat sesudah isya juga di rumah belia, dan dua rakaat sebelum shalat subuh.”
Jadi kesimpulannya berdasarkan yang dijelaskan oleh Ummu Habibah dan Aisyah, jumlah shalat rawatib ada dua belas rakaat, atau sepuluh rakaat berdasakan riwayat Ibnu Umar ra.
Nah, sudah jelas kan dalil mengenai shalat rawatib?
Jadi, shalat rawatib dua belas rakaat maupun sepuluh rakaat, semuanya adalah rawatib. Diindikasikan juga oleh hadits Ummu Habibah tentang keutamaan shalat sunnah rawatib, kemungkinan bahwa Rasulullah SAW terkadang melaksanakan dua belas rakaat sebagaimana dalam hadits Ummu Habibah dan Aisyah, namun juga terkadang melaksanakannya sepuluh rakaat sebagaimana dalam hadits Ibnu Umar.
Jika tidak ada kesibukan, hendaknya melakukan yang dua belas rakaat. Namun jika sedang sibuk, usahakanlah untuk sepuluh rakaat tetap dilakukan. Namun keduanya sama-sama memiliki pahala berupa satu bangunan rumah di surganya Allah SWT.
Untuk pemula, memang terkesan berat untuk menunaikan shalat sunnah rawatib ini, namun jika kamu ikhlas karena Allah Ta’ala, maka insyaallah akan dipermudah olehNya. Untuk awal memang harus dipaksa, namun lama-kelamaan kamu akan terbiasa, jika meninggalkannya kamu akan merasa sangat merugi karena telah menyia-nyiakan kesempatan untuk mendapatkan bangunan rumah di surga nanti.
sumber: Said. 2018. Kumpulan Shalat Sunnah dan Keutamaannya. Jakarta: Darul Haq
Baca juga
- Kamu Sering Gelisah? Begini Cara Mengatasinya
- Apakah Ada Hubungan Antara Penyakit dan Kesalahan di Masa Lalu? Ini Dia Penjelasan Ustadz Dhanu
- Kumpulan Mitos yang Tidak Terbukti Benar Secara Ilmiah, Nomor 3 Kamu Harus Tau !
- JANGAN PERNAH MENYAUTNYA