Daftar Isi
Mendengar kata sosiologi pasti yang ada dibenak Anda adalah pejaran yang mempelajari tentang manusia. Yaa hal tersebut memang betul. Hanya pernyataan tersebur diperkuat oleh beberapa ahli sosiologi. Lalu siapa saja bapak ahli sosiologi itu? Simak penjelasannya:
1. Auguste Comte
Auguste Comte, seorang Prancis, merupakan bapak sosiologi yang pertama-tama memberi nama pada ilmu tersebut (yaitu dari kata-kata socius dan logos). Walaupun dia tidak menguraikan secara rinci masalah-masalah yang menjadi objek sosiologi, dia mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua bagian pokok, yaitu social statistics dan social dynamics. Konsepsi tersebut merupakan pembagian dari isi sosiologi yang sifatnya pokok sekali. Sebagai social statistic, sosiologi merupakan sebuah ilmu yangmelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sementara itu, social dynamic: meneropong bagaimana lembaga-lembaga tersebut berkembang dan mengalami perkembangan sepanjang masa.
Perkembangan tersebut pada hakikatnya melewati tiga tahap, sesuai dengan tahap-tahap perkembangan pikiran manusia yaitu sebagai berikut.
Tahap Teologis Tahap ini merupakan tingkat pemikiran manusia yang beranggapan semua benda di dunia ini mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh sesuatu kekuatan yang berada di atas manusia. Cara pemikiran tersebut tidak dapat dipakai dalam ilmupengetahuan karena ilmu pengetahuan bertujuan untuk mencari sebab serta akibat dan gejala-gejala.
Tahap Metafisis Pada tahap ini manusia masih percaya bahwa gejala-gejala di dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada di atas manusia. Manusia belum berusaha untuk mencari sebab dan akibat gejala-gejala tersebut.
Tahap Positif Tahap positif merupakan tahap di mana manusia telah sanggup untuk berpikir secara ilmiah. Pada tahap ini berkembanglah ilmu pengetahuan.
Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlainan. Hasil karya Comte yang terutama adalah:
The Scientific Labor: Necessary for The Reorganization of Society ( 1822);
The Positive Philosophy (6 jilid 1830 1840);
Subjective Synthesis (1320 . 1903). 2019/08/19 10:41
2. Herbert Spencer
Dalam bukunya yang berjudul The Principles of Sociology (3 jilid, 1877). herbert Spencer menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Spencer mengatakan bahwa objek sosiologi yang pokok adalah keluarga. politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Sebagai tambahan disebutkannya asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, lapisan sosial, sosiologi pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian, dan keindahan. Tidak lupa dia menekankan bahwa sosiologi harus menyoroti hubungan timbal balik antara. unsur-unsur masyarakat seperti pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga, hubungan antara lembaga politik dengan lembaga keagamaan.
Unsur-unsur masyarakat tadi mempunyai hubungan yang tetap dan harmonis, serta merupakan suatu integrasi. Sebagaimana juga dengan Comte, Spencer menganggap penting penelitian atas perkembangan masyarakat dan perbandingan antara masyarakat-masyarakat tersebut.
Hasil karyanya yang terkenal di samping yang telah disebut di atas adalah:
Social Statistics (1850);
Principles of Psychology (1955);
Principles of Biology (2 jilid, 1864 dan 1961);
Principles of Ethics (1893).
3. Emile Durkheim
Menurut Emile Durkheim, sosiologi meneliti lembagwlembaga datam masyarakat dan proses-proses sosial. Dalam sebuah majalah sosiologi yang pertama, yaitu L’annee Sociologique, dia mengklasifikasi pembagian sosiologi atas tujuh seksi, yaitu:
sosiologi umum yang mencakup kepribadian individu dan kelompok manusm;
sosiologi agama;
sosiologi hukum dan moral yang mencakup organisasi politik, organisasi sosial, perkawinan dan keluarga;
sosiologi tentang kejahatan;
sosiologi ekonomi yang mencakup ukuran-ukuran penelitian dan kelompok kerja;
demografi yang mencakup masyarakat perkotaan dan pedesaan;
dan sosiologi estetika.
Dia juga menekankan pentingnya penelitian perbandingan karena sosiologi merupakan ilmu mengenal masyarakat. Disamping itu, Durkheim mengulas solidaritas dan angka bunuh diri dalam masyarakat bersahaja sebagai bersifat mekanis karena sifatnya yang spontan, sedangkan pada masyarakat yang kompleks bersifat organis. Hasil karyanya yang terkemuka antara lain:
The Social Division of Labor (1893);
The Rules of Sociological Method (1895);
The Elementary Forms of Religious Life (1912).
4. Max Weber
Sosiologi dikatakannya sebagai ilmu yang berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi sosial. Max Weber, seorang jerman, berusaha memberikan pengertian mengenai perilaku manusia dan sekaligus menelah sebab-sebab terjadinya interaksi sosial.
Disamping terkenal dengan metode pengertiannya (method of understanding). Max Weber juga terkenal dengan teori ideal typus. Ideal typus merupakan suatu konstruksi dalam pikiran seorang peneliti yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis gejala-gejala dalam masyarakat.
Ajaran-ajaran Max Weber amat menyumbang perkembangan sosiologi, misalnya analisisnya tentang wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasiorganisasi ekonomi, dan seterusnya.
Karya yang ditulisnya, antara lain adalah:
The History of Tradmg Companies During the Moddle Ages (disertasi, 1889);
Economy and Society (1920);
Collected Essays on Sociology of Relzgzon (3 jilid,1921);
Collected Essays on Sociology and Social Problems (1924);
From Max Weber: Essays in Sociology (diterjemahkan dan diedit oleh
H.H. Gerth dan .C. Wright Mills, 1946);
The Theory of Socialand Economic Organization (diterjemahkan oleh Talcott Parsons, 1947); ‘
Alex Weber on the Methodology of Social Sciences (diterjemahkan oleh E .A Shils dan H. A. Finch, 1949).
5. Georg Simmel
Menurut Georg Simmel, sosiologi merupakan ilmu pengetahuan khusus, yaitu satu-satunya ilmu pengetahuan analistis yang abstrak di antara semua ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Menurutnya masyarakat merupakan suatu proses yang berjalan dan berkembang terus. Masyarakat ada di mana individu mengadakan interaksi dengan individu-individu lainnya. Interaksi timbul karena kepentingan-kepentingan dan dorongan tertentu.
Georg Simmel mengatakan bahwa objek sosiologi merupakan bentuk-bentuk hubungan antarmanusia.
Mazhab yang dipelopori Simmel adalah mazhab sosiologi formal.
Di antara hasil-hasil karyanya, adalah
a. Concerning Social Dy’ferentiation (1890);
b. Sociology, Studies of the Forms of Socialization (1908);
c. Basic Problems of Sociology (1917); & Conflict anadem Culture (1918).
6. William Graham Sumner
Sistem sosiologi Sumner (seorang Amerika) didasarkan pada konsep in-gmup dan out-group. Masyarakat merupakan peleburan dari kelompok-kelompok sosial. Kebiasaan dan tata kelakuan merupakan petunjuk-petunjuk bagaimana harus memperlakukan warga-warga sekelompok, maupun warga-warga dari kelompok lainnya Apabila suatu kebiasaan dianggap demikian pentingnya bagi kesejahteraan kelompok sosial kebiasaan tersebut menjadi tata kelakuan atau moral kelompok yang mempunyai sanksisanksi yang tegas.
Menurut Sumner, ada empat dorongan yang universal dalam diri manusia, yaitu rasa lapar, rasa cinta, rasa takut, dan rasa hampa. Dari dorongan tersebut timbullah kepentingan-kepentingan, yang menyebabkan terjadinya pola-pola kegiatan kebudayaan. Oleh karena itu, keempat dorongan tersebut merupakan kekuatan-kekuatan sosial yang terpokok.
Hasil karyanya misalnya:
Collected Essays on Political and Science (1885);
What Social Classes Owe to Folkways (1907)
Selected Essays of William Graham Sumner (1924);
The Science of Sociology (dengan A.C. Keller, 1927);
Essays of William Graham Sumner (2 jilid, 1934).
Baca juga: Sejarah Nabi Muhammad
7. Vilpredo Pareto
Vilpredo Pareto telah membuat beberapa teori dalam sosiologi yang dianggap sebagai logi-experimental science. Sosiologinya didasarkan pada observasi terhadap tindakan-tindakan, eksperimen terhadap fakta-fakta dan rumus-rumus matematis.
Dalil-dalil yang umum kata pareto hendaknya dibentuk atas dasar metode induksispekulasi dan pertanyaan yang aprioritis tidak bernilai bagi ilmu pengetahuan. Menurut dia, masyarakat merupakan system kekuatan yang seimbang dan keseimbangan tersebut tergantung pada ciri-ciri tingkah laku dan tindakan-tindakan manusia dan tindakan manusia itu tergantung dari keinginan-keinginan serta dorongan-dorongan dalam dirinya.