Jogja atau Yogyakarta dikenal sebagai salah satu daerah provinsi yang memiliki status “istimewa” di Indonesia. Kota Jogja juga merupakan daerah yang memiliki banyak istilah panggilan seperti kota pelajar, kota pariwisata, kota budaya, dan kota seniman. Tarian adat Jogja menjadi salah satu budaya istimewanya.
Sudah dari dahulu Jogja menjadi sebagai salah satu pusat budaya dan kesenian yang ada di Pulau Jawa. Hal itu terbukti dari beragam kekayaan kesenian dan budayanya yang hingga saat ini masih dapat terlihat jelas dalam kehidupan keseharian warganya.
Keberadaan Keraton Jogjakarta juga membuktikan bahwa Jogja merupakan salah satu daerah yang menjaga adiluhung budaya para leluhur yang memiliki nilai seni tinggi, istimewa, dan klasik. Berikut daftar tarian adat Jogja yang istimewa dan klasik:
Daftar Isi
Tari Golek Pamularsih
Tarian Golek Pamularsih menjadi salah satu tarian istimewa karena diciptakan dan diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Tarian ini sendiri merupakan tari yang menggambarkan tingkah pola seorang gadis remaja yang sedang dalam masa “mekar-mekarnya”.
Masa-masa itu ditunjukan dengan senangnya seorang gadis untuk berdandan dan bersolek dengan kemayu. Bagaikan seorang gadis remaja yang dilanda jatuh cinta maka apapun akan dilakukan agar terlihat cantik di depan sang pujaan hati.
Para penari akan sebisa mungkin tampil secantiknya dengan gerakan yang anggun menampilkan kecantikan kepada semua orang. Dalam pakaian dan kostum mengenakan rompi golek dan slepe serta kain jarik.
Tari Srikandi Suradewati
Tarian Srikandi Surandewati merupakan salah satu tarian klasik gaya Jogjakarta. Dalam pemetasannya dilakukan dengan berpasangan antara laki-laki dan perempuan. Tarian tersebut berlatarbelakang cerita Serat Mahabharata.
Baca juga: Tarian Adat Jawa Barat
Sebuah tarian yang bercerita kisah peperangan antar para dewi yaitu Dewi Suradewati dan Dewi Srikandi. Gerakan tari mengacu pada gerakan klasik ala Jogjakarta dengan konsep pewayangan. Busana tarian ini mengenakan pakaian wayang orang dengan mahkota khas, rompi, kain sarung, dan selendang Jawa.
Tari Beksan Lawung Ageng
Sebuah tarian yang juga salah satu dari tarian Keraton Jogjakarta. Memiliki jumlah penari yang cukup banyak dalam satu acara pementasan. Tarian ini juga merupakan tarian yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwono I.
Tari Beksan Ageng menjadi salah satu tarian ritual kekeratonan yang ditunjukan pada acara-acara besar seperti penobatan raja, hari ulang tahun raja, pernikahan para putra-putri sultan, dan acara besar lainnya. Tarian ini juga menjadi simbol dari ketangkasan para prajurit serta simbol latihan perang.
Tari Golek Ayun-Ayun
Tari Golek Ayun-Ayun sebagai sebuah tarian penyambutan tamu-tamu kehormatan dalam acara besar di Jogjakarta. Tarian ini juga merupakan tarian turunan dari Tari Golek Pamularsih yang bercerita tentang penari yang menggambarkan seorang gadis remaja yang senang bersolek.
Memiliki gerakan tarian yang lemah lembut dan gemulai sebagai ciri khas dan keunikan tarian ini. Tedapat juga gerakan seolah-olah menyulam kain yang diperagakan oleh penari. Busana dan pakaian yang dikenakan hampir serupa dengan Tari Golek Pamularsih dengan mahkota kepala yang berbeda.
Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi
Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi menjadi salah satu keragaman tarian klasik dalam Keraton Kesultanan Jogjakarta. Tarian Bedhaya Sang Amurwabhumi diciptakan Sultan Hamengku Buwono X dengan koreografer K.R.T Sasmintadipura.
Sri Sultan terinspirasi dari kisah Serat Pararaton dengan tokohnya yaitu Sang Amurwabhumi yang memiliki riwayat hidup taat akan ajaran Hasta Karma Pratama atau Delapan Ajaran Kebenaran.
Tari Bedhaya Sang Amurwabhumi sendiri memiliki gerakan yang tercipta dari sembilan penari yang dimana setiap adegan tari akan terbagi menjadi tiga rakitan gerakan sebagai simbolisasi konsep “Tri Tirta”.
Tari Langen Asmoro
Tarian Langen Asmoro bertemakan tarian tentang percintaan sepasang kekasih yang sedang dimabuk cinta. Sepasang kekasih tersebut digambarkan saling memadu kasih, bermesra-mesraan, dan bahagia bersama dalam hidupnya.
Tidak ada pengambaran konflik sepasang kekasih tersebut dalam tarian ini. Biasanya tarian ini dipentaskan pada acara-acara pernikahan, lamaran, dan acara resmi lainnya. Tujuan Tarian Langen Asmoro sebagai inspirasi para pengantin agar selalu bahagia dan jauh dari konflik.
Tari Klana Raja
Sebuah bentuk salah satu tarian klasik dengan gaya khas Jogjakarta. Tarian tersebut diciptakan dan dikonsepkan oleh seorang seniman dan budayawan Soenartomo Tjondroradono.
Tarian ini terinspirasi dari cerita lakon Wayang Wong yang mana seorang raja sedang merasakan jatuh cinta pada seorang putri. Gerakan tarian ini juga menggambarkan adegan pada cerita lakon tersebut.
Busana dan pakaian yang dikenakan oleh penari memiliki ciri khas seperti figur seorang raja yang mengenakan mahkota dan pakaian ala wayang orang. Penari akan menampilkan sosok raja yang agung dan gagah. Musik yang mengiri tarian ini ialah irama gending khas Jawa.
Baca juga: Tarian Adat Jakarta
Sebagai salah satu pusat budaya dan kesenian di Pulau Jawa, Jogjakarta hadir dengan keistimewaan yang hadir dalam tarian-tariannya. Itulah 7 tarian adat jogja yang istimewa dan klasik sebagai informasi untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya Nusantara.
