Daftar Isi
Tari Kataga – Pernah melihat Tari Kataga? Tari Kataga merupakan salah satu tari tradisional yang merupakan tari atraksi perang.
Tari ini sangat populer di Sumba Barat, NTT. Orang-orang yang memainkan tarian ini adalah para kaum pria dengan mengenakan kostum adat lengkap dengan senjata. Untuk senjata yang digunakan yaitu pedang dan tameng.
Tari Kataga biasanya ditunjukkan ketika ada acara trip sumba atau perayaan tertentu seperti upacara adat, festival kebudayaan, acara penyambutan tamu, dan lain sebagainya.
Sampai sekarang pun tradisi menarikan Tari Kataga masih dipertahankan dan terus diajarkan kepada para generasi muda agar tari tradisional dari Sumba ini tidak punah.
Asal Usul Tari Kataga, Tari Sumba yang Populer
Dulu, ketika jaman masih Megalitikum di Anakalang, berlangsung pertempuran antar marga (antar suku dan kampung). Pertempuran ini dinamakan sebagai perang tanding.
Peperangan tersebut menyebabkan kekacauan dan ketakukan dimana-mana. Perang ini juga menjadi perang yang sangat mengerikan.
Hal ini karena pihak yang berhasil memenangkan peperangan akan membawa kepala dari pihak yang kalah dan dijadikan sebagai simbol kemenangan.
Lalu apa yang akan dilakukan dengan kepala tersebut? Kepala musuh yang berhasil mereka penggal kemudian akan digantung di Adung Pelataran atau Tolara.
Jika nanti ada pihak ketiga yang akan mengadakan perjanjian damai, maka mereka bisa mengambil tengkorak kepala musuh tersebut yang akan dijadikan sebagai simbol perdamaian.
Umumnya, jika sudah berdamai maka prajurit-prajurit yang ikut dalam perang akan mulai mengajarkan bagaimana cara menyerang, bertahan, menangkis, menghindar, bahkan bagaimana cara untuk memotong kepala musuh.
Setelah peperangan ini benar-benar hilang, maka diganti dengan gerakan tari yang kita kenal dengan sebutan Tari Kataga.
Kata Telaga sendiri berasal dari Kataghu yang memiliki arti memotong kepala korban perang dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan lawan.
Kostum Tari Kataga
Lalu bagaimana dengan kostum yang dipakai oleh para penari yang ingin mempertunjukkan tarian Kataga? Umumnya mereka akan mengenakan busana adat Sumba.
Untuk laki-laki, mereka akan mengenakan kaos maupun dibiarkan terbuka di bagian atas. Selanjutnya, di bagian bawah mengenakan celana pendek.
Untuk bagian luarnya, mereka akan mengenakan kain putih khas serta ikat pinggang besar yang berwarna hitam.
Di bagian kepala, mereka akan mengenakan ikat kepala dengan beragam model dan warna. Setelah itu, mereka juga akan menggunakan pedang dan juga tameng berbentuk lingkaran yang dipakai sebagai alat pelindung dari serangan musuh.
Gerakan Tari Kataga
Sebagian besar gerakan Tari Kataga merupakan gerakan ayunan pedang serta gerakan kaki yang melompat-lompat, lalu diikuti gerakan badang seperti halnya ketika menghindari musuh.
Gerakan tersebut juga diselingi dengan menepukan tameng atau perisai pada saat melakukan formasi berbaris. Terdapat juga teriakan yang cukup keras dan nyaring ketika melawan musuh.
Tari Kataga ditampilkan dengan penuh tenaga dan semangat. Untuk setiap gerakannya cukup sulit dan memang tidak bisa langsung dikuasai hanya satu atau dua kali coba.
Jika ada orang yang berniat belajar Tari Kataga, mereka harus benar-benar fokus untuk mempelajari tari ini. Bukan itu saja, diperlukan kekompakan agar tarian ini benar-benar enak dilihat.
Jadi, Tari Kataga bukan hanya soal kemampuan individu saja. Namun semua orang yang tergabung dalam Tari Kataga harus benar-benar kompak.
Untuk jumlah penari biasanya minimal 8 orang dan didominasi oleh kaum laki-laki. Tari Kataga juga akan diikuti oleh permainan musik khas dari alat musik berupa gong yang dimainkan dalam tempo cepat, ditambah dengan tariakan para penari.
Ada juga suara yang berasal dari tepukan tameng dan gemerincing lonceng yang dipakai di badan para penari. Dengan memadukan semua hal tersebut, maka akan menghasilkan sebuah Tari Kataga yang sangat indah.
Makna yang Terkandung Dalam Tari Kataga
Tari Kataga memiliki arti tersendiri dimana tari ini diangkat dari sejarah masyarakat Sumba pada jaman dahulu. Tarian ini mempunyai nilai seni dilihat dari kostum dan gerakan para penarinya.
Sementar untuk nilai filosofisnya, tarian ini merupakan sebuah simbol kekuatan, ketangkasan, dan keberanian di dalam menegakkan kebenaran.