Apa sih yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata Sumatra Utara? Suatu provinsi di Indonesia? Atau tempat berkumpulnya Suku Batak?
Semua pemikiran itu memang benar sih. Sumatra Utara (Sumut) adalah provinsi terbesar ke 4 di Indonesia.
Meskipun menjadi markas berkumpulnya Suku Batak, Sumatra Utara juga memiliki suku adat yang lain. Tercatat sebanyak 13 suku adat mendiami Sumatra Utara. Keragaman suku inilah yang membuat rumah adat di Sumut memiliki banyak jenis. Provinsi ini memiliki sekitar 8 jenis rumah adat.
Eits tapi sebelum mengetahui filosofi dari setiap rumah adat di Sumatra Utara, kamu perlu tahu 1 fakta penting.
Bahwa meskipun rumah adat di Sumatra Utara ada 8 jenis, yang diakui oleh Nasional hanya ada 1 yaitu Bolon. Bolon secara nasional diakui sebagai perwakilan rumah adat di Sumatra utara. Hal itu pula yang membuat Bolon dijadikan sebagai kiblat rumah adat di provinsi ini.
Nah, walaupun hanya 1 yang diakui Nasional, kamu tetap perlu tahu 8 jenis rumah peninggalan leluhur di Sumut. Apa saja sih namanya?
Daftar Isi
1. Rumah Adat Nias
Rumah Adat Nias memiliki nama lain Omo Hada dan Omo Sebua. Omo Hada ditempati oleh masyarakat biasa, sedangkan Omo Sebua ditempati oleh tuhenori (kepala negeri), salawa (kepala desa) serta kepala bangsawan.
Desain arsitektur yang dianut Rumah Adat Nias adalah sederhana dengan sentuhan sangat tradisional. Bentuknya serupa rumah panggung dan memiliki tiang sebagi penyangganya. Umumnya tiang yang digunakan berasal dari kayu nibung.
Rumah Adat Nias digunakan di seluruh wilayah Nias. Denah Rumah Adat Nias di Nias Utara dan Nias Tengah berbentuk persegi panjang, sedangkan Nias Barat, Timur dan Selatan berbentuk bulat.
2. Rumah Adat Bolon
Bolon adalah simbol ikonik masyarakat Sumatra Utara. Desainnya berbentuk peregi panjang dengan seluruh material pembangunannya berasal dari alam. Nama lain dari rumah adat ini adalah Rumah Balai Batak Toba karena menyerupai sebuah balai.
Karena berbentuk seperti balai, rumah adat ini bisa ditempati oleh 4-6 keluarga yang hidup bersama. Bolon tidak memiliki sekat, jadi seluruh anggota keluarga akan tidur bersama dalam 1 ruangan. Rumah adat ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu Jabu Parsakitan sebagai tempat penyimpanan dan Jabu Bolon sebagai ruangan untuk keluarga besar. Unik, kan?
3. Rumah Adat Pakpak
Sesuai namanya, rumah adat ini dibuat oleh Suku Pakpak. Sama halnya dengan rumah adat Sumatra Utara lainnya, bangunan ini juga berbentuk rumah panggung. Tiang penyangganya cukup tinggi dan berasal dari kayu yang kuat. Atapnya berasal dari ijuk yang disusun sangat rapi. Nama lain dari Rumah Adat Pakpak adalah Jerro.
Baca juga: Legenda Sumatra Utara
4. Rumah Adat Karo
Rumah Adat Karo memiliki luas yang serupa dengan Bolon. Sangking luasnya, Rumah Adat Karo mampu menampung 8 kepala keluarga. Biasanya mereka yang tinggal bersama masih dalam satu lingkup sanak saudara. Setiap harinya seluruh anggota keluarga pasti memiliki peran masing-masing dalam disetiap kegiatan rumah.
Siwaluh Jabu adalah nama lain Rumah Adat Karo. Satu siwaluh jabu terdiri dari Jabu Jahe dan Jabu Julu. Kedua jabu akan terbagi lagi menjadi 2 baru setelahnya kan terbagi dalam beberapa jabu. Jabu adalah istilah lain dari ruangan.
5. Rumah Adat Sumatera Utara Melayu
Posisi Sumatra yang berdekatan dengan Malaysia juga membawa pengaruh pada arsitektur rumah adat. Lahirlah Rumah Adat Melayu yang kental dengan pengaruh budaya dari Melayu. Sedikit berbeda dengan rumah adat Sumatra Utara pada umumnya, Rumah Adat Melayu menggunakan cat warna hijau dan kuning pada dinding kayu. Atapnya terbuat dari ijuk yang disulap menjadi material kayu.
Kamu bisa menjupai Rumah Adat Melayu di Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Lakat dan daerah yang lebih dekat dengan Malaysia.
6. Rumah Adat Mandailing
Rumah Adat Sumatra Utara selanjutnya adalah Mandailing. Rumah ini lahir di daerah Sumatra Utara yang berbatasan dengan provinsi Riau. Suku Mandailing menyebut rumah adat ini sebagai Bagas Godang.
Rumah Adat Manailing masih bisa ditemukan di daerah sekitar Kabupaten Mandailing Natal dan Kabupaten Tapanuli Selatan.
7. Rumah Adat Sumatra Utara Simalungun
Simalungun juga bagian dari warisan budaya dalam bentuk rumah di Sumut. Bangunan jenis ini memberikan arsitektur yang sedikit berbeda dari rumah adat Sumatra Utara umumnya. Atap rumah berbentuk limas dengan kaki bangunan yang terbuat dari kayu gelondong.
8. Rumah Adat Angkola
Rumah Adat Angkola terlahir dari suku Angkola. Arsitektur Rumah Adat Angkola menyerupai Rumah Adat Melayu dengan papan kayu sebagai dinding. Cat yang digunakan pada dindingnya berwarna sedikit lebih gelap cenderung hitam daripada Rumah Adat Melayu.
Nama lain dari rumah adat ini sama dengan Rumah dat Mandailing yaitu Bagas Godang. Inilah alasan kenapa Rumah Adat Angkola sering disebut Rumah Adat Mandailing pula.
Ragam Filosofi dalam Rumah Adat Sumatra Utara
Saat membangun sebuah rumah adat, setiap suku pasti punya maksud dan filosofi tersendiri. Penempatan setiap detail rumah juga diperhitungkan dengan matang. Hampir nggak mungkin setiap rumah adat termasuk di Sumatra Utara dibangun tanpa makna.
Bentuk Rumah
Beberapa jenis rumah adat di Sumatra Utara memiliki bentuk yang serupa dengan kerbau berdiri. Arsitektur ini diperoleh dari kehidupan masyarakat yang sangat dekat dengan Kerbau. Kerbau menjadi salah satu tradisi dari zaman megalitikum di etnis Batak. Derajat sosial seekor kerbau menjadi tinggi sering dikaitkan dengan sesuatu yang sakral.
Desain Atap
Lengkungan di setiap Rumah Adat Sumut adalah penanda kesejahteraan sang pemilik. Anyaman ijuk sebagai atap rumah pun menjadi penanda kepribadian sang pemilik rumah. Kepribadian tersebut dilambangkan dalam 3 warna yaitu putih, hitam dan merah. 3 warna tersebut adalah warna khas masyarakat etnis Batak. Merah untuk keberanian, hitam untuk kepemimpinan dan putih untuk kesucian.
Hiasan Atas Pintu dan Kepala Kerbau
Rumah Adat Sumatra Utara memiliki lukisan yang umum dietakkan di atas pintu. Lukisannya sudah past bergambar kerbau ataupun cicak. Cicak sebagai lambang erat persaudaraan dan kerbau sebagai rasa terimakasih.
Sedangkan kepala kerbau di atap rumah adalah penanda kesejahteraan sang pemilik rumah. Semakin banyak dan tinggi kepala kerbau, maka semakin sejahtera pula keluarga tersebut.
Ukiran Dinding
Sebagian rumah adat di Sumut memiliki ukiran dinding. Ukiran dinding itu disebut odap-odap dengan bentuk mirip buah dada. Bentuknya yang unik mencerminkan bahwa suku batak adalah suku yang subur. Odap-odap juga lambang syukur masyarakat karena Sumatra Utara adalah wilayah yang subur.
Bagian Rumah
Bagian rumah pada Rumah Adat Balai Batak Kota ternyata memiliki filosofi. Bagian rumah yang berupa atap, lantai rumah dan kolong rumah mencerminkan sebuah dimensi kehiupan. Atap adalah dimensi kehidupan tertinggi, lantai adalah tempat manusia hidup dan kolong adalah kehidupan kematian.
Baca juga: Jenis Rumah Adat Aceh
Bagaimana? Sudah tahu kan jenis-jenis Rumah Adat di Sumut? Poin pentingnya adalah meskipun beragam suku dan rumah adat, Sumut tetap hidup berdampingan dengan damai.