Baloy Mayo

Rumah Adat Kalimantan Utara dan Penjelasannya Lengkap

Posted on

Provinsi yang terletak di Pulau Kalimantan ini diresmikan sejak 22 April 2013 lalu. Meskipun tergolong provinsi termuda, Kalimantan Utara (Kaltara) tetap memiliki ciri khas tersendiri.

Mari telisik mulai dari wisata alamnya. Di Kalimantan Utara kamu bisa berwisata di air terjun, pantai, alun-alun hingga pulau yang menawan. Bosan dengan wisata alam? Kaltara juga menawarkan wisata sejarah berupa museum kesultanan di Bulungan. Atau bila kamu tertarik dengan wisata budaya, Kaltara pun sudah menyiapkannya.

Rumah Adat Kalimantan Utara Rumah Baloy
Sumber: Backpaker Jakarta

Kamu bisa melihat upacara adat di berbagai daerah Kaltara. Misalya upacara adat Lakin Ayau, Antiopo. Bisa juga menikmati tarian Esebelen. Kalau masih belum puas juga, kamu bisa melihat rumah adat Kalimantan Utara yang asli dari Suku Tidung. Penasaran kan seperti apa rumah adat Kalimantan Utara itu? Simak baik-baik detailnya di bawah ini.

Detail Bangunan Rumah Baloy

Baloy yaki
Sumber: Folks of Dayak

Jadi Rumah Baloy adalah gabungan dari beberapa bangunan. Saat pertama masuk dari pintu utama, kamu akan menemui Baloy Yaki atau Balai Leluhur. Baloy Yaki berfungsi sebagai tempat sesaji dan berkomunikasi dengan para leluhur. Modelnya serupa rumah panggung dengan pintu dan jendela yang terbuka.

Baloy Mayo
Sumber: Ceritaeka

Setelahnya kamu akan menemui Baloy Mayo. Baloy Mayo inilah bangunan utama dari serangkaian rumah Baloy.

Gaya Arsitektur Rumah Adat Kalimantan Utara

Rumah adat Kalimantan Utara bernama Rumah Baloy. Rumah ini khas dari suku Tidung dari Dayak. Sebenarnya suku Tidung memiliki nama suku Dayak Tidung. Namun karena budaya Islam yang masuk ke Kaltara, suku ini pun berubah nama menjadi Suku Tidung saja. Oh iya, Kalimantan memiliki lebih dari 400 sub Suku Dayak.

Pembangunan Rumah Baloy tidak lepas dari pengaruh budaya Dayak pula. Mulai dari materialnya hingga desain rumah Baloy terdapat pengaruh Dayak. Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa Rumah Baloy merupakan hasil modifikasi dan pengembangan dari Rumah Lamin, Rumah Adat Kalimantan Timur.

Baloy Mayo dibangun dengan kayu jenis ulin. Kayu ini banyak didapatkan di daerah Kalimantan Utara. Kelebihannya kayu ulin adalah awet dan bagus. Kayu ini mampu bertahan bila terendam air dan tidak mudah lapuk. Kayu Ulin justru semakin kuat bila terendam air. Sebagian masyarakat di luar Kaltara menyebut kayu ulin dengan kayu besi. Desainnya berupa rumah adat dengan model rumah panggung.

Rumah adat Kalimantan Utara ini umumnya menghadap ke arah utara, namun pintu utamanya menghadap ke arah selatan. Terdapat ukiran-ukiran khas pesisir pantai di bagian risplang serta atapnya. Bagian atap terbuat dari genting tanah liat yang disusun mengikuti rangka rumah. Kombinasi yang indah, bukan?

Kamu masih bisa menjumpai rumah adat ini secara langsung tak jauh dari Bandara Internasional Juwata Tarakan.

Fungsi Rumah Baloy

Masyarakat Kaltara membangun rumah ini dengan tujuan utama bukan sebagai tempat tinggal. Mereka lebih memanfaatkan sebagai tempat untuk melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan adat dan aktivitas sosial.

Fungsi lain dari Baloy adalah sebagai rumah untuk kepala adat. Rumah Adat Baloy ini menjadi tujuan utama masyarakat Katara bila ingin melangsungkan musyawarah. Kini fungsinya pun bertambah lagi, yaitu digunakan untuk menampilkan khas Suku Tidung, misalnya Tari Jepen.

Pembagian Ruangan dalam Rumah Baloy

Rumah Baloy terbagi menjadi beberapa ruangan. Pembagian ruangannya ada yang berada di dalam Baloy Mayo dan ada pula yang ditempatkan di luar rumah utama. Bila fungsi utama dari rumah Baloy sebagai pusat kegiatan masyarakat Kaltara, namun peruangannya memiliki fungsi yang lebih spesifik.

Apa aja ruangan yang ada di Rumah Baloy?

Ambir Kanan

Ruangan pertama di Baloy Mayo adalah Ambir Kanan atau biasa disebut dengan Ulat Kemagod. Fungsi utama dari ruangan ini adalah untuk beristirahat. Selain itu Ambir Kanan juga berfungsi sebagai tempat berdamai ketika terjadi masalah saat musyawarah dan mufakat telah diputuskan.

Ambir Kiri

Nama lain dari Ambir Kiri adalah Alat Kait. Fungsi utama dari Ambir Kiri adalah sebagai tempat masyarakat Kaltara mengadukan masalah ke tetua adat. Masalahnya bisa bermacam-macam, namun yang paling umum adalah masalah adat. Biasanya sebelum menggelar musyawarah, para tetua adat akan berkumpul di Ambir Kiri bersama masyarakat yang mengadukan masalah.

Ambir Tengah

Sebenarnya masyarakat Kaltara menyebut musyawarah menentukan penelesaian masalah dengan nama pengadilan. Lokasi yang digunakan untuk sidang ada di Ambir Tengah. Ambir Tengah memiliki nama lain Lamin Bantong.

Diantara ruangan yang lain, Ambir Tengah menjadi ruangan yang paling luas. Di ruangan inilah segala persidangan masalah dan musyawarah dilakukan. Sidang pun menghasilkan keputusan yang sudah pasti disetujui oleh tetua adat dan mereka yang memiliki masalah.

Setelahnya mereka yang memiliki masalah akan berdamai di Ambir Kanan.

Lamin Dalom

Ruangan ini menjadi ruangan khusus di Baloy Mayo. Tidak sembarangan orang boleh memasuki ruangan ini. Ruangan ini dikhususkan untuk para tetua adat dan singgasana untuk kepala adat Suku Tidung.

Lubung Intamu

Lubung Intanamu
Sumber: Backpaker Jakarta

Ruangan ini menjadi salah satu dari 2 ruangan yang berada di luar Baloy Mayo. Ruangan yang berada di luar Baloy Mayo sebagian besar digunakan untuk uruan yang bersifat sosial. Misalnya Lubung Intamu atau disebut juga Bayaintamu Apachkuta Adji Radin Alam.

Bangunannya besar dengan model seperti aula. Fungsi utama dari ruangan ini adalah untuk menggelar pertunjukan adat. Fungsi lainnya seperti sebagai tempat pertemuan masarakat adat dalam sekala yang lebih besar misalnya pernikahan, pelantikan dan sejenisnya.

Lubung Kilong

Lubung Kilong
Sumber: Folks of Dayak

Lubung Kilong juga ruangan Baloy yang berada di luar Baloy Mayo. Nama lain dari Lubung Kilong adalah Tamba Bayanginum. Bangunannya terdiri dari 2 lantai. Biasanya difungsikan sebagai tempat untuk menampilkan kesenian khas dari Suku Tidung.

Ciri Khas dan Filosofi Rumah Baloy Sebagai Rumah Adat Kalimantan Utara

Kalau diperhatikan secara detail kembali, Rumah Adat Kalimantan Utara ini mempunyai keunikan yang khas. Keunikan tersebut menciptaka nilai filosofis tersendiri dari Rumah Baloy.

Tentu saja nilai filosofisnya kental dengan budaya dan adat dari Suku Tidung. Berikut ini beberapa makna dan filosofi dari pembangungan Baloy.

  1. Bagian atap Baloy dihiasi dengan ukiran yang menggambarkan eksotisme laut. Ukiran sengaja ditambahkan sebab mayoritas Suku Tidung bekerja sebagai nelayan. Sehingga menambah identitas Suku Tidung di Rumah Baloy.
  2. Fungsi dari ruangan Baloy hampir seluruhnya digunakan untuk kegiatan sosial. Maknanya adalah Suku Tidung gemar beraktivitas dan berinteraksi sosial. Selain itu masyarakat di sana pun senang menyelesaikan masalah dengan musyawarah.
  3. Model rumah panggung merupakan warisan dari suku Dayak Tidung. Suku yang semua menjadi induk dari Suku Tidung sebelum Islam masuk ke provinsi ini.

Kalau kamu berniat melihat secara langsung Komplek Rumah Adat Baloy, usahakan datang pada bulan Desember. Sebab bila beruntung, kamu bisa melihat secara langsung upacara adat Iraw Tengkayu. Upacara adat ini asli dari Suku Tiung yang berada di Tarakan. Pada upaara adat ini, masyarakat akan melarung banyak sesaji di Pantai Amal serta menampilkan beberapa kesenian.

Nah itu dia tentang Rumah Baloy sebagai Rumah Adat Kalimantan Utara. Semoga setelah membaca kamu menjadi lebih paham. Semoga bermanfaat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *