Kalimantan Timur menjadi bagian dari provinsi di Indonesia sejak Januari 1957. Provinsi dengan ibukota bernama Samarinda ini menjadi provinsi paling luas kedua setelah Papua. Julukan yang menjadi ikon provinsi ini adalah Bumi Mulawarman. Bumi Mulawarman disematkan sebab Kerajaan Kutai yang berdiri di provinsi ini berjaya pada masa Mulawarman.
Terlepas dari itu semua, Kalimantan Timur (atau biasa disebut Kaltim) mempunyai adat dalam bentuk rumah yang tersohor hingga sekarang. Setidaknya ada 5 jenis rumah adat Kalimantan Timur yang tercatat dalam sejarah.
Dalam pembangunan setiap rumah, tentu nggak lepas dengan budaya Suku Dayak. Pasalnya suku ini mendominasi hampir seluruh Pulau Kalimantan. So, daripada berkelit, yuk simak 5 jenis rumah khas Kaltim di bawah ini.
Daftar Isi
1. Rumah Adat Kalimantan Timur Lamin
Lamin berasal dari Suku Dayak Kenyahk dan telah ditetapkan secara resmi menjadi rumah adat Kalimantan Timur oleh pemerintah. Sekilas Lamin tampak cukup megah untuk ukuran bangunan adat pada masanya.
Arsitektur Lamin
Salah satu ciri khas yang paling kental dari masyarakat Dayak adalah bangunan tempat tinggal yang sangat luas. Hal ini sejalan dengan fungsinya sebagai tempat tinggal lebih dari 2 kepala keluarga. Lamin dibangun dengan panjang lebih kurang 300 meter dan lebarnya 15 meter. Modelnya berupa rumah panggung beserta penopang tiang yang berasal dari kayu. Umumnya tiang penopang memiliki tinggi 3 meter dengan bentuk silinder. Dengan spesifikasi tersebut, Lamin sanggup dijadikan tempat tinggal untuk 12 sampai 30 keluarga.
Lamin memiliki tangga sebagai jalan utama untuk naik ke bangunan rumah. Tangganya pun tersebar yang menghubungkan pintu masuk satu dengan lainnya. Bagian dindingnya dicat dengan kombinasi warna kuning, hitam, biru dan putih. Pemberian warna pada dinding bukan tanpa alasan, tentu saja hal itu menggambarkan keberanian, keteduhan, kesucian serta kewibawaan Suku Dayak Kenyahk.
Selain menggunakan warna, Lamin pun dipenuhi dengan ornamen yang antik. Misalnya berbentuk hewan, wajah manusia ataupun makhluk lainnya. Ornamen tersebut dipercaya mampu menjaga penghuni rumah dari ilmu hitam yang mengganggu.
Bagian halaman Lamin dipenuhi dengan totem (patung). Totem ini juga berfungsi sebagai penjaga rumah dari ilmu hitam dan malapetaka.
Sejarah lain mengatakan bahwa Lamin pun dibangun oleh Suku Dayak Benuaq. Suku tersebut menganut kepercayaan ati tana ketika membangun tempat tinggal. Seperti apa kepercayaan tersebut?
- Lou atau lamin adalah rumah panjang yang menjadi pusat masyarakat beraktivitas. Selain itu boleh ditinggali oleh masyarakat.
- Belay Jaykung adalah rumah yang ada disekitar Lamin dan berfungsi sebagai dapur atau tempat menyimpan makanan.
Pembagian Ruangan di Lamin
Lamin dibagi menjadi 4 ruangan yaitu kamar tidur, ruang tamu, dapur serta kolong. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda.
- Kamar Tidur
Kamar tidur laki-laki dan perempuan dipisahkan. Bagi yang sudah menikah disediakan kamar khusus yang hanya boleh ditempati mereka. Model penyusunan kamarnya berderet dari ujung hingga ujung. Setiap keluarga memiliki kamar tidur sendiri.
- Ruang Tamu
Ruang tamu Lamin digunakan untuk menerima tamu. Fungsi lainnya sebagai tempat untuk melakukan pertemuan adat. Berbeda dengan ruang utama yang difungsikan sebagai penyipampanan benda pusaka, ruang tamu Lamin cenderung polos dan kosong.
- Dapur
Dapur Lamin memiliki fungsi yang serupa dengan dapur pada umumnya, yaitu tempat memasak dan menyimpan bahan makanan. Dapur ditempatkan pada bagian belakang Lamin.
- Kolong
Kolong Lamin digunakan untuk memelihara hewan ternak, misalnya sapi, kuda atau bahkan kambing. Masyarakat Kaltim tidak takut sebab kolong Lamin memiliki tinggi 3 meter.
Filosofi Lamin
Lamin mampu menampung lebih dari 20 kepala keluarga. Hal ini membuat setiap anggota keluarga yang tinggal di Lamin harus rukun dan saling menghargai. Dengan begitu makna kekeluargaan, kekerabatan dan kebersamaan selalu terjaga.
2. Rumah Adat Kalimantan Timur Bulungan
Bulungan merupakan rumah adat Kalimantan Timur yang berasal dari Kabupaten Bulungan, Tanjung Sekor. Sekilas Bulungan tampak lebih klasik daripada Lamin. Sedangkan Lamin tampak lebih antik.
Arsitektur Bulungan
Kombinasi antara kolonial dengan simetris membuat Bulungan tampak lebih formal dan menawan. Desain kolonial ini terlihat jelas pada bagian atap Bulungan. Bentuk atap Bulungan adalah 3 buah limas dengan pilar megah.
Meskipun terpengaruh kolonial, Bulungan tetap memiliki sisi-sisi kearifan lokal. Misalnya bagian dekorasi rumah yang dipenuhi dengan bunga dan tumbuhan khas Kalimantan. Bagian atap Bulungan juga dihiasi degan tanduk sebagai perwakilan kebudayaan Kaltim. Sedangkan bagian dindingnya diwarnai dengan kombinasi merah, kuning dan hijau yang termasuk pengaruh budaya Melayu.
Oh iya, yang menarik lagi, Bulungan pun memiliki ornamen bahasa arab. Ornamen tersebut sebagai penanda bagaimana Islam membawa pengaruh kepada masyarakat Kaltim.
Fungsi Bulungan
Bulungan tidak digunakan sebagai tempat tinggal atau menetap. Masyarakat Kaltim menggunakannya sebagai tempat pertemuan untuk melangsungkan acara kesultanan Bulungan.
3. Betang
Rumah tradisional masyarakat Kaltim lainnya adalah Betang. Ukurannya hampir serupa dengan Lamin, sehingga mampu ditempati oleh banyak keluarga. Nama lain dari betang adalah Lou, Lamin dan Lewu Hante.
Desain Betang pun hampir serupa dengan Lamin. Di dalam Betang dibagi menjadi 3 ruangan utama yaitu ruang los, kamar tidur serta dapur. Ruang los menjadi poros utama dari Betang. Posisinya berada di tengah dan berfungsi sebagai tempat pertemuan ataupun kegiatan sosial lainnya. Bagian kamar tidur berjejer di sepanjang ruangan. Biasanya kamar tidur orang tua terletak di bagian hulu dan anak berada di bagian hilir. Dapur Betang pun harus menghaap ke arah aliran sungai supaya rezekinya lancar.
Baca juga: Rumah Adat Sulawesi Selatan
Betang menjelma menjadi pusat kegiatan serta kebudayaan masyarakat Kaltim yang sarat akan makna kehidupan. That’s why ruangan dan beberapa desain Betang harus sesuai secara turun temurun.
4. Paser
Rumah adat Kalimantan Timur yang keempat adalah Paser. Paser umumya dibangun pada arah tepian sungai. Paser dibangun dekat sungai sebab sungai menjadi sumber pangan yang menunjang.
Desain Paser serupa rumah panggung yang berbentuk segi empat memanjang. Bagian tiangnya terbuat dari kayu kuat supaya tidak mudah lapuk karena air. Paser pun tidak menggunakan paku sebagai media penyambung kayu. Masyarakat daerah sana menggunakan rotan untuk mengikat bangunan dengan kuat.
Rumah adat ini umumnya dihuni oleh lebih kurang 2 sampai 3 kepala keluarga. Misalnya orang tua, anak menantu dan saudara dari ibu ataupun bapak.
5. Suku Wehea
Suku Wehea menjadi nama rumah adat Kalimantan Timur dan juga salah satu jenis Suku Dayak. Suku Dayak Wehea menjadi suku yang kali pertama menghuni wilayah sungai Wehea atau biasa disebut Long Msaq Teng dan Tlan.
Uniknya suku ini tidak mengenal adanya Betang, Paser, Bulungan ataupun Lamin. Mereka mendirikan sendiri tempat tinggal dengan nama Eweang. Eweang adalah rumah dengan model panggung yang saling bersambungan dengan jembatan. Antara bangunan dengan jembatan disambung menggunakan rotan serta pasek dari kayu.
Baca juga: Rumah Adat Kalimantan Selatan
Nah, itu dia 5 Rumah Adat Kalimantan Timur. Semoga artikel ini bermanfaat ya!