Serupa dengan provinsi Kalimantan pada umumnya, Kalimantan Tengah atau yang biasa disebut dengan Kalteng pun memiliki suku asli yaitu Suku Dayak. Suku Dayak disana dibagi menjadi beberapa golongan, mudahna disebut dengan sub-etnis.
Ada sub-etnis yang bernama Dayak Ngaju, Dayak Manyan, Dayak Ot Danum, Dayak Siang, Dayak Murung dan masih banyak lagi. Inilah yang menjadikan rumah adat Kalimantan Tengah ada 7.
Sebenarnya 7 rumah adat tersebut masih dalam jenis yang sama yaitu Rumah Betang. Model arsitekturnya secara umum berbentu rumah panjang. Biasanya 1 rumah dihuni oleh sekelompok orang. Di dalam Rumah Betang dibagi lagi menjadi beberapa ruangan. Ruangan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Pembagian Ruangan Rumah Adat Bentang
Secara umum ruangan pada Bentang dibagi menjadi 4 bagian umum. Fungsi tiap bagiannya berbeda. Apa saja ruangan tersebut?
Sado
Sado menjadi jalan yang befungsi sebagai tempat lalu lalang para pemilik rumah dari ruangan satu menuju ruangan lain. Umumya masyarakat Kalteng membuat Sado sebagai tempat perlintasan diantara ruang musyawarah, bersantai, tempat menumbuk padi dan sebagainya.
Padong
Padong adalah nama lain dari masyarakat Kalteng untuk menyebut ruang keluarga. Sesuai namanya, ruangan ini berfungsi untuk berkumpul dengan anggota keluarga, bersantai, atau kadang digunakan menerima tamu. Masing-masing kepala keluarga mempunyai 1 Padong.
Bilik
Bilik adalah nama lain dari kamar tidur bagi sang pemilik rumah. Bila pemilik Rumah Betang banyak, maka jumlah Bilik pun menyesuaikan.
Dapur
Dapur di Betang memiliki fungsi yang sama dengan Dapur yang ada di Rumah Adat Jawa. Setiap rumah hanya mempuyai 1 buah Dapur yang terletak di bagian belakang.
Rumah Adat Kalimantan Tengah
Sebelum mengetahui secara detail apa saja rumah adat Kalimantan Tengah, coba simak 8 ciri-ciri rumah adat masyarakat Kalteng yang menjadikannya khas.
- Rumah adat Betang mempunyai tinggi 3 hingga 5 meter dari permukaan tanah. Termasuk rata-rata tinggi rumah berbentuk panggung.
- Hulu bangunan serupa dengan matahari terbit, yaitu Timur. Sedangkan bagian hilirnya menuju Barat.
- Material dinding yang digunakan sebagain besar berasal dari kayu dengan model arsitektur Jengki.
- Bagian atapnya berupa pelana yang memanjang.
- Bagian bangunan utama cukup panjang yang dapat mencapai 150 meter.
- Untuk menuju bangunan utama, ada tangga yang diberi nama Hejot. Biasanya terdapat patung di dekat pintu yang diberi nama Rancak.
- Masyarakat Dayak di Kalteng pun menhias bagian dinding mereka dengan makna kehidupan khas Suku Dayak.
- Pada bagian halaman rumah terdapat sebuah patung untuk pemujaan atau biasa isebut dengan Totem.
Memang 8 ciri-ciri tersebut belum tentu ada disetiap rumah. Tetapi sebagian besar rumah adat Kalimantan Tengah memiliki ciri-ciri tersebut.
1. Rumah Adat Kalimantan Tengah Betang Sei Pasah
Betang Sei Pasah berada di desa Sei Pash bagian Kapuas Hilir. Sampai sekarang rumah ini masih berdiri kokoh di bagian tepi Sungai Kapuas Murung.
Arsitektur Betang Sei Pasah tidak asli. Bangunannya merupakan rekondisi dari bangunan semula agar tampak lebih modern. Bangunannya yang asli hanya tersisa runtuhan tiang saja. Bagian belakang dari Betang Sei Pasah merupakan area pemakaman dari penganut agama Kaharingan. Bentuk pemakannya unik sebab hanya berupa kumpulan tulang yang diletakkan pada Sadung. Tidak lupa diletakkan pula patung penjaga di sebelanya.
Kini Bentang Sei Pasah telah diubah menjadi museum. Segala benda adat dan bersejarah dari Suku Dayak ditempatkan di museum ini.
2. Betang Desa Tumbang Bukoi
Nasib yang sama terjadi pada Bentang Desa Tumbang Bukoi. Rumah aslinya sudah hancur lebur tidak menyisakan apapun. Sehingga Betang Desa Tumbang Bukoi yang sekarang merupakan hasil pembangunan kembali. Meskipun begitu gurat-gurat desain rumah adat ini masih serupa dengan bentuk aslinya.
Materialnya didominasi dengan kayu Ulin. Bagian atapnya yang sekarang menggunakan genteng sehingga lebih kokoh. Lebih dari itu, Bentang Desa Tumbang Bukoi merupakan lambang dan jati diri dari sang pemilik yang patuh terhadap adat istiadat.
Selain itu, masyarakat Suku Dayak pun memusatkan kegiatan pada rumah adat ini. Tradisi ini menjadi lambang keharmonisan dalam lingkungan bermasyarakat.
Kamu bisa menjumpai Betang Desa Tumbang Bukoi di desa Tumbang Bukoi bagian Mandau Tawalang.
3. Betang Damang Batu
Betang Damang Batu bukan merupakan hasil rekondisi dari rumah aslinya. Bangunan ini sudah dibangun sejak 1868. Menurut masyarakat Kalteng, Betang Damang Batu dibangun dan dibuat oleh Temanggung Runjan yang berasa dari Tewah.
Lokasi Betang Damang Batu berada di desa Tumbag Anoi, bagian Kahayan Hulu Utara. Serupa dengan ciri khas rumah ini menghadap sungai Kahayan dan bagian hilirnya menghadap ke Barat.
Baca juga: Rumah Adat Kalimantan Selatan
Arsitekturnya masih didominasi dengan kayu untuk bagian dinding, tiang penyangga bahkan tangga menuju bangunan utama. Dari seluruh jenis rumah adat Kalimantan Tengah lainnya, Betang Damang Batu adalah yang tertua.
4. Rumah Adat Kalimantan Tengah Betang Toyoi
Betang Toyoi berbentuk rumah panggung dengan material pembangunan yang masih didominasi dengan kayu ulin. Bentuknya memanjang ke arah samping dengan kokoh. Betang Toyoi mengalami beberapa perbaikan namun tidak merubah bentuk asli dari rumah ini.
Asal usul rumah ini dinamakan Betang Toyoi sebab Toyoi Panji merupakan orang pertama yang mengenalkan serta membangun Betang Toyoi. Masyarakat Kalteng menyebutkan bahwa rumah ini sudah bediri hampir 150 tahun.
Betang Toyoi dihuni oleh 20 kepala keluarga atau bahkan lebih. Biasanya mereka yang tinggal dalam Betang Toyoi masih kerabat dekat satu sama lain.
5. Rumah Adat Kalimantan Tengah Betang Tambaba
Serupa dengan Betang Toyoi, Betang Tambaba juga dihuni oleh beberapa kepala keluarga dalam 1 rumah panjang. Betang Tambaba tergolong masih alami dan tidak mengalami rekondisi yang mengubah bentuk asli bangunan ini. Sebab itulah Betang Tambaba tergolong dalam salah satu warisan dan cagar budaya yang khas dari Kalimantan Tengah.
Material utama dalam pembangunan rumah ini adalah kayu Ulin. Kayu Ulinlah yang menjadi salah satu faktor Betang Tambaba masih berdiri kokoh hingga sekarang. Desainnya sesuai dengan makna kehidupan dari Suku Dayak.
6. Betang Pasir Panjang
Terletak di Kotawaringin Barat, Pangkalan Bun. Di sana masarakat Suku Dayak masih banyak yang menggunakan Betang Pasir Panjang sebagai tempat tinggal mereka. Jadi nggak heran dari 7 jenis lainnya, Betang Pasir Panjang yang masih sangat lestari.
Di wilayah Kotawaringin, adat istiadat asli Suku Dayak masih dijalankan. Misalnya upacar adat, tari-tarian daerah hingga beragam acara kesenian. Sehingga adat dan budaya masih sangat terasa menjadi pelengkap Betang Pasir Panjang.
Pintu utama dari Betang Pasir Panjang bukan di bagian yang memanjang ke samping, namun di sisi yang lebih pendek. Bagian atapnya cenderung lebih tinggi daripada bangunan utama.
7. Betang Muara Mea
Rumah adat Kalimantan Selatan yang terakhir adalah Betang Muara Mea. Sesuai namanya, rumah ini terletak di desa Muara Mea. Menurut beberapa sumber, Betang Muara Mea didirikan oleh masyaraka Suku Dayak yang menempati area Gunung Purei.
Baca juga: Rumah Adat Kalimantan Timur
Arsitekturnya masih didominasi dengan kayu. Bagian dindingnya dipenuhi dengan lukisan adat yang bermakna kehidupan sehari-hari masyarakat Suku Dayak. Selain itu dibandinkan dengan rumah adat lain, Betang Muara Mea terlihat lebih modern.
Itu dia 7 rumah adat Kalimantan Tengah. Jangan lupa sempatkan berkunjung ke warisan budaya ini kalau kamu ke Kalteng ya!