Rumah Adat Gorontalo Bantayo Poboide

2 Rumah Adat Gorontalo, Lekat dengan Budaya

Posted on

Bantayo Poboide memiliki arti sebagai gedung untuk bermusyawarah. Bantayo berarti gedung, sedangkan Poboide berarti tempat untuk bermusyawarah. Itulah kenapa rumah ini tidak digunakan sebagai tempat tinggal, namun difungsikan sebagai tempat bermusyawarah. Selain itu, Bantayo Poboide pun digunakan sebagai tempat untuk upacara adat, menerima tamu penting negara, dan beberapa acara adat lainnya.

Arsitektur Bantayo Poboide

Material pembangunanya yang paling banyak berasal dari kayu. Jenis kayu yang digunakan ada 2 yaitu kayu hitam dan coklat kemerahan. Kayu coklat kemerahan digunakan pada bagian yang membutuhkan daya tahan lebih kuat. Misalnya pada dinding bangunan, pintu, jendela dan lantai. Sedangkan kayu hitam digunakan pada bagian ukiran, pakar blankon dan bagian kusen.

Luas Bantayo Poboide mencapai 500 meter persegi. Model yang cukup lebar membuat rumah ini memiliki banyak tiang. Ada sekitar 8 tiang pada bagian depan dan tersebar pada setiap penjuru. 2 tiang berada di bagian paling luar disebut Wolihi, sedangkan 6 lainnya berada di bagian lebih ke dalam.

Peletakkan masing-masing tiang ini nggak boleh sembarangan. Masyarakat Gorontalo memiliki makna tersendiri ketika meletakkan tiang penyangga Bantayo poboide. Misalnya 2 tiang penyangga pada bagian terluar adalah lambang kerajaan Limutu dan Gorontalo. Di zaman dahulu kedua kerajaan ini sangat menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Hal ini selaras dengan fungsi kedua tiang ini sebagai penyangga kerangka atap gedung.

Leave a Reply