Rumah Adat Aceh merupakan salah satu alkulturasi budaya di Aceh. Selain Tari Saman dan Rencong, Rumah Adat Aceh juga menjadi salah satu yang ikonik. Bentuknya yang khas dengan unsur budaya dan agama menjadi ciri khas dari rumah adat provinsi ini.
Perpaduan budaya cara menyimpan bahan makanan dengan agama Islam menjadi point of view dari pembuatan rumah di Aceh. Karena provinsi ini menjadi salah satu poros pesebaran Islam di Indonesia, jadi nggak heran bila nuansa islami di setiap sudut Aceh terlihat jelas.
Mayoritas masyarakat Aceh adalah Melayu dengan budaya Islam yang menonjol. Sangking menonjolnya, Islam di provinisi ini juga diterapkan pada hukum pemerintahan. Ini juga yang menjadikan alasan mengapa Aceh pernah dinamai dengan Nangroe Aceh Darussalam.
Kembali ke topik utama tentang Rumah Adat Aceh, kira-kira seperti apa bentuk dan rangkanya? Apakah masih berbentuk rumah panggung atau sudah menggunakan beton?
Tenang. Kamu tidak perlu pergi jauh-jauh ke Aceh untuk sekadar tau rangka dari rumah adatnya. Coba simak serba-serbi dari Rumah Adat Aceh dan Jenisnya di bawah ini.
Daftar Isi
Rangka Rumah Adat Aceh
Rangka umum dari Rumah Adat Aceh masih berbentuk rumah panggung. Bentuk dari setiap rumahnya pun seragam yaitu segi empat dengan lajur yang memanjang dari Barat ke Timur
Material pembuatannya berasal dari kayu dengan atap yang berbahan daun rumbia kering. Penyangga rumah dibuat dari bahan kayu yang kuat sehingga tidak mudah keropos. Biasanya masyarakat di sana membagi rumah adat menjadi 3 hingga 5 ruang. Semakin banyak ruang yang ada dalam rumah, maka semakin banyak pula kayu penyangganya.
Di dalam rumah adat ini tidak terdapat perabot rumah. Sehingga tamu akan duduk bersimpuh di atas tikar alami. Tikar rumah dibuat dari daun yang memiliki akar merambat kokoh dan mudah untuk dianyam. Pintu utama rumah paling tinggi hanya 150cm saja. Biasanya masyarakat Aceh membuat ukuran pintu dengan tinggi 120-150cm. Sehingga orang yang masuk biasanya akan menunduk.
Keadaan ekonomi dari pemilik rumah tempo dulu dapat terlihat dari rumah adat yang ditempati. Bila di setiap sisi rumah memiliki ukiran dan ornamen yang klasik dan indah, maka pemilik tergolong berkecukupan. Lain halnya dengan pemilik yang memiliki rumah panggung biasa dan tanpa ukiran, umumnya mereka tergolong sederhana.
Filosofi Rumah Adat Aceh
Dibalik keunikan Rumah Adat Aceh, ternyata ada filosofinya mengapa dibuat demikian. Apa aja filosofi dari setiap sudut rumah ini?
- Bentuknya dengan lajur yang memanjang dari Barat ke Timur mencerminkan masyarakat Aceh yang selalu mengingat Tuhan. Selain itu, dengan bentuk ini masyarakat menjadi muah menentukan arah kiblat.
- Rumah panggung dimaksudkan supaya air tidak cepat masuk ke rumah bila bencana banjir terjadi.
- Di luar rumah selalu tersedia gentong yang berisi air. Gentong berisi air digunakan untuk mencuci kaki setiap orang yang ingin masuk ke rumah. Gentong air ini mensyaratkan bahwa Aceh sangat cinta kebersihan.
- Ukiran dan ornamen di setiap sudut dinding melambangkan masyarakat Aceh menyukai keindahan.
Komponen Penyusun Rumah
Rumah adat memang memiliki komponen penyusun. Apa sih komponen penyusun itu? Kompone penyusun adalah bagian-bagian dari rumah adat itu sendiri. Hal ini juga berlaku bagi rumah adat di Aceh. Ada 8 komponen penyusun dari rumah adat di provinsi Aceh, apa saja?
Keupaleh
Komponen yang pertama adalah keupaleh. Keupaleh diartikan sebagai gerbang. Tiak semua masyarakat Aceh tempo dulu memiliki keupaleh. Masyarakat dengan tingkat ekonomi yang makmur atau tokoh masyarakat pasti memiliki keupaleh di rumah mereka.
Material keupaleh terbuat dari kayu yang kuat. Rangkanya tersusun dari dua kayu penopang pada bagian kanan dan kiri serta dilengkapi payung bilik di bagian atas.
Tamee
Tamee adalah penopang rumah panggung. Dengan diameter 25 sampai 35 cm tamee dibuat. Tinggi tamee biasanya serupa dengan tinggi pintu rumah. Tamee dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu tamee utama dan beberaa tamee penunjang.
Banyaknya tamee juga bergantung pada banyaknya ruangan dalam rumah. Rumah dengan 3 ruangan memiliki 16 tamee. Sedangkan rumah yang dibagi menjadi 5 ruangan mempuyai 24 tamee. Menurut masyrakat Aceh, tamee akan memudahkan mereka ketika akan pindah rumah tanpa membongkar rumah.
Kroong Padee
Kroong Padee adalah sebutan untuk lumbung padi di wilayah Aceh. Kroong padee ada karena mayoritas masyarakat Aceh tempo dulu memiliki sawah. Selepas panen mereka akan menyimpan padi di kroong padee.
Seulasa
Teras atau seulasa digunakan sebagai tempat bersantai setiap anggota keluarga. Letaknya berada di bagian bawah depan sebelum pintu masuk rumah. Karena berada di bawah, seulasa pasti memiliki anak tangga menuju pintu rumah.
Seuramoe Ukeu
Seuramoe Ukeu berada di dalam rumah bagian depan. Seuramoe Ukeu berfungsi untuk menerima tamu laki-laki. Seuramoe ukeu juga digunakan sebagai ruang makan dan kamar tidur bila tamu laki-laki memutuskan untu menginap.
Seuramoe Likoot
Bila seuramoe ukeu digunakan untuk tamu laki-laki, maka seuramoe likoot digunakan untuk tamu perempuan. Umumnya penemapatan ruangan ini setelah rumoh inong.
Rumoh Inong
Rumoh inong adalah ruang keluarga dan kamar bagi masyarakat Aceh tempo dulu. Letaknya tepat diantara seuramoe ukeu dan likoot dan lebih tinggi. Umumny di sisi kanan dan kiri rumoh inong memiliki sebuah kamar. Terapat lorong penghubung seuramoe ukeu dan likoot diantara rumoh inong.
Rumoh Dapu
Rumoh Dapu adalah dapur. Biasanya letak rumoh dapu berada di bagian paling belakang dan lebih rendah daripada seuramoe likoot.
Jenis-jenis Rumah Adat Aceh
Sebenarnya Rumah Adat Aceh buka hanya Rumoh Aceh saja. Ada 3 jenis rumah adat yang dikenal oleh masyarakat tempo dulu di provinsi ini. Tidak semua jenis rumah memiliki komponen penyusun yang lengkap. Sebagian rumah adat provinsi ini hanya memiliki beberapa komponen penyusun saja.
Rumah jenis apa saja yang ada di Aceh dulu? Mana saja memiliki komponen lengkap? Coba deh simak 3 jenis Rumah Adat Aceh di bawah ini.
Rumoh Aceh
Rumoh Aceh adalah rumah adat dengan komponen penyusun paling lengkap. Ada 8 bagian komponen penyusun untuk mendirikan rumah ini. Rumoh Aceh dulunya dikenal sebagai rumah yang paling mewah, sebab hanya orang kaya dan tokoh ternama saja yang memilikinya.
Baca juga: Tari Adat Aceh
Rumoh Santeut
Rumoh Sateut adalah rumah yang digunakan oleh masyarakat Aceh dengan penghasilan yang lebih rendah. Bedanya dengan rumoh aceh adalah tinggi setiap ruang di dalam rumoh santeut sama. Sebab inilah rumoh ini biasa disebut dengan rumoh datar.
Rangkang
Kalau rangkang adalah serupa gubuk yang digunakan petani untuk melepas lelah ketika berada di sawah. Rangkang hanya memiliki satu ruangan saja. Rangkang didirikan ari material kayu biasa dengan daun rumbia sebagai penutup atap.
Nah itu dia serba-serbi Rumah Adat Aceh. Sekarang kamu jadi tahu lebih banyak kan tentang provinsi ini. Semoga bermanfaat!
Sumber:
https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/arsitektur-rumah-tradisional-aceh/