Kalimantan Utara adalah provinsi baru yang berpisah dari Kalimantan Timur pada tahun 2012 lalu. Memang dapat dikatakan sebagai provinsi yang masih terbilang muda namun Kalimantan Utara tidak tertinggal dalam hal kebudayaan. Kalimantan Utara dihuni oleh sebagian besar suku Jawa dengan transmigrasi sebesar 40%. Selebihnya Kalimantan Utara dihuni oleh suku asli dari Kalimantan Utara. Penduduk di Kalimantan Utara diantaranya Suku Dayak, Suku Bulungan, Suku Tidung, dan Suku Kutai.
Berikut kebudayaan yang terdapat di Kalimantan Utara yang merupakan salah satu provinsi muda di Indonesia.
Pakaian Adat Kalimantan Utara
Penduduk yang tinggal di Kalimantan Utara kebanyakan adalah suku Dayak yang memiliki ciri fisik mirip dengan keturunan Tionghoa yang memiliki pakaian adat bernama Ta’a dan Sapei Sapaq. Walaupun keduanya merupakan pakaian adat asal Kalimantan Timur, namun Kalimantan Utara juga mengakui bahwa keduanya ada pakaian adat Kalimantan Utara.
Walaupun memiliki nama yang sama namun keduanya memiliki ciri khas yang berbeda. Pakaian Ta’a adalah pakaian adat yang dipakai oleh wanita Dayak di Kalimantan. Pakaian tersebut terbuat dari beludru warna hitam dengan Pernik berbentuk manik yang dijahit.
Ta’a merupakan atasan seperti ropi dan bawahan berbentuk rok dengan warna dan motif yang sama, ditambah dengan penutup kepala yang dihias dengan bulu burung enggang dan ditambah hiasan seperti gelang, kalung, dan manik.
Sapei Sapaq merupakan pakaian adat Kalimantan Utara yang digunakan oleh pria. Pakaian ini tidak jauh berbeda dengan Ta’a. perbedaannya yaitu pakaian untuk pria Kalimantan ini berupa gulungan selendang yang dibentuk mirip celanan dalam.
Aksesoris Sapei Sapaq terdapat sebuah Mandau yang dilipkan pada pinggang, perisai perang, dan kalung dari bahan alam seperti tulang, taring babi, dan biji-bijian. Namun untuk saat ini para bangsawan sudah mengganti celana nya dengan menggunakan celanan pendek hitam agar terlihat lebih elok.
Untuk motif busana Kalimantan Utara baik Ta’a maupun Sapei Sapaq ada tiga macam yaitu motif burung enggang, motif harimau serta motif tumbuhan. Busaa motif burung dan harimau biasanya digunakan oleh para bangsawan sedangkan motif tumbuhan digunakan oleh rakyat jelata.
Baca juga : Sejarah Alat Musik Tradisional Indonesia
Rumah Adat Kalimantan Utara
rumah adat dari Kalimantan Utara disebut dengan Rumah Baloy yang merupakan hasil kebudayaan seni arsitektur masyarakat suku Tidung. Rumah yang masih menggunakan sejumlah tiang tinggi namun terlihat lebih modern. Dikatakan bahwa rumah adat ini merupakan pengembangan dari Rumah Panjang yang dihuni oleh Suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur.
Rumbah Baloy ini berbahan dasar dari kayu ulin yang dibangun menghadap utara, dan pintu utamanya menghadap ke selatan. Di dalam rumah Baloy terdapat ruang utama yang biasa disebut Ambir.
Pertama ada Ambir Kiri yang digunakan untuk menerima pengaduan dari masyarakat, Ambir Tengah yang digunakan oleh pemuka adat untuk menyelesaikan masalah, Ambir Kanan digunakan untuk ruang istirahat atau berdamai setelah penyelesaian sebuah perkara, Lamin Dalom adalah singgasana Kepala Adat besar Dayak Tidung.
Di bagian belakang, terdapat bangunan yang ditengah-tengah kolam yang disebut Lubung Kilong. Bangunan ini adalah tempat untuk penampilan kesenian suku Tidung seperti Tarian Japin. Di belakang Lubung Kilong, ada sebuah bangunan besar yang bernama Lubung Intamu, yaitu tempat pertemuan masyarakat adat yang lebih besar, seperti acara pelantikan pemangku adat atau acara musyawarah masyarakat adat se Kalimantan.
Sumber:
https://www.sejarah-negara.com/pakaian-adat-kalimantan-utara-lengkap/#