Menyingkap Misteri Aneh di Balik Penggunaan Passive Voice dalam Artikel

Posted on

Brainstorming tentang passive voice, salah satu topik yang penuh misteri dalam dunia penulisan. Apa itu passive voice? Bagaimana cara penggunaannya? Mengapa begitu banyak orang merasa terjebak dalam perdebatan tak berujung tentang keberadaannya? Mari kita gali lebih dalam lagi!

Sebagai penulis, kita pasti pernah mendengar bahwa menggunakan passive voice di dalam artikel adalah tindakan yang harus dihindari. Namun, apa sebenarnya yang membuatnya begitu “jahat” dalam pandangan banyak orang? Mungkin kita perlu memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan passive voice.

Istilah “passive voice” merujuk pada penyampaian kalimat di mana subjek menerima tindakan, bukan melakukan tindakan itu sendiri. Pernahkah kamu mendengar kalimat seperti “Buku ini ditulis oleh penulis terkenal”? Nah, itulah salah satu contoh penggunaan passive voice, di mana subjek yang sebenarnya melakukan tindakan, yaitu penulis, tidak disorot dalam kalimat tersebut.

Dipuji atau dikutuk, penggunaan passive voice dalam penulisan sedikit banyak memiliki peranannya sendiri. Salah satu alasan penggunaan passive voice adalah untuk mengalihkan fokus pembaca pada objek yang sedang menerima tindakan. Dalam contoh kalimat sebelumnya, perhatian lebih ditujukan pada buku yang ditulis oleh penulis terkenal, bukan pada siapa yang menulisnya.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan passive voice juga dapat membingungkan pembaca dan mempengaruhi aliran narasi. Ketika subjek yang berperan utama diabaikan, informasi yang ingin disampaikan dapat terasa samar. Terlebih lagi dalam dunia SEO, penggunaan passive voice dapat merugikan karena mesin pencari Google cenderung memprioritaskan artikel dengan kalimat aktif yang lebih langsung dan jelas.

Bagaimana kita dapat menghindari jebakan penggunaan passive voice ini? Ada beberapa tips yang dapat kita terapkan. Pertama, kita perlu memastikan bahwa subjek dalam kalimat memiliki peran yang jelas dalam tindakan yang dilakukan. Dengan demikian, pembaca akan lebih mudah memahami informasi yang ingin kita sampaikan.

Selain itu, kita juga dapat menggunakan kalimat aktif untuk menegaskan kejelasan dalam narasi. Dalam kalimat aktif, subjek menjadi fokus utama yang melakukan tindakan, sehingga pembaca akan langsung memahami siapa yang bertindak dan apa yang terjadi.

Jadi, meskipun penggunaan passive voice dalam penulisan bisa menjadi perdebatan yang panjang, yang terpenting adalah bagaimana kita menggunakan teknik ini secara efektif dalam konteks artikel yang kita buat. Dalam dunia penulisan, tak ada aturan yang baku atau benar-benar salah. Semuanya tergantung pada bagaimana kita mengambil keputusan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca.

Seperti dalam kehidupan kita sehari-hari, brainstorming tentang penggunaan passive voice ini adalah seperti membongkar sebuah misteri. Meski tak ada kebenaran yang pasti, setidaknya kita dapat melihat semua sisi diskusi dan membuat keputusan yang paling tepat sesuai dengan kebutuhan artikel yang kita tulis.

Apa Itu Passive Voice?

Passive voice dalam bahasa Inggris merupakan suatu bentuk kalimat di mana subjek menerima tindakan yang dilakukan oleh objek. Biasanya, objek mendapatkan fokus utama dalam kalimat tersebut. Dalam passive voice, subjek yang melakukan tindakan menjadi tidak penting dan sering kali tidak disebutkan.

Cara Menggunakan Passive Voice

Untuk menggunakan passive voice, kita perlu memindahkan objek menjadi subjek dalam kalimat. Objek tersebut akan diikuti oleh bentuk kata kerja to be (am, is, are, was, were) dan kata kerja bentuk ketiga (past participle).

Contoh:

– Active voice: John repairs the car.

– Passive voice: The car is repaired by John.

Dalam beberapa kasus, subjek dalam passive voice bisa ditambahkan dengan preposisi oleh diikuti dengan agen (subjek pada kalimat active voice).

Contoh:

– Active voice: John repairs the car.

– Passive voice: The car is repaired by John.

Tips Menggunakan Passive Voice

1. Menyoroti objek: Jika objek yang hendak kita soroti dalam kalimat, menggunakan passive voice bisa membantu kita untuk memperjelas fokus pada objek tersebut.

2. Penerbitan ilmiah: Dalam beberapa jenis tulisan ilmiah, penggunaan passive voice umum untuk menghilangkan subjek penelitian.

3. Menghindari menyalahkan: Terkadang, passive voice digunakan untuk menghindari menyalahkan pihak tertentu dalam pemberitaan atau laporan.

Kelebihan Penggunaan Passive Voice

1. Memberikan penekanan pada objek: Dalam beberapa konteks, passive voice dapat memberikan penekanan yang lebih besar pada objek daripada subjek dalam kalimat.

2. Situasi tak biasa atau tak lazim: Penggunaan passive voice cocok untuk menggambarkan situasi yang tidak biasa atau tidak lazim yang telah terjadi.

Tujuan Penggunaan Passive Voice

1. Mengalihkan fokus: Memindahkan fokus pada objek yang menerima tindakan dalam kalimat.

2. Menekankan objek: Memberikan penekanan yang lebih besar pada objek daripada subjek dalam kalimat.

3. Menghilangkan subjek penelitian: Dalam penulisan ilmiah, passive voice digunakan untuk menghilangkan subjek penelitian dan lebih menyoroti temuan atau hasil penelitian itu sendiri.

Manfaat Brainstorming tentang Passive Voice

1. Memahami konsep tenses: Dengan melakukan brainstorming tentang passive voice, seseorang dapat lebih memahami konsep tenses yang terkait dengan kalimat pasif.

2. Meningkatkan keterampilan menulis: Dengan aktif melakukan brainstorming tentang passive voice, seseorang dapat meningkatkan keterampilan menulis dan komunikasinya dalam bahasa Inggris.

3. Menyampaikan informasi dengan cara yang berbeda: Penggunaan passive voice dalam penulisan dapat membantu menyampaikan informasi dengan cara yang berbeda dan menarik bagi pembaca.

FAQ tentang Passive Voice:

Q: Mengapa passive voice digunakan dalam penulisan ilmiah?

A: Passive voice sering digunakan dalam penulisan ilmiah karena fokus pada objek dan menjaga keberlangsungan objek penelitian tanpa harus menyoroti subjek penelitian. Hal ini membantu menekankan hasil temuan atau diskusi dalam publikasi ilmiah.

Q: Kapan sebaiknya menggunakan passive voice dalam tulisan?

A: Penggunaan passive voice sebaiknya dipertimbangkan ketika objek mendapatkan fokus utama dalam kalimat dan ketika ingin menghindari menyalahkan pihak tertentu atau sebagai cara yang lebih sopan dalam menyampaikan informasi.

Kesimpulan

Dalam bahasa Inggris, passive voice adalah bentuk kalimat di mana subjek menerima tindakan yang dilakukan oleh objek. Untuk menggunakan passive voice, objek harus dipindahkan menjadi subjek dan diikuti dengan bentuk kata kerja to be dan kata kerja bentuk ketiga. Penggunaan passive voice sering digunakan dalam penulisan ilmiah untuk menyoroti objek penelitian dan hasil temuan. Hal ini juga membantu menyampaikan informasi dengan cara yang berbeda dan menarik. Jadi, ketika menulis, pertimbangkanlah menggunakan passive voice jika ingin memperjelas fokus pada objek, menghindari menyalahkan, atau dalam penulisan ilmiah.

Jika Anda ingin meningkatkan keterampilan menulis dan memahami konsep tenses yang terkait dengan passive voice, lakukanlah brainstorming tentang passive voice. Hal ini akan membantu Anda menyampaikan informasi dengan cara yang berbeda dan memperluas pemahaman bahasa Inggris Anda.

Ayo mulai gunakan passive voice dalam tulisan Anda dan temukan sendiri manfaat dan kelebihannya!

Diyar Shidqul Fatwa
Sebagai dosen dan penulis, saya membawa ilmu ke dalam kata-kata. Selamat datang di dunia pemikiran kritis dan tulisan-tulisan inspiratif saya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *