Tari adat Aceh merupakan warisan budaya tari yang menjadi bagian kekayaan budaya tari di Indonesia dan memiliki kepopuleran di kancah Nasional dan Internasional. Tarian memang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh.
Tari adat Aceh sendiri memiliki ciri khas dan keunikannya tersendiri diantaranya ialah kentalnya unsur nilai islami yang terdapat dalam tariannya. Provinsi Aceh sendiri memang disebut dengan Serambi Mekkah karena latarbelakang sejarah dan nilai islam yan kuat dalam kehidupan sehari-hari masayarakatnya.
Di antara tarian adat Aceh yang terpopuler, kita pasti tahu dengan Tari Saman yang menjadi ikonik tarian dengan nilai unsur islami di dalamnya. Bahkan Tari Saman asal Aceh ini mendapat pengakuan dari dunia internasional melalui UNESCO bahwa tarian ini telah menjadi salah satu warisan budaya tak benda milik Indonesia.
Disamping Tari Saman, tari tradisional asal Aceh masih banyak dan memiliki ciri khas dan keunikan yang tidak kalah menarik untuk diketahui dan dipelajari. Berikut 7 tarian adat Aceh yang terpopuler dan khas yang bisa Anda ketahui:
Daftar Isi
Tari Saman
Tarian Saman memang merupakan tarian populer masyarakat Aceh yang telah mendapat pengakuan internasional dari UNESCO sebagai salah satu warisan budaya tak benda dari Indonesia. Tarian khas ini berasal dari kesenian budaya asli Suku Gayo di dataran tinggi Gayo, Aceh Tenggara.
Tari Saman memang memiliki ciri khas kental akan nuansa islami yang disajikan sebagai pertunjukan perayaan adat Aceh ataupun pertunjukan dalam hari-hari besar Islam seperti hari kelahiran Nabi Muhammad SAW dan sebagainya.
Tarian khas ini dipentaskan tanpa iringan musik alat yang menyertai sehingga musik dan irama suara berasal dari bunyi gerak tepuk para penarinya yang menjadi salah satu ciri Tari Saman. Biasanya terdapat pemandu dan pemimpin tari yang disebut Syekh dengan tugas lain menyanyikan puisi dan syair saman Aceh.
Tari Bines, Tari Adat Aceh yang indah
Tarian Bines ialah salah satu keragaman tari yang berasal dari Suku Gayo di Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Tarian ini juga disebut-sebut sebagai belahan jiwa Tari Saman karena sejarah dan cerita bahwa dahulu leluhur Suku Gayo menciptakan Tari Bines sebagai pengganti Tari Saman.
Hal itu tercipta karena Tari Saman pada zamannya dianggap oleh leluhur Gayo Luwes memiliki gerakan yang terlalu keras dan tidak cocok dibawakan oleh kaum wanita sehingga dibuatlah Tari Bines sebagai pengganti.
Tari Adat Aceh ini juga dianggap sebagai bagian dari penampilan dari Tari Saman dalam pementasannya. Biasanya Tari Bines ditampilkan saat jeda antara penampilan satu grup penari Tari Saman dengan grup lainnya. Keuinikan tarian ini juga ada pada saweran yang diberikan para pemuda pemudi kepada para penari wanita diatas kepala mereka.
Tari Tarek Pukat
Tarian Tarek Pukat merupakan bentuk tarian yang terinspirasi dari budaya masyarakat daerah pesisir Aceh, yaitu Tarek Pukat. Tradisi Tarek Pukat sendiri merupakan tradisi budaya menarik ikan dengan jala secara bersama-sama dan bergotong-royong.
Tarian ini memang menggambarkan kehidupan para nelayan di Aceh. Hasil penangkapan ikan secara bersama-sama dari tradisi Tarek Pukat akan dibagi sama rata kepada semua yang ikut terlibat.
Dalam tariannya Tari Pukat biasa dibawakan oleh 7 orang penari wanita yang lengkap menggunakan kostum tradisional Aceh. Para penari akan menari dengan membawakan ciri khas berupa properti tali sebagai bentuk representasi dari jala para nelayan.
Jala tersebut di dalam bahasa Aceh biasa disebut pukat. Untuk musik pengiring tarian Tarek Pukat biasa menggunakan iringan musik dan nyanyian khas Aceh sebagai pelengkap sajian tari.
Tari Seudati
Kesenian Tarian Seudati merupakan salah satu ragam tarian yang berkembang pertama kali berbarengan dengan masuknya nilai ajaran agama islam dari Timur Tengah ke Aceh. Tari Seudati berasal dari Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Utara.
Asal penyebutan nama Seudati sendiri dipercaya berasal dari kata Shahadatayn yang berarti dua kalimat syahadat dalam islam. Tari ini sebenarnya juga merupakan media dakwah yang disampaikan dengan bentuk kesenian gerak tari yang indah dan kompak.
Dalam Tari Seudati, ciri khas yang ditampilkan ialah gerakan tari yang menggambarkan rasa gembira serta kebersamaan keseluruhan antara para penari dan seluruh bagian tubuh yang ikut bergerak bersama.
Terdapat 8 orang penari dalam membawakan tarian ini dengan gerakan tari yang dinamis dan agresif bergerak secara kesana dan kemari dengan lincah. Disamping itu terdapat 2 orang penyanyi yang mengiringi para penari tersebut. Tarian ini juga sudah mulai dikenal di dunia internasional menyusul Tari Saman sebagai bentuk kekayaan budaya Indonesia.
Tari Ratoh Duek
Tarian Ratoh Duek merupakan salah satu bentuk seni tari tradisional yang berasal dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam. Tarian ini juga disebut sebagai tarian yang identik dan mirip dengan Tari Saman, akan tetapi memiliki perbedaan yang bisa dibedakan secara spesifik.
Baca juga: Tarian Adat Jogja yang Istimewa
Nama Ratoeh/Ratoh sendiri berasal dari kata Rateb/Ratip dalam bahasa Arab yang berarti puji-pujian dan doa yang ditujukan kepada Allah Ta’ala dan para Nabi melalui syair-syair dan puisi-puisi yang dinyanyikan.
Di Dalam pertunjukan tariannya, Tari Ratoeh Duek biasa dibawakan oleh para penari wanita yang berjumlah genap. Perbedaan yang dapat terlihat antara Tari Ratoeh Duek dan Tari Saman ialah pada pakaian dan busana yang dikenakan.
Para penari Tari Ratoeh Duek dalam busana menggunakan polos bewarna yang dipadu padankan dengan kain songket khas Aceh. Sedangkan pada Tari Saman para penari menggunakan busana pakaian adat Suku Gayo. Biasanya penari wanita yang menari berjumlah antara 8-12 orang penari.
Tari Guel, Tari Adat Aceh yang bersejarah
Tarian Guel juga bagian dari kekayaan budaya Suku Gayo yang ada di daerah dataran tinggi Gayo di Aceh Tengah. Tarian tradisional ini biasa ditujukan untuk hiburan rakyat dan bagian dari upacara adat Gayo.
Kata dan istilah “Guel” sendiri memiliki arti membunyikan dan memukul sebuah benda sehingga dapat menimbulkan suara. Tari Guel memang memiliki nilai dan unsur yang terinspirasi dari kondisi alam dan lingkungan kehidupan masyarakat yang dituang ke dalam gerakan simbolis dan irama musik yang selaras.
Tarian ini juga bisa dibilang unik dan berbeda karena terkandung banyak unsur seni di dalamnya seperti unsur sastra, tari, musik, dan budaya yang mengandung makna dan identitas sejarah Suku Gayo.
Tari Rapai Geleng
Tarian Rapai Geleng bukan hanya sekedar tarian tradisional biasa dari Aceh tetapi juga merupakan media dakwah dalam menyebarkan nilai islami. Hal ini dapat terlihat jelas dalam tiap bagian tariannya seperti busana, syair ucapan, dan gerakannya.
Tarian ini benar-benar kental dan mengekspresikan nilai-nilai islami yang terdapat dalam masyarakat Aceh. Selain itu, Tari Rapai Geleng juga menjadi simbol sikap dan perilaku suku di Aceh yang kompak dan penuh nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat dan keseharian.
Tari Rapai Geleng juga menjadi salah satu jenis tari yang populer di Aceh karena keindahan gerak dan syair yang memukau para penonton dan masyarakat yang sedang menyaksikan tarian ini. Biasanya terdapat 12 orang penari pria dalam tarian ini dan terdapat 3 bagian utama dalam tarinnya yaitu saleum(salam), cerita(kisah ajaran agama), lani(penutup).
Baca juga: Tarian Adat Jawa Timur
Demikianlah 7 tari adat Aceh yang terpopuler dan khas yang bisa kita lebih pahami dan mengerti betapa beragam dan kayanya kebudayaan dan nilai kesenian di ujung Pulau Sumatra ini. Masing-masing tarian memiliki keunikan dan ciri khas yang mewakili budaya masyarakat Aceh dan nilai-nilai islam yang kental di dalamnya.