Kera Ayam dan Kepiting
Sumber: dongengceritarakyat.com

8 Legenda dari Sulawesi Tenggara

Posted on

Sudahkah kamu mengenal dan tahu legenda berjudul burung Ntaapo-Apo? Legenda tersebut berasal dari Sulawesi Tenggara. Selain legenda burung Ntaapo-Apo, Sulawesi Tenggara tentunya masih punya koleksi legenda yang lain. Termasuk 8 legenda berikut yang dipercayai oleh masyarakatnya juga.

Asal Usul Burung Ntaapo-Apo

Burung Ntaapo-Apo
Sumber: taldebrooklyn.com

Di Sulawesi Tenggara, ada sebuah kampung bernama Kampung Muna. Di kampung itu, tinggal seorang anak bernama La Ane dan ibunya. La Ane ini begitu nakal dan tak pernah mau membantu ibunya. Kesukaannya hanya bermain gasing saja. Ibunya yang jengkel dengan kelakuan anaknya itu pun memarahinya.

La Ane mulanya tak peduli, namun dia berubah sedih dan kecewa dengan ibunya saat tahu kalau ibunya meninggalkannya ke ladang tanpa menyisakan makanan. Dia pun naik ke atas genteng dan berujar jika dia ingin jadi burung saja supaya bisa bebas tanpa dimarahi ibunya.

Perkataan itu ternyata menjadi kenyataan. La Ane berubah menjadi burung Ntaapo-Apo yang wujudnya mirip dengan cenderawasih. Si ibu yang baru pulang dari ladang pun mencari di mana gerangan anaknya. Dia baru tahu kalau anaknya telah berubah menjadi burung. Ibunya begitu menyesal dan ditinggalkan oleh anaknya terbang entah kemana.

Legenda La Sirimbone

La Sirimbone
Sumber: dongengceritarakyat.com

Akibat dari Wa Roe, ibu dari La Sirimbone menikah lagi, La Sirimbone terpaksa harus dibuang ke hutan agar tak dipukuli dan dimarahi oleh bapak tirinya. La Sirimbone yang kecil itu pun ditolong oleh raksasa putri yang merawatnya hingga dewasa. Setelah dewasa, La Sirimbone yang mulai melepaskan diri dari raksasa itu bertemu dengan seorang kakek yang memberinya keris sakti.

Ketika melanjutkan perjalanan, La Sirimbone bertemu dengan gadis bernama Wa Ngkurorio. Gadis itu ternyata menjadi tawanan naga dan akan disantap oleh naga itu. Tak tega, La Sirimbone pun mengatur cara untuk melawan si naga itu. Dengan kekuatan dari keris yang dia miliki, dia dapat membunuh si naga. Wa Ngkurorio akhirnya bisa selamat begitu juga dengan tawanan lainnya.

Legenda Oheo

Legenda Oheo
Sumber: caritra.tumblr.com

Oheo adalah seorang petani tebu tampan yang menikahi seorang bidari kahyangan. Akibat kesalahannya yang menyembunyikan selendang istrinya, maka Oheo tak dapat berjumpa dengan istrinya lagi. Menyesali perbuatannya, Oheo meminta bantuan tumbuhan Ue Wai untuk membawanya ke kahyangan.

Setibanya di istana sang istri, raja sekaligus ayah bidadari itu memberikan 3 syarat pada Oheo karena dia telah menyakiti hati anaknya. Syarat pertama dan kedua berhasil dilalui dengan mudah. Namun, pada syarat ketiga, Oheo cukup kesulitan karena dia harus menemukan istrinya yang tidur di kegelapan. Untunglah, ada kunang-kunang yang mau membantunya, sehingga dia berhasil menemukan istrinya. Mereka pun saling memaafkan dan kembali ke bumi.

Legenda Gunung Saba Mpolulu

Legenda Mpolulu
Sumber: gunungbagging.com

Terdapat dua gunung yang berlokasi tak begitu jauh yaitu Gunung Kamonsope dan Gunung Mata Air. Pada saat terjadi kekeringan, Gunung Kamonsope masih memiliki banyak kandungan air. Sementara, Gunung Mata Air justru kekeringan. Penjaga Gunung Mata Air pun mendatangi Gunung Kamansope untuk meminta diberikan air. Namun, penjaga Gunung Mata Air tak mau memberikannya karena daerah di sekitarnya juga membutuhkan.

Dendam dengan perlakuan penjaga Gunung Kamansope, akhirnya penjaga Gunung Mata Air menembakkan meriam berkali-kali ke arah Gunung Kamansope. Tetapi, serangan itu tak ada yang berhasil. Lantas, penjaga Gunung Kamansope pun ikut membalas serangan itu. Hanya butuh satu serangan, puncak Gunung Mata Air menjadi hilang. Setelah peristiwa ini, Gunung Mata Air berubah menjadi Gunung Saba Mpolulu.

Legenda Gunung Mekongga

Gunung Mekongga
Sumber: zonasultra.com

Kolaka, Sulawesi Tenggara dahulu dikenal dengan nama Sorume. Daerah tersebut tiba-tiba didatangi burung Kongga (elang besar). Burung tersebut suka memakan hewan peliharaan warga sehingga kehadirannya sangat meresahkan. Para warga pun meminta nasihat Larumbalangi dari negeri Solumba untuk menangani Kongga tersebut.

Larumbalangi menyarankan agar elang itu dijebak dengan diberi mangsa yang dikelilingi oleh bambu beracun. Lantas, para warga segera mencari siapa orang yang mau dijadikan jebakan mangsa Kongga. Dari banyaknya warga yang bersedia, Tasahea, seorang warga biasa lah yang terpilih untuk menjadi umpan bagi Kongga.

Beberapa waktu kemudian, Kongga mulai mendekat dan siap menerkam Tasahea, namun Kongga sudah keduluan tertusuk bambu dan terluka. Dengan sisa kekuatan yang dimiliki, burung tersebut terbang ke arah gunung dan jatuh di puncak gunung tersebut. Warga pun bersorak sorai merayakan kemenangan. Gunung itulah kini yang dijuluki oleh warga Kolaka sebagai Gunung Mekongga.

Legenda Niining Kubaea

Niining Kubaea
Sumber: mamansoleman.net

Niining Kubaea adalah seorang janda tua yang tinggal sendiri di pinggiran sungai. Suatu hari, dia didatangi oleh 3 orang pemuda yang menjual bayi kepadanya. Niining pun membeli bayi itu. Bayi tersebut dirawat dengan begitu baiknya hingga menjadi gadis cantik dan berbudi.

Kecantikan ini terkenal hingga ke seluruh negeri. Raja pun tahu dan merasa iri karena kecantikan si gadis mengalahi kecantikan putrinya. Kemudian, sang raja menyuruh prajurit untuk membawa Niining dan gadis itu ke istana untuk dihukum gantung.

Untungnya, putra raja tersebut menolong gadis itu sebelum dia benar-benar mati. Putra raja juga mengenali tanda lahir di belakang kepala yang mirip dengan adiknya yang dulu hilang. Diluar dugaan, ternyata gadis itu adalah putri raja itu sendiri yang dulunya diculik saat bayi. Dari kejadian ini, sang raja meminta maaf kepada Niining dan anaknya, sekaligus mengajak mereka tinggal di istana.

Legenda La Moelu

La Moelu
Sumber: merinding.com

La Moelu, seorang anak yatim miskin mendapat hasil memancing ikan kecil yang begitu ajaib. Ikan itu dapat bertambah besar tiap harinya. Dikarenakan dia tak punya wadah yang besar lagi, ikan itu dia lepaskan ke laut dan dia beri nama Jinnade.

Setiap hari, La Moelu datang ke laut untuk bertemu dengan Jinnade. Tetapi, suatu waktu ternyata ada tetangganya yang malah usil memanggil Jinnade dan membawanya pulang untuk dimasak. Hal ini diketahui oleh La Moelu yang melihat temannya memanggang ikan besar. Dengan marah La Moelu pun menggambil ikan yang ternyata tinggal sisa tulang itu.

Tulang tersebut dikubur di halaman rumah La Moelu. Ajaib sekali, tulang yang dikubur itu berubah menjadi pohon yang berbatang emas dan berbuah berlian. Dari pohon itu, La Moelu menjadi orang kaya, tapi dia tetap menjadi orang yang dermawan dengan sering bersedekah ke orang yang membutuhkan.

Kisah Kera, Ayam, dan Kepiting

Kera Ayam dan Kepiting
Sumber: dongengceritarakyat.com

Kera dan Ayam memang bersahabat, tetapi Kera selalu saja usil. Bahkan di suatu sore, Kera dengan tanpa alasan mencabuti bulu Ayam hingga membuatnya kesakitan. Ayam yang kesal itu pun bercerita pada kepiting. Ikut merasa kesal, Kepiting pun memberi usulan untuk membalas perbuatan Kera.

Keesokan harinya, Ayam dan Kepiting berpura-pura mengajak Kera untuk menyebrangi sungai dengan perahu tanah liat dan membohonginya kalau ada banyak buah di sana. Saat tiba di tengah sungai, Kepiting dengan sigap melubangi perahu, begitu juga dengan Ayam. Kera pun sadar kalau mereka ternyata menjebaknya. Cepat-cepat Ayam dan Kepiting menyelamatkan diri. Sedangkan, Kera justru ikut tenggelam dengan perahu tersebut.

Nah, itulah sekilas kisah legenda daerah yang berasal dari Sulawesi Tenggara. Masih ada beberapa legenda lain yang berasal dari daerah lain di provinsi Sulawesi dengan cerita yang juga sama menariknya. Setiap legenda tersebut bisa kamu jadikan tambahan pengetahuan tentang kebudayaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *