Asal Mula Kesultanan Bulungan
Sumber: wartawisata.id

8 Legenda dari Kalimantan Utara

Posted on

Sebuah legenda memang terjadi di masa lalu, namun sama halnya seperti sejarah, mempelajari legenda di masa kini juga sangat penting. Dengan mengenal legenda suatu daerah, kamu akan bisa mengenal kebudayaan suatu daerah tersebut pula. Kali ini, akan ada 8 legenda dari Kalimantan Utara berceritakan tentang asal mula kerajaan hingga kisah seorang pemuda bernama Betawol.

Asal Mula Kerajaan Bulungan

Asal Mula Kesultanan Bulungan
Sumber: wartawisata.id

Hiduplah Asung Luwan, seorang gadis pemimpin Suku Kayan yang menggantikan kepemimpinan kakaknya yang mati dibunuh Sumbang Lawing. Meskipun Suku Kayan sudah hidup berpindah-pindah, Sumbang Lawing terus saja meneror suku itu, karena dia mengincar kecantikan Asung Luwan.

Suatu hari, Asung Luwan bertemu dengan putra raja Brunei yaitu Datuk Mencang. Datuk ternyata jatuh cinta dengan Asung Luwan. Dia lantas melamar Asung, namun Asung memberikan syarat untuk mengalahkan Sumbang Lawing yang langsung disanggupi oleh Datuk Mencang.

Datuk dengan segala taktik yang telah disiapkan, berhasil mengalahkan Sumbang Lawing, sehingga mampu mengusir mundur Sumbang Lawing dari tanah Suku Kayan. Asung Luwan dan Sumbang Lawing pun menikah. Kedua pemimpin itu mulai membangun kerajaan baru bernama Kerajaan Bulungan.

Aki Balak

Aki Balak
Sumber: plimbi.com

Di suatu daerah di Kalimantan Utara, ada seorang laki-laki yang pergi ke hutan untuk mencari kayu. Sayangnya, dia mengalami musibah dan kakinya tertusuk duri sampai membuat kakinya bernanah dan berbau busuk. Akibat penyakit yang menimpanya itu, dia dijuluki sebagai Aki Balak dan diasingkan ke hutan.

Istri dan anak-anaknya merasa sedih dengan kejadian ini, namun sang istri masih terus menyuruh anaknya untuk mengirim makanan ke Aki Balak. Akan tetapi, tiba-tiba saja Aki Balak menghilang dari gubuknya. Tak ada yang tahu kemana perginya. Hingga berhari-hari setelah kepergiannya, Aki Balak justru muncul kembali dengan kondisi sehat.

Dia menceritakan kemana sebelumnya dia menghilang sekaligus berpamitan kalau dia telah menikahi seorang wanita yang telah membuatnya sakit dan menyembuhkannya juga. Dari peristiwa ini, Aki Balak kembali ke hutan tanpa ada satupun yang tahu di mana dia berada tepatnya.

Legenda Betawol

Betawol
Sumber: dongengceritarakyat.com

Betawol merupakan pemuda yang gagah dan tampan, tetapi tergolong miskin di desanya. Suatu hari, dia sedang tertidur di hutan. Tidurnya terganggu oleh suara kecipak air dan suara berisik entah dari mana. Saat dia mencari-cari, ternyata suara itu berasal dari tujuh bidadari yang sedang mandi.

Entah apa yang dipikirkan Betawol, dia memilih mengambil satu selendang milik bidadari itu. Kemudian, saat si bidadari ditinggal oleh saudara-saudaranya, Betawol berpura-pura menolong dan mengajaknya ke rumah. Setelah beberapa hari, kepala suku mengetahui akan hal itu menyuruh agar Betawol menikahi gadis itu untuk menghindari desas-desus warga.

Pernikahan mereka berjalan dengan bahagia. Namun, si bidadari menemukan selendang miliknya. Dia menanyakan hal itu kepada Betawol, dan dijawab dengan entengnya oleh Betawol kalau memang dia yang mengambil itu. Si bidadari yang kecewa itu seketika kembali ke asalnya, kahyangan.

Burung Enggang, si Panglima Burung

Burung Enggang
Sumber: boombastis.com

Jika raja hutan adalah singa, lalu siapakah yang menjadi raja para burung? Jawabannya ada pada kisah ini yang menceritakan tentang pemilihan raja burung di dataran Borneo. Terjadi perdebatan antar burung yang satu dengan yang lain dalam menentukan siapakah burung yang pantas menjadi raja.

Oleh karenanya, perwakilan dari setiap burung mencoba menghadap Dewa agar Dewa membantu pemilihan tersebut. Pemilihan yang disaksikan Dewa itu pun tiba pada keputusan kalau rajawali yang menjadi raja burung, burung enggang menjadi panglima, burung hantu menjadi menteri, dan kakatua menjadi penasehat.

Burung enggang yang begitu kuat dan bertubuh besar yang menjadi panglima bukan hanya terkenal bagi para burung saja. Melainkan, juga terkenal di kalangan manusia. Seperti pada suku Dayak yang mempercayai burung enggang sebagai burung yang membantu mereka dalam setiap peperangan atau perselisihan.

Legenda Sampe

Sampe
Sumber: silontong.com

Sampe menjadi salah satu alat musik dari Suku Dayak di Kalimantan Utara yang mempunyai nilai kesakralan. Nilai sakral ini terlihat dari bentuk dan bebunyian yang dihasilkan. Cara memainkan alat ini yaitu dengan cara dipetik, namun tidak sama dengan gitar. Gitar hanya dipetik dengan satu tangan, tapi sampe dipetik dengan dua tangan.

Dalam legenda yang dipercayai oleh masyarakat setempat, sampe dimainkan dengan suatu ungkapan yang membuat pendengarnya mampu meresapi bebunyian hingga merinding. Bahkan, ada yang sampai kerasukan. Kesakralan sampe juga nampak pada hiasan ukiran burung enggang, burung yang sangat disakralkan juga oleh Suku Dayak.

Legenda Kampung Benayuk

Kampung Benayuk
Sumber: youtube.com

Pada masa dahulu, di Kalimantan Utara ada sebuah perkampungan yang mana tiap orangnya tak ada yang bisa meninggal. Kampung itu disebut dinamai dengan kampung Benayuk. Keajaiban kampung ini sebenarnya didukung oleh adanya pohon sakti yang bisa menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati.

Pada suatu waktu, kampung itu sedang berpesta dan melakukan sebuah tindakan yang tidak wajar yaitu mengawinkan antara kucing dan hiu. Tindakan orang di kampung ini telah melewati batas membuat mereka terkena azab.

Lantas, angin topan dan badai besar menghantam kampung Benayuk. Warga kampung itu berubah menjadi patung, sementara seluruh kampung tenggelam oleh air laut. Itulah kisah dari menghilangnya kampung Benayuk.

Naga Erau dan Putri Karang Melenu

Naga Erau
Sumber: dongengceritarakyat.com

Di kampung Melanti, Hulu Dusun, tinggal seorang pemimpin dusun dan istrinya yang belum dikarunia anak, meskipun sudah berusia lanjut. Saat terjadi hujan selama 7 hari 7 malam, petinggi itu dikejutkan dengan keberadaan sebuah ulat di depan rumahnya. Ulat itu lantas dirawat oleh petinggi dan istrinya.

Siapa sangka, ulat itu semakin hari semakin menjadi besar dan menjadi seekor naga. Ditambah lagi, naga itu ternyata bukanlah naga biasa, dia bisa bicara serta memberikan petunjuk kepada sepasang suami istri untuk mengikutinya hingga ke sebuah sungai.

Setelah menyelam cukup lama, naga itu tiba-tiba keluar dengan mengangkat sebuah gong dan di atasnya ada bayi. Diserahkannya bayi itu untuk dirawat oleh suami istri itu. Kemudian, bayi itu diberi nama Putri Karang Melenu.

Legenda Telor Pecah

Monumen Telur Pecah
Sumber: maskurmambang.com

Di pinggiran anak Sungai Payan, ada sebuah desa yang ditinggali oleh Ku Anyi. Dia  begitu disegani oleh seluruh warga, akan tetapi dia belum dikaruniai anak. Suatu hari, saat dia mencari kayu di hutan, anjing yang dia bawa menggonggong ke arah satu telur dan bambu yang tergelatak di hutan tersebut.

Dia pun membawa dua benda itu ke rumah. Keesokan harinya, Ku Anyi dan istrinya dibangunkan oleh suara tangisan bayi. Kedua bayi itu ternyata berasal dari telur dan bambu tersebut. Bayi tersebut masing-masing berjenis laki-laki dan perempuan.

Jau Iru disematkan sebagai nama bayi laki-laki, sedangkan Lamlai Suri disematkan sebagai nama bayi perempuan. Konon, ketika mereka dewasa, Ku Anyi menikahkan mereka dan pernikahan mereka diabadikan pada sebuah monumen bernama ‘Telor Pecah’.

Legenda-legenda yang ada di Kalimantan Utara tadi hanyalah sebagian saja dari legenda yang ada di daerah tersebut. Namun, 8 legenda tadi sudah dapat mewakili jika Kalimantan Utara juga mempunyai kekayaan budaya berupa legenda yang beragam yang masih terus dilestarikan oleh masyarakatnya.

Sumber:

Syam, Eva Yenita. (2016). Kisah Asung Luwan (Asal Usul Kerajaan Bulungan). Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Murniah, Dad. (2016). Aki Balak: Cerita Rakyat dari Kalimantan Utara. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Suwanti. (2016). Betawol: Cerita Rakyat dari Kalimantan Utara. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Limbong, Elymius. (2019). Cerita Rakyat Kalimantan Utara: Seri 2. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Leave a Reply