Daftar Isi
Rakyat Indonesia, mungkin sudah tidak asing lagi dengan namanya legenda, atau cerita turun temurun dari nenek moyang kita. Sudah banyak legenda yang pernah kita dengar dan masing-masing cerita memiliki amanatnya masing-masing.
Kali ini, kita akan mengupas 5 legenda di Jawa Tengah yang jarang orang lihat. Dari pada penasaran, yuk kita langsung aja melihat beberapa legenda dari Jawa Tengah berikut ini.
1. Legenda Asal Usul Kawah Sikidang Dieng
Apakah kalian pernah mengunjungi kawah sikidang dieng ini? Katanya, kawah ini bisa berpindah dalam satu kawasan luas yang menjadikan kawah ini populer dan banyak dikunjungi oleh para wisatawan. Dan orang-orang di sekitar Dieng memiliki rambut gimbal. Apakah betul? Beginilah legendanya.
Dulu ada seorang putri cantik bernama Shinto Dewi. Tetapi tidak ada lelaki yang dapat menikahinya karena mas kawin yang diminta cukuplah banyak. Suatu hari ada beberapa pengawal utusan seorang pangeran bernama pangeran Sikidang datang melamar.
Lamaran tersebut diterima, tapi di hari pernikahan Shinto Dewi ingin membatalkan pernikahannya karena pangeran Sikidang merupakan manusia berkepala rusa. Shinto Dewi mengajukan syarat untuk membuat sumur dalam waktu satu malam.
Pangeran Sikidang menyetujui persyaratan tersebut, tapi saat akan menyelesaikan sumur itu, Pangeran Sikidang ditimbun oleh tanah oleh pengawal Shinto Dewi yang menyebabkan Pangeran Sikidang tewas.
Namun sebelum tewas, Pangeran Sikidang mengutuk bahwa setiap keturunan Shinto Dewi akan memiliki rambut gimbal. Dan katanya orang-orang Dieng memiliki rambut yang gimbal, apakah benar dari legenda ini?
2. Legenda Gunung Wurung
Di daerah Kebumen, Jawa Tengah, terdapat satu gunung yang cukup unik karena tidak memiliki puncak tertinggi. Konon katanya di suatu daerah di Jawa Tengah hanya merupakan daerah yang datar dan tidak memiliki bukit sama sekali.
Oleh karena itu para sesepuh berdoa pada dewa kahyangan untuk membuatkan gunung di daerah tersebut. Ternyata, para dewa menyanggupi tapi dengan syarat tidak boleh ada yang melihat para dewa saat membuat gunung tersebut.
Setelah itu para sesepuh memberitahukan kepada masyarakat. Dan di hari itu, sejak sore tiba daerah itu menjadi sepi karena masyarakat tidak ada yang berani keluar. Setelah malam tiba, para dewa mengerjakan gunung tersebut.
Hingga pada akhirnya sedikit lagi selesai dan sebentar lagi matahari terbit, ada seorang gadis yang datang ke sungai dekat gunung tersebut dibuat untuk mencuci beras. Dia kaget karena melihat banyak sosok hitam mengerikan yang membawa batu besar seperti sedang membuat pegunungan.
Gadis tersebut teriak meminta pertolongan dan para dewa menyadarinya tak menunggu lama para dewa pergi dan tidak menyelesaikan pekerjaannya. Gadis tersebut lari tanpa mempedulikan berasnya yang terjatuh.
Konon katanya, beras yang jatuh tersebut berubah menjadi batu-batu di sekitar gunung. Oleh karena itu di dekat gunung wurung banyak batu yang berbentuk seperti beras.
3. Legenda Asal Usul Gunung Merapi
Siapa yang tak mengenal gunung merapi? Salah satu gunung yang masih aktif dan sudah beberapa kali meletus ini. Dengan ketenaran gunung ini, ternyata terdapat sebuah legenda di balik gagahnya gunung merapi ini.
Dikisahkan dulu, pulau Jawa merupakan sebuah pulau yang luas namun hanya terdiri dari tanah datar saja. Oleh karena itu para dewa ingin memindahkan sebuah gunung yang bernama gunung Jamurdipa ke suatu daerah di pulau Jawa.
Di tempat yang nantinya akan menjadi tempat gunung merapi, terdapat dua orang empu yang sangat sakit yang sedang membuat keris sakti. Kedua empu ini didatangi oleh para utusan dewa untuk pindah dari tempat tersebut.
Tapi kedua empu itu tidak dapat meninggalkan tempat itu karena tidak sembarang tempat untuk membuat keris sakti. Karena dengan sikap keras tersebut para dewa marah dan memindahkan gunung jamurdipa secara tiba-tiba dan menimbun kedua empu tersebut hingga tewas.
Karena hal itu, gunung jamurdipa yang dulunya bukan gunung yang aktif sekarang memiliki sebuah kawah yang merupakan tempat perapian dalam membuat keris sakti. Dan konon katanya roh kedua empu tersebut menjadi penjaga dari gunung merapi ini.
4. Legenda Asal Mula Baturaden
Dulu, dikisahkan ada seorang pemuda yang bernama Suta yang merupakan seorang abdi kadipaten yang baik hati. Suatu hari, ia menyelamatkan putri adipati dari seekor ular raksasa. Karena kejadian tersebut membuat keduanya menjadi jatuh hati.
Karena hubungan keduanya tak direstui oleh adipati, Suta dipenjara bawah tanah yang dingin dan terdapat banyak genangan air yang menyebabkan Suta mengalami demam tinggi. Mendengar hal tersebut putri adipati tak tega dan memerintahkan pada abdi setianya untuk membantu mengeluarkan Suta dari penjara.
Setelah Suta keluar, mereka berdua melarikan diri lalu menikah dan tinggal di desa terpencil. Dari kisah keduanya, desa yang mereka tinggali bernama Baturaden yang berasal dari Batur yang berarti abdi dan raden yang merupakan keturunan dari seorang adipati.
5. Legenda Rawa Pening
Alkisah ada sepasang suami istri bernama Ki Hajar dan Nyai Selakanta. Mereka adalah orang yang baik namun tidak dikaruniai seorang anak. Sampai suatu ketika Ki Hajar pergi bertapa agar mendapat seorang anak.
Setelah beberapa bulan Ki Hajar bertapa, Nyai Selakanta pun hamil. Setelah melahirkan, ternyata yang dilahirkannya bukan seorang manusia melainkan seekor naga yang dapat berbicara. Nyai Selakanta pun membesarkan naga itu dan memberi nama Baru Klinthing.
Suatu ketika, Baru Klinthing pergi untuk menemui ayahnya yang sedang bertapa. Setelah bertemu ayahnya, Baru Klinthing diperintahkan untuk bertapa di Bukit Tugur. Di sisi lan, ada sebuah desa yang bernama Pathok yang ditinggali oleh orang-orang yang angkuh.
Suatu waktu, mereka akan mengadakan sebuah pesta, sebelum acara dimulai mereka pergi berburu namun tak kunjung hasil sampai akhirnya mereka menemukan seekor naga yang sedang bertapa di Bukit Tugur.
Mereka memotong-motong daging naga tersebut dan dibawa ke pesta. Di tengah-acara pesta datanglah seorang anak lelaki yang tubuhnya dipenuhi luka dan mengeluarkan bau amis, teryata anak tersebut adalah Baru Klinthing.
Baru Klinthing meminta makanan di pesta tersebut karena lapar tapi taka da satupun orang yang memberinya makan. Dia pun diusir dan bertemu dengan seorang nenek yang sudi memberinya makanan yang lezat.
Baru Klinthing berpesan jika nenek itu mendengar suara gemuruh bergegaslah untuk naik ke atas lesung. Baru Klinthing pun pergi lagi ke acara pesta dan menancapkan sebuah lidi. Dia menantang warga desa untuk mencabut lidi tersebut.
Tapi, tak seorang pun bisa mencabutnya. Hingga Baru Klinthing mencabut lidi itu dan terdengar suara gemuruh yang sangat dahsyat. Dari lubang bekas lidi tersebut keluarlah air yang menyebabkan desa tersebut terjadi banjir.
Banjir itu membuat warga desa tenggelam, dan terbentuklah sebuah danau atau rawa yang sekarang dikenal dengan Rawa Pening. Dari kejadian tersebut nenek dan Baru Klinthing saja yang selamat karena menjadikan lesung sebagai perahu.
Setelah kejadian tersebut, Baru Klinthing berubah kembali menjadi seekor naga untuk menjaga Rawa Pening.