Daftar Isi
Sulawesi Tenggara menjadi pelengkap provinsi yang ada di pulau Sulawesi. Provinsi ini menempati bagian tenggara dari pulau Sulawesi.
Provinsi ini memiliki ragam wisata alam yang sangat banyak. Wisata-wisata ini sudah jadi tujuan banyak pelancong domestik maupun mancanegara. Beberapa wisata alam misalnya Taman Laut Wakatobi sebagai perwakilan wisata bawah laut, Pantai Ngambo dan masih banyak lagi yang lainnya.
Selain wisata alam, wisata budaya di Sulawesi Tenggara juga nggak kalah menarik. Misalnya suku-suku adat yang masih mempertahankan adat istiadatnya, lagu daerah yang masih sarat akan makna dan tidak ketinggalan rumah adat Sulawesi Tenggara sendiri.
Tercatat ada 4 jenis rumah adat di provinsi ini, yaitu Buton, Laikas, Banua Tada dan Mekongga. Tentunya masing-masing rumah adat ini memiiki fungsi dan arsitektur yang berbeda. Lebih jelasnya, simak detailnya di bawah ini ya!
1. Rumah Adat Sulawesi Tenggara Buton
Buton berasal dari suatu daerah di Suawesi Tenggara yang bernama Banua Wilio. Dulunya Buton dihuni oleh salah seorang sultan yang bernama Malige. Sehingga masyarakat sekitar lebih mengenal rumah ini dengan sebutan Malige, tetapi ada pula yang menyebut Malige sebagai rumah adat Laikas.
Arsitektur Buton
Serupa dengan rumah adat lainnya, Buton memiliki arsitektur berupa rumah panggung. Materialnya didominasi oleh kayu. Strukturnya terdiri dari 4 lantai yang terbuat dari kayu jati dengan model unik, dimana lantai 1 lebih lebar daripada lantai 2, lantai 2 lebih lebar daripada lantai 3, tetapi lantai 3 tidak lebih lebar daripada lantai 4. Fungsi utama dari Buton dulunya sebagai poros pemerintahan dari raja maupun ratu kesultanan.
Buton tersusun dari 40 tiang yang terdiri dari 5 tiang pada bagian depan yang memanjang ke belakang mencapai 8 tiang. Jumlah tiangnya pun menandakan status sosial penghuni rumah. Metode penyambungan antar kayu tidak menggunakan paku, tetapi menggunakan batu alam atau saling menumpu satu sama lain.
Yang paling unik dari Buton adalah hiasan bermotif yang menglilingi bangunannya. Ada 5 motif dengan nama dan arti yang antik.
- Motif Bosu-Bosu
Motif ini sering dijumpai pada atap Buton. Bentuknya seperti buah delima atau buah yang menyerupainya. Motif Bosu-bosu bermakna keteguhan hati, keselamatan serta kebahagiaan.
- Motif Kambang
Bentuknya seperti kembang kelopak matahari ataupun teratai. Masyarakat sekitar menganggap motif ini sebagai lambang kesucian dan lambang Suryanullah (cahaya dari Allah). Anggapan ini berasal dari perkembangan Islam pada masa Kerajaan Majapahit.
- Motif Nanasi
Sesuai namanya, motif ini berbentuk nanas. Letaknya di bagian depan pojok atap Buton serta di belakang rumah. Motif Nanasi melambangkan bentuk keuletan serta kesejahteraan penghuni Buton dimanapun berada.
- Motif Fauna
Serupa namanya, motif Fauna pun berbentuk hewan-hewan. Hewan yang paling sering digunakan sebagai motif adalah naga. Penempatannya ada di bubungan atap Buton dan melambangkan kekuasaan serta pemerintahan masyarakat Buton.
- Motif Ake
Bentuk motif Ake adalah ptra atau serupa daun yang bermakna kesempurnaan. Selain pada Buton, Ake juga dipahat di rumah adat Malige.
2. Rumah Adat Sulawesi Tenggara Laikas
Laikas atau biasa dikena juga dengan sebutan Rumah Adat Malige memiliki bentuk bangunan yang sangat besar, sekilas terlihat seperti istana kerajaan pada zaman dahulu. Laikas menjadi tempat tinggak Suku Tolaki, suku khas dari Kota Kendari.
Arsitektur dan Fungsi Laikas
Material dari bangunan Laikas pun didominasi oleh kayu, rumbai alang-alang ataupun nipah. Modelnya adalah rumah panggung yang memiliki 3 lantai. Lantai yang pertama ialah kediaman raja beserta permaisurinya. Lantai kedua menjadi tempat untuk menyimpan barang berharga, misalnya benda pusaka ataupun warisan para leluhur. Kemudian lantai yang terakhir berguna sebagai tempat untuk beribadah seluruh penghuni Laikas.
Pada Laikas juga terdapat ruangan pada sayap kanan dan kiri yang berfungsi sebagai tempat untuk menenun bone, kain tradisional masyarakat Suku Tolaki. Bagian kolong Laikas dimanfaatkan untuk beternak ayam ataupun babi.
Atap Laikas terbuat dari daun-daun rumbai-rumbai yang disusun secara rapi menutupi Laikas. Tiang kayu penyangga rumah memanfaatkan balok kayu, sedangkan bagian dindingnya menggunakan papan. Untuk menyatukan balok kayu ataupun papan, digunakanlah pasak ataupun serat kayu.
Analogi dan Pembagian Ruangan Laikas
Masyarakat Suku Tolaki membagi ruangan pada Laikas menjadi 3 bagian. Apa aja?
- Bagian atas
Loteng dari Laikas diibaratkan sebagai punggung dari manusia, sedangkan tiangnya seolah menjadi tulang punggung manusia. Kemudian bagian atap yang terbuat dari rumbai-rumbai seolah menjadi panggul atau muka manusia.
- Bagian tengah
Bagian tengah dari Laikas dianalogikan sebagai perwujudan sebuah alam semesta, dimana seluruh aktivitas penghuni rumah berpusat di bagian tengah ini.
- Bagian Bawah
Bagian bawah dari Laikas menganalogikan dunia bawah yang memang dikhususkan untuk membantu keperluan rumah.
Jenis-jenis Laikas
Ternyata Suku Tolaki membagi rumah adat Laikas dalam beberapa jenis. Bagian yang membedakan antara rumah adat 1 dengan yang lainnya adalah fungsi serta lokasi rumah tersebut. Apa aja jenisnya?
- Laika Landa
Laika Landa ialah rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal sementara ketika keluarga sedang berkebun. Sebab itulah Laika Landa pasti dibangun di sekitar, di tengah atau di pinggir kebun keluarga.
- Laika Mbu’u
Laika Mbu’u memiliki model yang lebih besar daripada rumah pada umumnya, sebab ituah disebut juga dengan rumah pokok. Laika Mbu’u dibangun di pinggir ladang saat musim panen akan tiba.
- Laika Patade
Laika Patade difungsikan sebagai rumah untuk beristirahat sejenak ketika lelah berkebun. Karena fungsinya tersebut, rumah ini biasa dibangun di tengah kebun.
- Laika Kataba
Bentuknya serupa rumah papan atau rumah balok. Masyarakat suku Tolaki membangun Laika Kataba dengan sandi ataupun kode tertentu.
- Laika Sorongga
Laika Sorongga merupakan rumah berbentuk makam yang dikhususkan untuk raja-raja zaman dahulu di kerajaan Konawe. Biasanya Laika Sorongga dijaga oleh para budan dari keluarga.
- Laika Wuta
Laika Wuta adalah rumah adat Laika yang berfungsi sebagai tempat tinggal dengan ukuran yang lebih kecil.
- Laika Mborassa
Laika Mborassa difungsikan sebagai tempat tinggal sementara atau beristirahat bagi masyarakat yang sudah melaksanakan tugas.
- Laika Mbondapo’a
Laika Mbondapo’a menjadi rumah adat yang tidak memiliki dinding atau biasa disebut dengan “orini”. Rumah ini berfungsi sebagai tempat pemanggangan kopra.
- Laika Walanda
Laika Walanda menjadi rumah yang berfungsi untuk tempat berdansa, bersantai ataupun berpesta. Rumah ini termasuk jenis rumah panjang pesanggrahan. Bagian tengahnya ada ruangan kosong yang tidak memiliki fungsi.
3. Rumah Adat Banua Tada
Banua Tada berasal dari 2 kata,yaitu Banua yang bermakna rumah, sedangkan Tada yang bermakna siku. Sehingga bila digabungkan membentuk makna rumah siku. Banu Tada memiiki beragam hiasan serta simbol yang berasal dari ajaran Tasawuf.
Arsitektur Banua Tada
Masih berbentuk rumah panggung dan didominasi oleh kayu sebagai material utama dari Banua Tada. Kayu yang digunakan dipilih dari pohon yang mudah didapatkan di alam, seperti jati dan pohon nangka.
Tiang penyangga pada Banua Tada memiliki 2 bentuk, yakni bulat dan persegi. Penggunaan tiang ini disesuaikan dengan jenis rumah Banua Tada. Uniknya dari Banua Tada adalah pemasangan tiang utama selalu di pusat rumah, baru setelahnya disusul oleh tiang penyangga yang lain. Tiang-tiang ini dipasang menggunakan pondasi yang berasal dari bebtuan sungai pipih.
Bagian dinding dari Banua Tada terbuat dari kayu atau papan kayu yang kokoh. Penyusunannya mengikuti rangka dari Banua Tada. Sedangkan pada bagian atapnya menggunakan daun rumbia sebagai penutup.
Jenis-jenis Banua Tada
Sama halnya dengan Laikas, Banua Tada pun memiiki jenis rumah adat yang cukup banyak. Apaaja jenisnya?
- Banua Tada Tare Talu Pale: biasanya dihuni oleh masyarakat biasa.
- Banua Tada Tare Pata Pale: biasanya dihuni para pegawai istana ataupun pejabat.
- Banua Tada Kamali: biasanya digunakan tempat tinggal olehpara raja beserta keluarganya.
4. Rumah Adat Mekongga
Mekongga berasal dari suku adat Mekongga atau bisa dikenal pula dengan suku Raha. Mekongga termasuk rumah adat yang luas dan besar. Modelnya rumah panggung dengan bentuk persegi empat. Biasanya rumah ini sering ditemukan di tengah hutan ataupun di padang terbuka bersama rumput-rumput alang.
Fungsi utama dari rumah ini ialah sebagai tempat untuk melaksanakan acara-acara raja yang bersifat penting dan spiritual.
Nah itu dia 4 jenis rumah adat Sulawesi Tenggara serta penjelasan lengkapnya. Semoga kamu menjadi lebih tahu dan paham ya!