Daftar Isi
Pada bagian barat Pulau Sulawesi adalah provinsi yang bernama Sulawesi Barat. Provinsi ini memiliki ibu kota Mamuju ini baru diakui oleh Indonesia pada 5 Oktober 2004 lalu. Ada lebih dari 9 suku yang mendiami provinsi ini. Dengan begitu, kebudayaan di provinsi ini tetap lestari.
Salah satu kebudayaan di Sulbar (sebutan lain Sulawesi Barat) adalah rumah adat. Sulsesl mempunyai 2 jenis rumah adat, yaitu Boyang dan Banoa Sibatang. Kenapa dikatakan menjadi rumah adat ang berciri khas? Keep reading yaps!
1. Rumah Adat Sulawesi Barat Boyang
Boyang menjadi rumah adat sulawesi barat yang dihuni oleh Suku Mandar. Suku Mandar menjadi suku asli yang berada di provinsi Sulawesi Barat. Beberapa sejarah mengatakan bahwa model rumah ini memiliki kemiripan dengan Rumah Adat Suku Bugis. Namun dalam beberapa ornamen serta ukiran, tampak perbedaan dari kedua rumah adat ini.
Yuk kenali lebih dalam tentang Boyang dalam segi arsitekturnya hingga beberapa jenisnya.
Arsitektur Boyang
Desain utama dari Boyang berbentuk serupa dengan rumah panggung. Materialnya didominasi dengan kayu dnan ditopang dengan beberapa tiang yang berasal dari kayu pula. Tingginya mencapai 2 meter dengan bagian bawah berupa batu sebagai pondasi. Batu ini menjadi tempat menancap untuk tiang, sehingga tiang mampu bertahan lama dan tidak mudah lapuk.
Dua buah tangga terdapat pada bagian depan dan belakang dari Boyang. Masyarakat Sulbar membuat tangga ini dalam jumlah yang ganjil. Jumlah yang paling umum adalah 7 hingga 13 buah dengan pegangan yang terbuat dari kayu pada masing-masing sisinya.
Bagian dinding dari Boyang menggunakan material dari papan dan memiliki ukiran dan pahatan bermotif khas Suku Mandar. Boyang pun dilengkapi dengan jendela yang berfungsi sebagai tempat untuk pergantian udara, sehingga tidak pengap.
Sedangkan atapnya memiliki bentuk prisma yang memanjang dari bagian depan sampai belakang rumah. Penutup bubungannya memiliki ornamen dengan bentuk bunga melati di bagian ujung bawah atap.
Pembagian Ruangan Boyang
Meskipun Boyang memiliki 2 jenis, pembagian ruangan dari kedua jenis rumah tersebut serupa. Boyang dibagi menjadi 2 lotang, yaitu Lotang Tambahan dan Lotang Utama. Masing-masing lotang pun dibagi kembali menjadi beberapa ruang. Apa aja?
Lotang Utama
Lotang utama dibagi menjadi 3 ruangan, yakni Samboyang, Tangnga Boyang dan Bui Boyang. Berikut penjelasannya lebih detail.
- Samboyang bisa digunakan sebagai tempat tidur tamu ketika menginap. Letaknya berada di bagian paling depan dari Boyang dan berukuran cukup lebar. Fungsi lain dari Samboyang ialah sebagai tempat untuk menyelenggarakan acara adat ataupun hajatan dan tempat untuk membaringkan mayat sebelum dimakamkan.
- Tangnga Boyang ialah ruang keluarga yang berguna untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan bersosial satu sama lain. Lokasi ruangan ini terletak di sebelah Samboyang dan memiliki ukuran yang lebih lebar
- Bui Boyang difungsikan sebagai tempat untuk tidur bagi pemilik rumah. Biasanya terdiri dari beberapa Sangi (kamar) dengan ukuran yang berbeda-beda.
Lotang Tambahan
Lotang tambahan dibagi kembai menjai 4 jenis ruangan. Apa saja?
- Naong Boyang adalah kolong rumah pada Boyang. Fungsinya cukup banyak, misalnya sebagai tempat memelihara ternak, menyimpan perlengkapan tani, menenun kain hingga berteduh kala hujan.
- Lego-lego berada di bagian paling depan rumah. Bagian ini tidak mempunyai dinding dan berfungsi sebagai tempat untuk bersantai. Masyarakat Sulbar juga menggunakannya untuk menonton acara di halaman rumah. Lego-lego dihiasi dengan ukiran yang sangat indah.
- Paceko ialah ruangan yang dibangun menyilang dengan bangunan utama. Fungsi utama dari Paceko ialah sebagai dapur. Dalam Paceko pun terdapat kamar mandi yang biasa disebut dengan Pettetemeangang oleh masyarakat lokal.
- Tapang ialah bagian dari loteng rumah dan memiliki fungsi sebagai tempat unruk menyimpan beberapa barang. Dulunya Tapang sering digunakan sebagai kamar untuk calon pengantin. Letaknya tersembunyi, sehingga menjadikannya suci.
Makna Boyang
Boyang memiiki makna tersendiri dibandingkan rumah adat lainnya. Seperti apa filosofi yang terkandung dalam Boyang?
- Ukiran dan ornamen yang da di Boyang menjadi simbol identitas sosial dari Suku Mandar. Sehingga setiap ukiran tidak dilukis sembarangan.
- Boyang menghadap ke timur sesuai dengan arah matahari terbit. Arah dari Boyang merupakan filosofi dari selaras dan seimbangnya kehidupan. Namun, ketika Islam datang, arah barat pun dianggap baik sebab menghadap ke Kiblat.
Proses Membangun Rumah Adat Boyang
Karena rumah ini dibedakan berdasarkan status sosial, maka pembangunannya pun berfokus pada siapa yang nanti menghuni rumah ini. Biasanya sebelum membangun, masyarakat Sulbar bermusyawarah terlebih dahulu dan dihadiri oleh keluarga serta beberapa kerabat dan pappapia boyang (tukang rumah).
Waktu membangun Boyang juga menjadi salah satu poin yang didebatkan dalam musyawarah. Menurut masyarakat sekitar waktu atau biasa disebut Pustika merupakan komponen penting ketika membangun rumah. Waktu selalu dikaitkan dengan keberuntunga, keselamatan sang pemilik rumah.
Jenis Boyang
Masyarakat Suku Boyang membedakan rumah mereka berdasarkan status sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Apa aja jenis Boyang?
Boyang Adaq
Masyarakat Sulbar yang memiliki derajat lebih tinggi tinggal di Boang Adaq, misalnya seperti Bangsawan beserta keturunannya. Boyang Adaq memilki ornamen yang bernaa Tumbaq Layar yang mempunyai susunan mencapai tujuh susunan. Susunan inilah yang melambangkan derajat sosial dari pemiliknya. Semakin banyak susunan, maka makin tinggi pula derajat sosialnya.
Boyang Beasa
Jenis Boyang ini dihuni oleh masyrkat biasa. Arsitektur yang paling membedakan antara Boyang Adaq dengan Boyang Beasa adalah tumbaq layarnya hanya satu susunan saja. Kedua jenis Boyang ini menggunakan rumbia sebagai atapnya. Rumbia ersebut mengikuti rangka dari rumah dan disusun dengan rapi.
Boyang masih bisa kamu temukan di daerah sekitar Sulawesi Barat dengan jumlah yang terbatas. Namun masyarakat sana berusaha melestarikannya sehingga generasi penerus bisa melihat warisan budaya ini.
2. Banoa Sibatang
Banoa Sibatang pun menjadi salah satu rumah adat Sulawesi Barat yang khas dari Kalumpang. Asal usulnya berasal dari Austronesia. Kalumpang ialah daerah yang berasal dari bagian hulu sungai Karama (sungai paling panjan di Sulbar) yang menuju Kecamatan Mamuju.
Arsitektur Banoa Sibatang
Banoa Sibatang memiliki arsitektur yang didominsi pula dengan kayu. Bentuknya masih serupa rumah panggung. Peninggalan nenek moyang Austronesia kentara pada bagian tiang penyangga atap yang disambungkan dengan lantai rumah Banoa Sibatang. Dari pola tersebut bisa diidentifikasi bahwa Banoa Sibatang menjadi peninggalan Austronesia.
Nah itu dia 2 rumah adat Sulawesi Barat. Beberapa pembagian ruangan, keunikan dan arsitektur dari rumah adat ini serupa dengan provinsi Sulawesi lainnya. Namun tentu saja masing-masing provinsi memiliki keunikan dan cara tersendiri ketika membangun rumah. Beberapa ada yang terinspirasi oleh satu sama lain, namun tetap memiliki budaya yang dapat ditonjolkan. Semoga berguna untuk menambah wawasan kamu yap!