7 Rumah Adat Sumatra Barat, Antik dan Klasik!

Posted on

Ketika mendengar Sumatra Barat, apa sih yang terbayang di pikiranmu? Masakan Padang? Atau justru Legenda Malin Kundang?

Semuanya memang benar, nggak ada yang salah. Sumatra Barat memang identik dengan Masakan Padang dan Malin Kundang. Tapi keunikannya nggak hanya itu saja. Ada rumah adat Sumatra Barat yang bahkan masuk Guinness Book of Records karena gaya arsitekturnya yang unik. Penasaran nggak kira-kira rumah adat yang mana?

Jawabannya Rumah Gadang. Rumah asal suku Minangkabau ini berhasil masuk pada Guinness Book of Record. Rumah adat ini mampu menginpirasi awal mula pembangunan The House of The Five Senses yang ada di Belanda. Nggak berhenti sampai itu aja, rumah adat Sematera Barat juga punya keunikan yang lain. Yuk cari tahu keunikan rumah adat provinsi ini pada pembahasan di bawah ini.

Keunikan Rumah Adat Sumatra Barat

Tahan Gempa

Sejak awal pembangunannya, rumah adat pada provinsi ini harus mampu melindungi pemilik dari serangan hewan buas maupun gempa. Bentuknya berupa rumah panggung dengan tinggi sekitar 3 meter mampu melindungi pemilik dari hewan buas dan banjir kala itu.

Rumah adat Sumatra Barat pun mampu menahan gempa. Rahasiana terletak pada tiang penyangga rumah yang tidak ditanam secara langsung pada tanah. Masyarakat di sana menggunakan batu sebagai media untuk menempatkan tiang penopang rumah. Alhasil ketika terjadi gempa, biasanya bangunan rumah hanya bergoyang saja.

Tidak Memakai Paku

Mana bisa membangun rumah nggak pakai paku? Jawabannya bisa. Rumah Adat Sumater Barat adalah bukti nyatanya.

Masyarakat provinsi ini lebih percaya pada pasak kayu untuk menyambungkan sambungan utama rumah mereka. Pasak kayu tidak akan menimbulkan kerusakan pada dinding meskipun gempa terjadi.

Kayu Tidak Dimakan Rayap

Jauh sebelum zat kimia anti rayap lahir, masyarakat provinsi ini sudah memiliki teknik supaya rayap enggan memakan kayu. Tekniknya adalah merendam kayu selama berbulan-bulan untuk mendapatkan kayu terbaik dan tahan lama.

Proses perendaman selam berbulan-bulan mampu menghilangkan zat yang disukai oleh rayap. Sehingga saat digunakan membangun rumah, sudah tidak ada rayap di dalam kayu.

Lumbung Pangan Terpisah

Musuh utama Rumah Adat Sumatra Barat adalah api sebab hampir seluruh bangunannya menggunakan kayu. Itulah kenapa lumpung padi dan dapur dibangun terpisah dengan rumah utama.

Lumbung padi dipisah sebab untuk berjaga-jaga bila rumah habis terlahap api, masyarakat masih memiliki padi untuk dimakan. Sedangkan membangun apur terpisah supaya api ketika memasak tidak membakar rumah.

Rumah Adat Sumatra Barat

Ternyata rumah adat di Sumatra Barat nggak hanya Rumah Gadang. Ada sekitar 7 rumah adat Sumatra Barat. Masing-masing rumah punya keunikan tersendiri yang membuatnya semakin klasik bila dilihat pada masa sekarang.

Meskipun ada 7 macam rumah, rumah adat sumatra barat hanya dibedakan dalam 2 kelompok. Kelompoknya adalah Gadang dan Gonjong. Gadang memiliki 4 jenis dan Gonjong memiliki 3 jenis.

Keunikan yang paling klasik dari Rumah Gadang terletak pada bagian atapnya. Atap rumah adat Sumatra Barat ini diberi nama Gonjong. Bentuknya mirip tanduk kerbau yang di percaya sebagai simbol kemenangan. Ada versi lain pula bahwa atap gonjong terinspirasi dari kapal Lancang yang sering melintas di sungai Kampar.

Sedangkan Rumah Gonjong adalah bentuk lebih klasik dan sederhana daripada Gadang. Seperti apa bentuk 2 kelompok rumah ini? Dan ada berapa jenisnya? Yuk coba simak penjelasannya di berikut:

Rumah Gadang Surambi Papek

Gadang Surambi Papek, Rumah Adat Sumatera Barat Gadang Surambi Papek
Gadang Surambi Papek – Sumber: Silontong

Gadang Surambi Papek adalah rumah adat masyarakat yang berasal dari Bukit Tinggi. Material pembangunan Gadang Surambi Papek berasal dari kayu dan batu sebagi penopang. Bentuk bangunannya memiliki pengakhiran kanan dan kiri. Dalam bahasa minang biasa disebut bapamokok atau papek.

Unsur klasik semakin kentara pada bangunan ini sebab pintu masuknya berada di belakang rumah. Pintu masuk sengaja dibuat di belakang untuk memaknai bahwa sang pemilik rumah adalah perempuan, sedangkan seorang mantu (laki-laki) hanya menumpang.

Namun Gadang Surambi Papek di Kota Marapak Bukittinggi sudah banyak dimodifikasi. Selain di bagian pintu yang dipindah ke depan, masyarakat kadang menambahkan serambi pula.

Rumah Gadang Gonjong Limo

Rumah Adat Gadang Gonjong Limo
Gadang Gonjong Limo – Sumber: TheMoonDoggies

Gadang Gonjong Limo bisa kamu temukan di Kota Payakumbuh, Padang. Gaya arsitektur bangunan ini sangat antik dengan tambahan gonjong dibagian kanan dan kiri atap rumah. Coba deh perhatikan gambar di atas, dan hitung bagian bonjongnya yang berjumlah 5.

Masyarakat provinsi ini menyebut Gadang Gonjong Limo dengan sebutan rumah Gadang Rajo Babandiang atau raja berbanding. Hal ini pun serupa dengan model atapnya pada bagian gonjong yang tidak simetris sehingga terlihat seolah berdampingan.

Jadi masyarakat Pakayumbuh menganalogikan atap tidak simetris tersebut sebagai raja yang berdampingan.

Rumah Gadang Jenis Gajah Maharam

Rumah Adat Gadang Jenis Gajah Maharam
Gadang Jenis Gajah Maharam – Sumber: Aminama

Gadang Jenis Gajah Maharam menjadi rumah adat paling kokoh diantara yang lainnya. Kombinasi 3 buah kayu yaitu kayu kelapa, kayu juar dan kayu surian membuat rumah adat Sumatra Barat ini semakin mewah. Seng dimanfaatkan sebagai atap rumah pengganti ijuk.

Gadang jenis ini wajib dibangun menghadap ke arah utara. Pada bagian dindingnya terdapat ukiran-ukiran indah tentang flora. Gonjong bagian atap ada 5 buah dengan 4 teresebar di samping kanan dan kiri, sedangkan sisanya berapa pada bagian depan. Gadang Jenis Gajah maharam mempunyai 4 ruang kamar dengan ukiran antik masyarakat Minangkabau.

Rumah Gadang Batingkek

Rumah Adat Sumatera Barat Gadang Batingkek
Rumah Gadang Batingkek – Sumber: TheMoonDoggies

Batingkek artinya bertingkat. Gadang Batingkek dapat kamu temukan di Desa Pasir, Singkarak. Gaya arsitekturnya menyerupai Gadang Jenis Gajah Maharam namun gojongnya bertingkat. Bangunan asli Gadang Batingkek memiliki 4 gonjong bertingkat.

Baca juga: Rumah Adat Aceh

Diantara kelompok Gadang, Gadang Batingkek adalah rumah adat Sumatra Barat yang paling tua. Material pembangunannya berasal dari kayu dan atapnya terbuat dari ijuk kering yang disusun sangat rapi.

Rumah Gonjong Anam

Gonjong Anam
Rumah Gonjong Anam – Sumber: Pasbana

Masuk dalam kelompok Gonjong ada Rumah Adat Gonjong Anam. Bangunan rumah ini menyerupai Gadang Jenis Gajah Maharam. Poin yang membedakan adalah bagian ukiran dinding tidak lagi menggunakan floral tetapi lebih modern.

Material yang dipakai bagian salangkonya sudah tidak memakai bambu yang dianyam, tetapi memanfaatkan papan kayu. Selain itu jendela pada Gonjong Anam lebih banyak daripada rumah adat Sumatra Barat lainnya.

Dinamakan Gonjong Anam karena jumlah Gonjong pada bagian atap berjumlah 6. Secara desain, bangunan ini lebih modern daripada sebagian rumah adat lainnya.

Rumah Gonjong Ampek Baanjuang

Gonjong Baanjuang
Rumah Gonjong Ampek Baanjuang – Sumber: Budaya-Indonesia

Gonjong Ampek Baanjuang adalah rumah adat Sumatra Barat yang memiliki pembagian ruangan yang banyak. Sedikitnya lebih dari 7 ruang ada dalam Gonjong Ampek Baanjuang. Yang lebih spesial lagi, Gonjong Ampek Baanjuang hanya bisa dibangun di Luhah Nan Tigo, Padang.

Gonjongnya berjumlah 4 buah dengan material atap masih menggunakan ijuk kering yang disusun rapi. Ciri lainnya dari Gonjong Ampek Baanjuang adalah tambahan anjung pada bagian kanan dan kiri rumah ini.

Rumah Gonjong Sibak Baju

Gonjong Ampek SIbak Baju
Rumah Gonjong Sibak Baju – Sumber: Researchgate

Masih sama dengan Gonjong Anam, Gonjong Sibak Baju juga meniru gaya arsitektur Gadang Jenis Gajah Maharam. Dinamakan Gonjog Sibak Baju karena bentuk rumah ini serupa dengan menyibak baju.

Material pembuatan dari rumah adat ini berupa kayu, sasak dan seng sebagai atapnya. Bagian atap juga memiliki gonjong pada sisi kanan dan kirinya.

Baca juga: Rumah Adat Sumatera Utara

Keanekaragaman dari rumah adat di Sumatra Barat adalah salah satu bukti bahwa Indonesia indah dan kaya akan budaya. Sebab itu jelajahilah mulai dari ilmu budayanya hingga bentuk aslinya. Semoga bermanfaat!

Leave a Reply