Sulawesi Selatan menjadi salah satu provinsi di Indonesia sejak 13 Desember 1960. Semenjak itu pula adat dan budaya yang ada di Sulawesi Selatan mulai dikenal oleh banyak daerah di Indonesia.
Bagaimana tidak? Provinsi ini memiliki bahasa yang sangat beragam. Misalnya Bahasa Makassar, Bahasa Bugis, Bahasa Pettae, Bahasa Toraja, Bahasa Mandar, Bahasa Massenrempelu, dan masih banyak lagi. Selain itu, Sulsel (kependekan dari Sulawesi Selatan) pun mempunyai banyak upacara adat. Beberapa contohnya seperti Rambu Solo di Toraja, Ramu Tuka dan lainnya. Kalau rumah adat Sulawesi Selatan ada 5 jenis.
Nah khusus dalam artikel ini akan dibahas tentang rumah adat yang ada di provinsi beribu kota Makassar. Menurut beberapa sumber, bangunannya memiliki arsitektur yang unik dan sarat akan makna. So, keep reading!
Daftar Isi
1. Rumah Adat Sulawesi Selatan Tongkonan
Rumah adat Sulawesi Selatan yang pertama berasal dari Suku Toraja dan diberi nama Tongkonan. Dari 4 jenis lainnya, Tongkonan menjadi yang paling populer dan terkenal. Desainnya berupa rumah panggung yang disokong oleh tumpukan kayu dengan ukiran berwarna merah, kuning dan hitam. Sesuai desainnya, material Tongkonan didominasi oleh kayu.
Pembagian Ruangan dan Jenis Tongkonan
Tongkonan dipecah lagi menjadi 3 bagian utama, yakni Ulu Banua, Kalle Banua, Suluk Banua. Tentu saja masing-masing bagia tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Ulu Banua adalah bagian atap Tongkonan, Kalle Banua adalah bangunan utama sedangkan Suluk Banua adaah kaki bangunan.
Jenis dari Tongkonan ada 3, apa aja?
- Tongkonan Pekanberan atau dikenal pula dengan sebutan pekaidoran. Jenis ini umumnya dimiliki oleh keluarga yang punya kedudukan dalam adat.
- Tongkonan Layuk menjadi jenis yang paling tinggi dalam Tongkonan. Biasanya dimiliki oleh keluarga dari pemerintahan.
- Tongkonan batu adalah jenis bangunan yang dimiliki oleh masyarakat Toraja yang sederhana.
Makna Tongkonan
Tongkonan menjadi makna dari hubungan masyarakat dengan para leluhur mereka. Sehingga mau tidak mau rumah merek digunakan sebagai pusat spiritual. Konsep pembangunan rumah Toraja pun disesuaikan dengan keagamaan yang biasa disebut dengan passura. Jadi setiap ukiran yang ada di Tongkonan mengisyaratkan magis bagi penghuninya.
2. Rumah Adat Sulawesi Selatan Langkanae
Dulu kala Langkanae menjadi hunian bagi Raja Luwu. Modelnya pun khas kerajaan. Namun jangan membayangkan serupa istana megah, ya. Bentuknya sederhana dan lebih menyerupai rumah zaman sekarang.
Arsitektur Langkanae
Desainnya masih menganut rumah panggung dengan tiang yang berjumlah 88. Material pembangunan utamanya berasal dari kayu. Bentuknya bujur sangkar dan sekelilingnya berupa jendela serta pintu dengan ukuran yang sama. Atap rumahnya terdapat 3 hingga 5 pucuk dari Bubungan. Bubungan tersebut menjadi penanda siapa pemilik dari rumah adat tersebut.
Baca juga: Rumah Adat NTB
Pembagian Ruangan Langkanae
Umumnya Langkanae dibangi menjadi 3 ruangan utama dengan kegunaan yang berbeda-beda. Apa aja ruangannya?
- Tudang Sipulung yang diguanakn sebagai tempat untuk menerima tamu yang berada di bagian depan Langkanae.
- Ruangan tengah adalah privat bagi keluarga. Biasanya berupa kamar bagi anggota keluarga.
- Ruangan yang paling belakang terdiri dari 2 buah kamar dengan ukuran yang cukup kecil.
Makna Langkanae
Disetiap ornamen yang ada di Langkanae mewakili makna tertentu. Misalnya adalah ukiran prengreng yang bermakna sebuah arti “hidup tidak pernah putus”
3. Rumah Adat Suku Bugis
Rumah adat Suku Bugis menjadi saksi kebudayaan Islam berkembang di Sulawesi Selatan. Bagian yang paling unik dari jenis bangunan ini adalah tidak adanya penggunaan paku. Masyarakat Bugis mengganti fungsi paku dengan besi atau kayu. Besi dan kayu diubah kedalam bentuk yang hanya diketahui oleh masyarakat Bugis sehingga mampu menyambung bagian satu sama lain.
Jenis Bangunan
Masyarakat Bugis masih menggunakan strata sosial untuk membedakan rumah. Ada rumah yang dikhususkan untuk golongan bangsawan ada pula rumah untuk orang biasa. Apa aja namanya?
- Saoraja atau Sallasa adalah jenis rumah yang dihuni oleh masyarakat Bugis dengan kelas bangsawan. Desainnya memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran yang lebih luas dari jenis lainnya. Bagian atap yang berguna sebagai penutup bubungan berbentuk prisma. Masyarakat Bugis menyebutnya dengan istilah Timpak Laja.
- Bola adalah jenis bangunan kedua dari rumah adat Suku Bugis. Bola dikhususkan untuk masyarakat sederhana dan biasa Beberapa bagian sudut rumahnya dihiasi dengan ornamen beratmosfir alam, seperti flora dan fauna.
Pembagian Ruangan
Bagian ruangan dari Saoraja atau Bola ada 3. Tiap ruangan memiliki filosofi tersendiri. Berikut ini adalah nama beserta filosofinya.
- Boting Langiq adalah bagian dari atap rumah yang memiliki rongga. Makna dari Botiq Langiq adalah lambang dari perkawinan yang berada di atas langit.
- Ale Kawaq merupakan bagian tengah dari bangunan yang biasanya menjadi kamar tidur setiap anggota keluarga dan ruang tamu. Makna dari ruangan ini adalah sebagai simbol keadaan bumi pertiwi.
- Buri Liu adalah bagian bawah bangunan yang difungsikan sebagai tempat untuk memelihara hewan ataupun menyimpan alat pertanian. Makna dari Buri Liu ialah dunia dalam laut serta bawah tanah.
4. Rumah Adat Suku Mandar
Desain dari rumah adat Sulawesi Selatan dari Suku Mandar serupa dengan Suku Bugis. Arsitektur pembedanya terletak di bagian teras yang lebih lebar dan luas. Bagian teras rumah ini disebut Lego oleh masyarakat Suku Mandar.
Komposisi penggunaan warna dari rumah adat Suku Mandar cenderung berwarna gelap. Tetapi sebagian masyarakat pun masih tetap mempertahankan serat dan warna asli dari kayu. Sehingga makin terasa unsur traisional dari bengunan ini. Bagian atapnya berbentuk menyerupai ember dengan bentuk yang lebih miring dan menjorok ke bagian depan.
5. Balla
Ibukota dari provinsi Sulsel inipun mempunyai rumah adat yang diberi nama Balla. Balla sama terkenalnya serupa Tongkonan.
Arsitektur Balla
Desain utama dari Balla masih menggunakan berupa rumah panggung. Tingginya mencapai 3 meter dari permukaan tanah. Tiang penyangganya ada sepuluh buah dengan bahan utama berupa kayu. Lima buah penyangga utama mengarah ke bagian belakang bangunan sedangkan lima lainnya mengarah ke bagian depan bangunan. Atapnya memiliki material berupa daun rumbia, bambu, ijuk ataupun jerami. Bentuknya lancip dan mengarah ke bagian bawah. Material utama dari Balla memang kayu dengan jenis yang beragam.
Makna dan Pembagian Ruangan Balla
Ada 9 buah ruangan dari Balla dengan fungsi yang berbeda-beda. Apa saja?
- Timbaksela adalah bagian pucuk atap yang bermaka derajat kebangsawanan dari penghuni rumah
- Dego-dego adalah sebutan ruangan kecil seperti teras yang berada di bagian terluar dari rumah.
- Kala Balla menjadi bagian tubuh dari Balla. Kala Balla terdiri dari beberapa ruangan kecil dengan letak yang berada di bagian pintu masuk belakang rumah.
- Paddaserang Dallekang ialah ruang tamu.
- Paddaserang Tangnga ialah ruang keluarga yang bersifat lebih privasi.
- Paddaserang Riboko ialah ruang ang ada I bagian belakng dan difungsikan sebagai kamar anak perempuan.
- Balla Pallu ialah dapur
- Pammakkang ialah loteng
- Siring ialah gudang yang ada di bagian bawah dari rumah.
Baca juga: Rumah Adat Maluku
Yap, itu dia 5 jenis rumah adat Sulawesi Selatan beserta masing-masing maknanya. Semoga mampu menambah pengetahuan kamu ya!