Kupang adalah ibukota dari provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain Kupang, apalagi yang membuat provinsi NTT menjadi menarik? Jawabannya adalah keindahan pulau di dalam provinsi ini. Mari amati mulai dari Flores, Sumba, Alor hingga Komodo, sama-sama menampilkan keindahan yang berciri khas.
Kalau dilihat dari sisi budaya, provinsi ini memiliki tradisi cium hidung. Kemudian memakan sirih pinang yang bermakna sebagai ucapan selamat datang serta tanda hormat dari pemilik rumah. Selain itu, provinsi ini pun meiliki 4 jenis rumah adat. Masing-masing bangunannya memiliki arsitektur yang berbeda-beda. Yuk simak ragam rumah adat NTT serta detail arsitekturnya berikut ini.
Daftar Isi
1. Rumah Adat NTT Mbaru Niang
Mbaru Niang menjadi salah satu rumah adat NTT yang menandang penghargaan Award of Excellence dari UNECO. Rumah ini bisa kamu jumpai di sekitar desa Wae Rebo, Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Jadi masih lestari hingga saat ini.
Fungsi utama dari Mbaru Niang ialah sebagai tempat tinggal kepala suku atau tetua adat di desa Wae Rebo.
Arsitektur Mbaru Niang
Arsitektur Mbaru Niang didominasi oleh daun lontar kering di bagian atap, kayu serta bambu. Bentuknya buka berupa rumah panggung tetapi menyerupai Honai di Papua. Ciri khas yang paling unik dari Mbaru Niang adalah atapnya yang hampir menutupi seluruh bangunan rumah. Dengan model kerucut hingga hampir menyentuh tanah. Sekilas jika dilihat dari depan, Mbaru Niang seperti bangunan yang menyembunyikan bagian rumahnya.
Pembagian Ruangan di Mbaru Niang
Meskipun terlihat sederhana, ruangan di Mbaru Niang dikelompokkan menjadi 5 tingkatan. Tiap tingkatan memiliki fungsi masing-masing.
- Lutur (Tingkatan Satu) merupakan bagian yang utama dari Mbaru Niang. Lutur berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan sehari-hari. Di bagian ini pula terdapat kamar tidur untuk anggota keluarga
- Lobo (Tingkat dua) menjadi bangunan tingkat dua di Mbaru Niang. Lobo difungsikan sebagai tempat menyimpan bahan makanan.
- Lentar (Tingkat Tiga) yang berfungsi sebagai tempat untuk benih tumbuhan disimpan sebelum ditanam.
- Lempa Rae (Tingkat Empat) berguna sebagai tempat menyimpan cadangan pula, seperti Lobo.
- Hekang Kode (Tingkat Lima) yang berada di bagian atas sendiri. Hekang Kode berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan sesajen. Sebab itulah Hekang Koe difungsikan
Eksotisme Mbaru Niang
Mbaru Niang memiliki eksotisme yang nggak bisa diremehkan, salah satunya dengan sebutan “Negeri di Atas Awan”. Kenapa disebut demikian? Sebab Mbaru Niang sering dijumpai diatas pegunungan dan seringkali ditutupi dengan kabut pada bagian atapnya.
Selain itu, Mbaru Niang hanya disokong oleh satu tiang saja yang bernama kayu warok. Kayu Warok digabungkan pada kerangka rumah pada bagian pusat bangunan rumah. Pembuatan kerangka rumah ini terinspirasi dengan compang. Masyarakat NTT meyakini bahwa compang mampu menjaga kestabilan Mbaru Niang.
2. Musalaki
Musalaki adalah rumah adat NTT yang paling banyak jumlahnya. Bahkan karena sangking banyaknya, pemerintah NTT menetapkan Musalaki sebagai lambang dari provinsi itu sendiri. Asal usul dari nama Musalaki berasal dari bahasa Ende Lio yang terdiri dari 2 kata, yaitu Mosa dan Laki. Mosa berarti ketua dan Laki berarti adat ataupun suku. Jadi dari namanya sudah bisa ditarik kesimpulan bahwa Musalaki dihuni oleh para ketua suku Ende. Uniknya lagi Musalaki hanya dihuni oleh laki-laki saja.
Fungsi dari Musalaki
Serupa dengan arti nama dari Musalaki, yaitu sebagai tempat tinggal untuk para ketua suku. Sedangkan fungsi lainnya dari Musalaki ialah sebagai tempat untuk melangsungkan upacara adat, kegiatan musyawarah adat, beragam ritual adat tertentu atau serupa dengan acara-acara lain di NTT.
Baca juga: Rumah Adat NTB
Arsitektur Musalaki
Musalaki dibangun cukup besar dan kokoh karena fungsinya. Material pembuatannya didominasi dengan kayu, bebatuan dan beberapa dedaunan di bagian atapnya. Bentuk atapnya mengerucut ke atas seperti rumah joglo namun lebih tinggi.
Pembagian Ruangan dalam Musalaki
Musalaki dibagi menjadi bagian bawah dan bagian atas. Masing-masing bagian terdiri dari beberapa ruangan yang memiliki fungsi berbeda-beda. Seperti apa pembagian ruangannya?
- Struktur Kuwu Lewa
Lewa adalah bagian pondasi dari Musalaki yang berada di bagian paling dasar. Material pembuatan dari Kuwu Lewa adalah batuan panjang yang tegak. Fungsinya menjadi pondasi yang utama supaya rumah mampu berdiri secara kokoh ataupun kuat. Fungsi lainnya dari Kuwu Lewa adalah menguatkan bangunan supaya tidak mudah roboh ketika terjadi gempa.
Pada Kuwu Lewa juga terdapat kayu yang berfungsi sebagai tumpuan untuk pondasi yang menyangga bagian atap rumah.
- Struktur Maga
Maga adalah lantai pada Musalaki. Musalaki memiliki 2 jenis lantai, yaitu lantai Teo dan Lantai Ndawa. Permukaan pada lantai Teo lebih tinggi daripada lantai Ndawa. Lantai Teo sendiri merupakan lantai yang letaknya ada di bagian luar rumah. Sedangkan lantai Ndawa merupakan lantai bagian rumah dari Maga.
- Struktur Wisu
Wisu adalah atas lantai dari rumah adat Musalaki. Pada atas lantai Musalaki memiliki 4 buah tiang yang umumnya disebut dengan Wisu dalam Ende Lio. Empat tiang tersebut disangga oleh balok kayu bagian atas yang biasa disebut dengan isi ine wawo. Panjangnya dapat mencapai 4 meter . Sedangkan bagian bawah disangga dengan isi mbasi dengan panjang 4,5 meter.
Perbagian tiangnya dihiasi dengan ukiran bermotif khas dari suku Ende Lio berupa binatang ataupun lainnya.
- Struktur Atap
Atap dari Musalaki terbuat ari jerami yang disusun secara rapi. Jerami tersebut disusun mengikuti rangka yang bernama Saka Ibu. Atapnya bernama Leka Reja.
3. Rumah Adat NTT Sao Ata Mosa Lakitana
Rumah adat NTT yang ketiga adalah Sao Ata Mosa Lakitana. Rumah adat ini memiliki bentuk yang hampir serupa dengan Mbaru Niang. Bedanya adalah bagian atapnya tidak teralu tinggi namun tetap hampir menyentuh tanah dan berbentuk kerucut
Poin yang paling unik dari Sao Ata Mosa Lakitana adalah jenis-jenis rumah adatnya serta bentuk atapnya. Seperti apa bentuk atap dan jenis rumah adat dari Sao Ata Mosa Lakitana?
Jenis Rumah Adat Sao Ata Mosa Lakitana
- Amu Laburai
Jenis pertama dari Sao Ata Masa Lakitana adalah rumah dengan dinding yang terbuat dari tanah. Jenisnya biasa disebut dengan Amu Laburai.
- Amu Kelaga
Jenis kedua adalah Amu Kelaga dengan arsitektur serupa dengan rumah panggung. Bagian atapnya masih sama dengan kebanyakan Sao Ata Mosa Lakitana.
Beragam Jenis Atap Sao Ata Mosa Lakitana
- Atap Kerucut Bulat
Biasanya jenis atap kerucut bulat adalah rumah adat Sao Ata Mosa Lakitana yang berasal dari suku Timor.
- Atap Berbentuk Perahu
Atap berbentuk perahu berasal dari suku Rote dari Nusa Tenggara Timur yang memiliki Sao Ata Mosa Lakitana
- Atap Joglo
Atap joglo dari Sao Ata Masa Lakitana bisanya berasal dari masyarakat Nusa Tenggara Timur dengan suku Sumba.
4. Rumah Adat NTT Tenda Bewa Moni
Rumah adat NTT yang terakhir adalah Tenda Bewa Moni. Poin unik dari rumah adat ini adalah memiliki bentuk yang mirip dengan Honai. Atapnya kerucut dan hampir menyentuh tanah. Fungsi dari Tenda Bewa Moni dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Rumah baku sebagai tempat untuk menyimpan tulang belulang dari leluhur
- Rumah sebagai tempat tinggal
- Tempat menyimpan lumbung padi
Baca juga: Jenis Rumah Adat Jogja
Tenda Bewa Moni biasanya diberi tanda berupa kepala kerbau pada bagian depannya.
Nah itu dia 4 jenis rumah adat NTT beserta arsitekturnya lengkap. Semoga bisa bermanfaat buat kamu ya!