NTB atau kepanjangan dari Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi di Indonesia yang berada di bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi ini memiliki eksotisme pantai yang nggak kalah dengan Bali. Selain pantai, budaya yang ada di provinsi ini juga sangat menarik. Misalnya saja pengaruh Islam yang muncul di tengah masyarakat hingga rumah adatnya.
Berbicara tentang rumah adat, NTB memiliki 6 macam. Tentu saja masing-masing jenisnya memiliki keunikan dan eksotisme yang berbeda. Kira-kira apa yang membedakan 6 rumah adat NTB? Apakah Islam berpengaruh dalam gaya arsiekturnya? Keep reading!
Daftar Isi
Rumah Adat NTB Dalam Loka
Rumah adat NTB yang pertama adalah Dalam Loka. Diantara 5 jenis lainnya, Dalam Loka menjadi ikonik dari provinsi ini. Sebutan lain dari Dalam Loka di bahasa Sumbawa ialah Istana Dunia. Nggak heran sih, sebab dahulu kala Dalam Loka dihuni oleh Raja Sumbawa dan digunakan pula sebagai pusat pemerintahan.
Arsitektur Dalam Loka
Material yang mendominasi di Dalam Loka adalah kayu. Bangunannya didesain sangat besar dan luas. Tiang penyangga Dalam Loka bejumlah 99 buah yang bermakna 99 sifat Allah atau Asmaul Husna. Memang sejak dahulu kala, Sumbawa menjadi tempat yang erat kaitannya dengan Islam. Sehingga pembangunan rumah adat dipenuhi dengan unsur Islam. Kayu yang kuat dipilih supaya mampu menopang Dalam Loka dan tidak mudah keropos.
Untuk masuk ke bangunan utama disediakan tangga tanpa anak tangga. Desain tangga bermakna bahwa setiap orang yang hendak masuk ke rumah harus menunduk sebagai bentuk penghormata kepada raja.
Pembagian Ruang di Dalam Loka
Tiang yang berjumlah 99 tadi membagi Dalam Loka menjadi 2 buah ruang besar yang disebut Bala Rea atau Graha Besar. Kemudian Bala Rea disekat menggunakan dining dan terbagi menjadi beberapa ruangan, seperti:
- Lunyuk Agung yang berada di bagian depan Dalam Loka. Ruangan ini digunakan sebagai tempat bermusyawarah, pertemuan adat keagamaan atau upacara perikahan.
- Lunyuk Mas yang berada tepat disebelah Lunyuk Agung. Fungsi uama dari Lunyuk Mas sebagai ruangan khusus pemaisuri. Fungsi lainnya ialah sebagai tempat untuk staf penting kerajaan ketika upacara adat berlangsung.
- Ruang Dalam menjadi ruangan yang berada di sebelah timur. Fungsinya sebagai tempat sholat da pada bagian utara dipakai untuk kamar tidur para dayang dan permaisuri.
- Ruang sidang berada di bagian belakang Bala Rea. Ruang sidang digunakan untuk sidang dan tempat beristirahat para dayang saat malam hari.
- Kamar Mandi dibangun terpisah dari bangunan utama dengan bentuk yang memanjang.
- Bala Bulo dibangun di samping Lunyuk Mas dan memiliki 2 lantai. Lantai pertama berfungsi sebagai tempat bermain anak-anak Raja. Sedangkan Lantai kedua berfungsi sebagai tempat untuk melihat pertunjukan di lapangan.
Dalam Loka tidak hanya membagi ruangan pada bagian bangunan utama. Bagian luar dari bangunan utama pun diperhatikan. Misalnya dekorasi pada bagian kaban alas, gapura dan lonceng istana.
Baca juga: Rumah Adat Jogja
Rumah Adat NTB Istana Sumbawa
Rumah adat NTB yang kedua adalah Istana Sumbawa. Sesuai namanya, bangunan rumah ini terdapat di Kota Sumbawa. Dulunya didirikan serta dimodifikasi pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III di Kota Sumbawa Besar.
Fungsinya lebih sedikit daripada Dalam Loka. Beberapa fungsi dari Istana Sumbawa seperti tempat tinggal para raja dan sebagai tempat menyimpan benda pusaka. Benda pusaka yang disimpan di Istana Sumbawa cukup beragam dan semuanya memiliki nilai sejarah di Kabupaten Sumbawa.
Arsitekturnya didominasi oleh kayu. Desainnya pun masih menggunakan model rumah panggung. Bentuknya sangat mirip dengan Dalam Loka tetapi luasnya tidak sama. Sebab itulah beberapa sejarah mengatakan bahwa Istana Sumbawa adalah Dalam Loka.
Rumah Adat NTB Bale
Salah satu rumah adat NTB yang masih bisa kamu nikmati hingga sekarang adalah Bale. Kemampuan Suku Sasak dalam menjaga serta membuat lestari budaya di dusun Sade, desa Rembitan, Oujut memang tidak perlu diragukan. Hal lain yang membuat Bale tetap ada sampai sekarang adalah aktivitas masyarakat Suku Sasak yang selalu erat dengan Bale.
Suku Sasak tidak pernah sembarangan ketika membangun Bale. Terapat beberapa aturan ketika keluarga berniat mendirikan Bale, misalnya pemilihan waktu membangun rumah. Masyarakat percaya bila aturan tersebut tidak ditaati, maka akan mendatangkan nasib buruk bagi penghuni rumah.
Bale memiliki jenis yang banyak. Beberapa jenis Bale ditaranya Bale Bonter, Bale Jajar, Bale Tanu, Bale Tajuk, Bale Bencingah, Bale Gunung Rate, Bale Balaq dan Bale Kodong
Bale Lumbung
Salah satu jenis Bale yang terkenal adalah Bale Lumbung. Kini Bale Lumbung telah menjadi ikonik dari Suku Sasak di Lombok Tengah. Bale Lumbung memiliki bentuk yang unik dan berbeda dari beberapa rumah adat NTB lainnya.
Arsitektur dari Bale Lumbung didominasi oleh kayu dan jerami pada bagian atapnya. Desain paling unik terdapat pada bagian atap yang berbentuk setengah tabung tetapi runcing dan lebih lonjong ke bawah. Bagian bawah atap pun cenderung melebar namun masih lurus. Diameter atapnya dapat mencapai 3 meter. Kalau dilihat dari depan, atap Bale Lumbung lebih besar daripada bangunan rumanya.
Bagian dinding dari Bale Lumbung terbuat dari bambu yang dianyam dan biasa disebut bedek. Lantainya terbuat dari papan kayu dengan penyangga berjumlah 4 tiang. Bagian bawah tiang penyangga diberi batu supaya bangunan lebih kuat.
Masyarakat Suku Sasak menggunakan atap Bale Lumbung sebagai tempat untuk menyimpan padi dari hasil bertanam. Oh iya, bentuk Bale Lumbung yang unik ini dimaksudkan supaya tidak mudah rusak ketika banjir dan bila terkena serangan tikus.
Bale Jajar
Bale Jajar menjadi pilihan rumah untuk mereka yang memiliki ekonomi menengah ke atas bagi Suku Sasak. Desain rumahnya mirip dengan Bale Tani (rumah tradisioal Suku Sasak) tetapi memiliki luas yang lebih besar.
Bagian dalamna terbagi menjadi 2 dalem bale, yaitu satu serambi dan bagian depan Bale Jajar. Satu serambi digunakan sebagai tempat untuk menyimpan bahan makanan yang biasa disebut Sambi. Selain itu serambi ini difungsikan untuk menyimpan peralatan rumah tangga.
Kemudian bagian depan Bale Jajar terapat Sekepat dan bagian belakangnya terdapat Sekenam. Sekepat merupakan tempat yang berfungsi untuk menerima tamu. Nama lain Sekepat adalah Barugaq. Sedangkan Sekenam merupakan sekepat yang memiliki 6 buah tiang penyangga. Sekenam digunakan sebagai tempat untuk belajar dan ruang keluarga.
Rumah Adat NTB Berugaq Sekenam
Berugaq Sekenam juga menjadi salah satu bagian rumah adat NTB. Berugaq Sekenam memiliki 6 buah tiang penyangga yang terbuat ari kayu. Bangunan ini menjadi salah satu ciri khas Suku Sasa. Fungsinya sebagai tempat belajar untuk tata krama, adat istiadat, nilai budaya dan berkumpulnya internal keluarga.
Arsitekturnya sederhana dan lebih didominasi oleh kayu dan daun kelapa/jerami pada bagian atap. Beruga Sekenam pun tidak memiliki dinding, sehingga terlihat seperti gubuk di Pulau Jawa.
Baca juga: Rumah Adat Maluku
Nah itu dia 6 rumah adat NTB yang eksotis serta unik. Jangan lupa untuk menyempatkan berkunjung ke rumah adatnya kalau ke NTB ya!