Daftar Isi
Apa aja sih yang unik di Bengkulu?
Bengkulu adalah destinasi paket lengkap untuk mengenal budaya, adat, sejarah sekaligus berwisata. Kamu bisa menemukan pantai-pantai yang indah di Bengkulu. Kemudian tengok sebentar ke arah budaya, kamu bisa menemukan peninggalan bersejarah. Semua masih dikemas rapi di Bengkulu.
Artikel ini akan membahas tentang budaya dan adat Bengkulu lewat rumah adatnya. Rumah Adat Bengkulu ada 4 yaitu Bubungan Lima, Umeak Potong Jang, Kubung Beranak dan Patah Sembilan. Beberapa informasi terkait rumah adat ini sukar ditemukan sebab keberadaannya sudah tiada. Nah, TakTerlihat berhasil merangkum informasi 2 rumah adat Bengkulu. Apa aja? Coba simak penjabaran lengkapnya di bawah ini.
Rumah Adat Bengkulu Bubungan Lima
Bubungan Lima memiliki nama lain yang cukup banyak. Beberapa masyarakat Bengkulu menyebutnya dengan Bubungan Limas, Bubungan Haji ataupun Bubungan Jembatan. Nama Bubungan Lima diambil dari bentuk atap yang ada pada bangunan ini.
Menurut sejarah, rumah ini dulu hanya digunakan sebagai tempat tinggal tetua adat dan keluarganya. Alasanya sederhana, mereka tinggal di Bubungan Lima sebab beberapa acara adat sering diadakan di tempat tersebut. Misalnya tradisi upacara perkawinan, kematian, kelahiran.
Desain umum dari Bumbungan Lima adalah rumah panggung. Model ini dipilih sebab Bengkulu merupakan daerah rawan gempa. Masyarakat Bengkulu mengakalinya dengan membuat model rumah panggung dengan tiang yang tidak menempel langsung ke tanah. 1 rumah adat biasa disokong oleh 14-15 tiang dengan tinggi 1 sampai 2 meter. Bagian penopang tiang dibuat dari batu alam yang disusun sejajar dan datar. Penopang batu juga berfungsi sebagai penguat kayu sehingga tidak mudah lapuk.
Material pembuatan rumah ini masih berasal dari alam. Masyarakat disana memanfaatkan kayu, batu dan daun ijuk sebagai bahan utama membangun rumah. Kayu yang sering digunakan adalah kayu balam. Kayu tersebut dipilih karena mampu bertahan puluhan tahun. Lantai rumah pun terbuat dari kayu balam yang diserut halus. Sedangkan bagian atapnya berasal dari daun ijuk enau.
Struktur Bubungan Lima
Bubungan Lima dibagi menjadi 3 struktur yaitu bagian atap, tengah dan bawah. Apa aja yang termasuk dalam bagian tersebut?
Bagian Bawah
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bagian bawah Bubungan Lima juga terbuat dari kayu. Papan kayu disusun rapi sehingga nyaman ketika dipijak. Biasanya tiap geladan terdiri dari 8 buah dim yang sudah terpasang di sepanjang dinding luar.
Masyarakat Bengkulu memberikan beragam istilah pada bagian bawah Bubungan Lima. Masing-masing bagian bawah memiliki fungsi tersendiri.
- Tilan adalah balok dengan ukuran yang sedang dan berfungsi sebagai tempat lantai.
- Kijing merupakan bagian pentup balok yang ada di pinggir luar dan berada di sepanjang dinding Bubungan Lima.
- Blandar merupakan penahan tali yang dipasang secara melintang.
- Lapik Tiang adalah adalah batu ang digunakan sebagai penyangga tiang rumah dan bagian tangga.
- Bidai adalah bambu tebal dan dipasang melintang pada papan lantai. Tujuannya adalah menghalang hewan dan serangga masuk dari bagian bawah.
Bagian Tengah
Bagian tengah dari Bubungan Lima adalah kerangka rumah. Kerangka ini biasa disebut dengan kosen dan berasal dari kayu balam. Bagian-bagian kosen sama seperti rumah adat pada umumnya. Terdapat jendela, tulusi (lubang angin) dan tiang penyangga atap rumah.
Tulusi Bubungan Lima memiliki ukiran yang membuatnya semakin klasik. Peletakkan tulusi tepat di atas jendela atau di atas pintu rumah. Kemudian tiang penyangga rumah berada di bagian tengah bangunan. Tiang ini dinamai tiang penjuru.
Bagian Atas
Bagian yang menjadi istimewa dari Bubungan Lima adalah bagian atap. Bagian atap rumah ini memang sederhana, namun tersusun rapi. Dulunya penutup atap menggunakan ijuk enau. Namun seiring berkembangnya zaman, masyarakat beralih ke seng.
Bagian yang berfungsi sebagai penghubung antara atap rumah dan badan rumah adalah peran. Material yang digunakan membuat plafon berasal dari kayu dan bambu.
Arsiektur Bubungan Lima
Arsitektur dari Bubungan Lima juga menarik untuk dikupas. Lagi-lagi masyarakat Bengkulu memberikan nama 9 bagian rumahnya dengan unik. Apa aja?
- Berendo
Berendo sama seperti teras rumah. Di tempat ini biasanya pemilik rumah bersantai, bercengkrama dan menerima tamu. Kadang Berendo juga digunakan sebagai tepat bermain anak-anak.
- Hall
Hall digunakan untuk meneria tamu yang sudah dikenal baik oleh pemilik rumah. Biasanya saudara atau kerabat dekat akan berada di Hall ketika bertamu. Fungsi lain dari Hall juga bisa digunakan sebagai tempat berkumpul keluarga besar.
- Bilik Gadang
Bilik Gadang adalah nama lain dari kamar utama keluarga. Ruangan ini biasanya digunakan untuk tidur suami istri pemilik rumah dan anak mereka yang masih kecil.
- Bilik Gadis
Bilik Gadis adalah nama lain dari kamar tidur yang dikhususkan untuk anak perempuan. Biasanya masyarakat Bengkulu membangun Bilik Gadis bersebalahan dengan Bilik Gadang.
- Ruang Tengah
Ruang tengah adalah ruangan kosong tanpa perabot. Hanya ada tikar yang biasanya digunakan sebagai alas anak bujang tidur. Kadang tikar juga difungsikan sebagai alas untuk menerima tamu sang ibu dan kerabat dekat dari gadis.
- Ruang Makan
Ruang makan berfungsi sesuai namanya yaitu sebagai tempat makan. Masyarakat provinsi ini membangun ruang makan dekat dan bersebelahan dengan dapur.
- Garang
Garang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan air. Kadang Garang juga digunakan sebagai tempat menyimpan peralatan makanan sebelum dipakai.
- Dapur
Sesuai dengan namana, Dapur digunakan sebagai tempat untuk memasak dan menyimpan makanan. Dapur terletak di tengah-tengah antara Garang dan Ruang Makan.
- Barendo Belakang
Barendo belakang adalah teras belakang rumah. Bagian ini sering difungsikan sebagai tepat bersantai khusus bagi para perempuan. Sekilas, Barendo Belakang mirip dengan Rumah Adat Umeak Potong Jang, Kubung Beranak da Patah Sembilan.
Rumah Adat Bengkulu Umeak Potong Jang
Rumah adat Bengkulu yang kedua adalah Umeak Potong Jang. Rumah adat ini adalah rumah asli dari suku Rejang. Arti dari Umeak Potong Jang adalah rumah yang dibangun oleh Rejang. Masyarakat Suku Rejang sendiri sering menyebut dengan Umeak-an atau rumah tradisional. Rumah ini sudah tidak bisa kamu jumpai di Bengkulu.
Beberapa cerita menyebutkan bahwa bentuk Umeak Potong Jang sudah dipengaruhi oleh potongan Merangjat. Merangjat adalah suku yang mendiami Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Poin yang paling menjadi pembeda adalah bubungan pada Umeak Potong Jang.
Umeak Potong Jang mempunyai bubungan yang melintang. Sehingga bagian cucuran atau tritisan atap langsung menghadap depan dan belakang. Sedangkan bentuk bubungan yang sudah terpengaruh oleh Meranjat menjadi membujur. Hal ini mengakibatkan tritisan atap menghadap ke arah samping.
Nah itu dia 2 jenis rumah adat Bengkulu beserta penjelasan bagian-bagian rumahnya. Semoga bemanfaat.