Media Framing dan Hubungan Kekuasaan: Saat Cerita Bersandar pada Sudut Pandang

Posted on

Dalam dunia yang serba cepat ini, media memegang peran yang sangat krusial dalam membentuk persepsi dan pemahaman kita tentang berbagai isu. Namun, kita perlu menyadari bahwa di balik setiap cerita yang ditulis, ada kekuatan besar yang dapat mempengaruhi cara kita melihat dan memahami dunia di sekitar kita. Fenomena ini dikenal dengan sebutan “media framing”.

Sebelum kita merapat lebih dekat, mari mengenal apa itu “framming” dalam konteks media. Framing bisa diibaratkan sebagai kerangka atau bingkai yang digunakan oleh media untuk menceritakan suatu peristiwa atau isu. Cara penulisan, penggunaan bahasa, serta pemilihan gambar merupakan beberapa elemen yang digunakan untuk menciptakan kerangka ini.

Ketika membahas “media framing power relations” atau framing dalam hubungan kekuasaan, kita tidak dapat menghindari bahwa cerita yang kita baca di media memang dapat dipengaruhi oleh kepentingan dan sudut pandang pihak tertentu. Contohnya, media yang terafiliasi dengan pemerintah cenderung akan menghadirkan cerita dari sudut pandang yang mendukung kebijakan politik yang sedang berjalan.

Begitu pula sebaliknya, media yang independen dapat melibatkan sudut pandang alternatif atau menyoroti kepentingan kelompok masyarakat yang tidak terlalu terwakili di media mainstream. Dengan demikian, media framing memainkan peran penting dalam menentukan jenis informasi dan sudut pandang mana yang diungkapkan kepada publik.

Tentu saja, framing itu sendiri bukanlah sesuatu yang selalu buruk. Kegiatan framing dapat menyajikan informasi komprehensif dan membantu kita memahami konteks lebih baik. Namun, jika framing hanya dilakukan dari satu sudut pandang, tanpa memperhatikan keberagaman opini dan pemikiran lainnya, hal ini dapat membentuk persepsi publik yang terdistorsi.

Penting bagi kita sebagai konsumen informasi untuk melihat melampaui framing yang diberikan oleh media. Menggali sumber-sumber alternatif dan mengumpulkan sudut pandang yang berbeda dapat membantu kita memperoleh perspektif yang lebih seimbang. Sebagai masyarakat yang cerdas, kita harus mengembangkan keterampilan kritis dalam membaca dan menafsirkan berita, agar kita dapat memiliki pemahaman yang lebih utuh tentang isu yang dibicarakan.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan keterbukaan informasi, kita juga harus waspada terhadap fenomena “fake news” yang dapat mengaburkan kebenaran dan memperkuat framing yang sempit. Menerapkan literasi digital dan memverifikasi informasi sebelumnya adalah langkah-langkah penting untuk melindungi diri kita sendiri dari manipulasi framing yang mungkin terjadi.

Dalam dunia yang kompleks ini, media framing power relations dapat memiliki pengaruh yang signifikan. Oleh karena itu, sebagai konsumen informasi, kita harus tetap kritis dalam memahami berita dan bersikap bijak dalam menafsirkannya. Hanya dengan demikian, kita dapat memiliki persepsi yang lebih luas dan memahami berbagai sudut pandang yang saling bertentangan.

Apa Itu Media Framing Power Relations?

Media framing power relations adalah suatu konsep dalam studi media yang mengacu pada proses konstruksi berita oleh media massa melalui pemilihan fakta, sudut pandang, dan pengaturan informasi yang mendorong persepsi pembaca terhadap hubungan kekuasaan dalam masyarakat.

Proses Framing dalam Media

Pada dasarnya, media framing power relations melibatkan empat langkah utama yang dilakukan oleh media dalam menyampaikan berita:

  1. Pemilihan Fakta: Media memilih fakta-fakta tertentu yang akan disampaikan kepada publik, dengan menentukan apa yang dianggap penting dan relevan untuk disampaikan.
  2. Sudut Pandang: Media memilih sudut pandang tertentu yang akan digunakan dalam penyampaian berita. Hal ini dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap suatu peristiwa atau isu.
  3. Pengaturan Informasi: Media mengatur informasi dengan cara menonjolkan atau menyembunyikan aspek-aspek tertentu, baik melalui penggunaan gambar dan headline yang menarik perhatian atau melalui pengelompokkan berita dalam kategori tertentu.
  4. Pengaruh Terhadap Opini Publik: Melalui proses framing yang dilakukan, media memiliki kekuatan untuk mempengaruhi opini publik terhadap suatu isu atau peristiwa. Dalam konteks power relations, media dapat menciptakan atau memperkuat dominasi kekuatan yang ada dalam masyarakat atau sebaliknya.

Tips Menggunakan Media Framing Power Relations dengan Efektif

Bagi mereka yang ingin menggunakan media framing power relations dalam komunikasi mereka, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

  1. Pahami Kekuatan Media: Mengetahui dan memahami bagaimana media bekerja dapat membantu individu atau kelompok dalam menggunakan media framing dengan efektif. Perlu memahami cara kerja media, pemilihan fakta dan sudut pandang yang dilakukan oleh media dalam menyampaikan berita.
  2. Analisis Konteks Sosial: Dalam menggunakan media framing, penting untuk mempertimbangkan konteks sosial tempat berita akan disampaikan. Setiap masyarakat memiliki keunikan dan konteks sosial yang perlu dipahami agar pesan yang disampaikan melalui media dapat diterima dengan baik oleh publik.
  3. Bangun Koneksi: Menggunakan media framing power relations dapat menjadi alat yang efektif untuk membangun koneksi dan pengaruh dengan publik. Melalui framing yang tepat, individu atau kelompok dapat bekerja sama dengan media untuk menciptakan opini publik yang diinginkan.
  4. Konsisten: Dalam menggunakan media framing, konsistensi sangat penting. Pesan dan framing yang disampaikan haruslah konsisten dan berkelanjutan, agar mampu menciptakan dampak jangka panjang pada persepsi pembaca.
  5. Gunakan Bahasa yang Tepat: Bahasa yang digunakan dalam media framing juga sangat penting. Memilih kata-kata yang tepat dan menghindari penggunaan istilah atau frasa yang dapat mempengaruhi persepsi negatif terhadap framing yang dimaksudkan.

Kelebihan dan Kekurangan Media Framing Power Relations

Sebagai salah satu strategi komunikasi yang digunakan oleh individu, kelompok, atau bahkan pemerintah, media framing power relations memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan:

Kelebihan Media Framing Power Relations:

  1. Mempengaruhi Opini Publik: Media framing dapat mempengaruhi masyarakat dan mengubah pandangan mereka terhadap suatu isu atau peristiwa. Dengan menggunakan framing yang tepat, pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh publik.
  2. Membangun Koneksi: Melalui media framing, individu atau kelompok dapat membangun koneksi dan pengaruh dengan media massa. Dalam konteks power relations, media framing dapat digunakan untuk menciptakan aliansi yang kuat dengan media dan memperkuat posisi dalam masyarakat.
  3. Pemberdayaan: Dengan menggunakan media framing power relations, individu atau kelompok dapat mendorong perubahan sosial dan mengambil kendali atas persepsi publik terhadap suatu isu atau peristiwa. Hal ini membuka peluang untuk menciptakan perubahan yang diinginkan dalam masyarakat.

Kekurangan Media Framing Power Relations:

  1. Manipulatif: Penggunaan media framing power relations dapat menjadi manipulatif jika digunakan dengan tujuan yang tidak jujur atau bersifat memanipulasi publik. Hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi publik yang tidak mampu memahami framing yang digunakan.
  2. Mengabaikan Fakta: Dalam menggunakan media framing, ada potensi untuk mengabaikan fakta atau sudut pandang yang tidak sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Hal ini dapat menyebabkan penyesatan informasi bagi publik.
  3. Polarisasi: Media framing power relations juga memiliki potensi untuk memperkuat polarisasi atau perpecahan dalam masyarakat. Jika penggunaannya tidak hati-hati, framing yang digunakan dapat memperkuat pembelahan sosial dan meningkatkan konflik.

FAQ tentang Media Framing Power Relations

1. Apa peran media dalam media framing power relations?

Media memiliki peran penting dalam media framing power relations karena mereka bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi kepada publik serta memilih sudut pandang dan fakta yang akan disampaikan. Melalui penyampaian berita yang diatur dengan framing yang tepat, media dapat mempengaruhi persepsi pembaca terhadap suatu isu atau peristiwa.

2. Apakah media framing selalu digunakan untuk kepentingan politik?

Tidak selalu. Meskipun media framing power relations sering kali digunakan untuk kepentingan politik, seperti memperkuat posisi pemerintah atau oposisi, namun mereka juga dapat digunakan oleh individu, kelompok, atau organisasi dalam konteks lain, seperti dalam kampanye sosial atau pemasaran produk.

3. Apa bedanya media framing power relations dengan manipulasi media?

Media framing power relations melibatkan proses pemilihan fakta dan sudut pandang dalam penyampaian berita, sedangkan manipulasi media melibatkan perubahan atau penyembunyian fakta untuk mencapai tujuan tertentu, tanpa mempertimbangkan kepentingan publik. Meskipun keduanya dapat digunakan dalam rangka penyebaran pesan yang diinginkan, media framing lebih mengedepankan kepentingan pembaca.

4. Apakah media framing power relations dapat berdampak pada perubahan sosial?

Iya, media framing power relations dapat berdampak pada perubahan sosial karena mereka memiliki potensi untuk mengubah persepsi publik terhadap suatu isu atau peristiwa. Melalui framing yang tepat, media dapat mempengaruhi sikap dan tindakan masyarakat, yang pada akhirnya dapat menciptakan perubahan dalam masyarakat.

5. Apa yang dapat dilakukan pembaca untuk menghadapi media framing power relations?

Pembaca dapat melakukan beberapa hal untuk menghadapi media framing power relations:

  • Kritis dalam Membaca Berita: Pembaca perlu mengembangkan kemampuan kritis dalam membaca berita, dengan melihat sumber informasi yang berbeda dan mempertimbangkan sudut pandang yang beragam.
  • Cari Informasi Tambahan: Selain mengandalkan berita utama, pembaca dapat mencari informasi tambahan dari sumber lain untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas.
  • Pahami Konteks Sosial: Memahami konteks sosial dan kepentingan di balik penyampaian berita dapat membantu pembaca menafsirkan framing yang digunakan.
  • Berpartisipasi Aktif: Berpartisipasi dalam diskusi publik, baik di media sosial atau kelompok masyarakat, dapat membantu pembaca memperoleh sudut pandang lain dan melihat berbagai perspektif.
  • Gunakan Sumber Berita Terpercaya: Memilih sumber berita yang terpercaya dan jurnalisme yang bertanggung jawab dapat membantu mengurangi pengaruh media framing yang merugikan.

Kesimpulan

Media framing power relations adalah suatu konsep dalam studi media yang melibatkan proses konstruksi berita oleh media massa. Dalam proses ini, media memilih fakta, sudut pandang, dan mengatur informasi untuk mendorong persepsi pembaca terhadap hubungan kekuasaan dalam masyarakat. Media framing power relations dapat digunakan dengan efektif dengan memahami kekuatan media, menganalisis konteks sosial, membangun koneksi, konsisten, dan menggunakan bahasa yang tepat. Namun, penggunaannya juga memiliki kekurangan, seperti manipulatif, mengabaikan fakta, dan potensi polarisasi. Pembaca dapat menghadapi media framing power relations dengan menjadi kritis dalam membaca berita, mencari informasi tambahan, memahami konteks sosial, berpartisipasi aktif, dan menggunakan sumber berita terpercaya. Melalui pemahaman yang baik tentang media framing power relations, pembaca dapat mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang informasi yang disampaikan oleh media dan mempertimbangkan lebih banyak sudut pandang sebelum membentuk opini atau mengambil tindakan.

Akhtar
Mengelola informasi dan menggoreskan pikiran. Antara berita dan tulisan, aku menciptakan narasi yang menarik dan informatif.

Leave a Reply