Provinsi NTB kebanyakan dikenal oleh orang-orang dengan keindahan pantainya seperti Gili Trawangan, Pulau Moyo, dan lain sebagainya. Disamping banyaknya pantai-pantai yang eksotis tersebut, apakah kamu pernah mendengar tentang sebagian legenda dari NTB?
Banyak sekali legenda yang berasal dari NTB dengan cerita yang tak kalah eksotis dengan pantai-pantai yang dimiliki tersebut dan diantaranya adalah 8 legenda berikut.
Daftar Isi
Legenda Putri Cilinaya
Cilinaya sebenarnya merupakan seorang putri dari Raja Daha yang hilang diterpa angin topan, kemudian ditemukan dan dirawat oleh penjaga taman hingga dewasa. Pada suatu waktu, dia bertemu dengan Raden Panji, putra dari Raja Keling. Raja Keling itu sendiri merupakan adik dari Raja Daha. Pertemuan antara Raden Panji dan Cilinaya telah membuat mereka saling jatuh cinta dan menikah diam-diam.
Pernikahan itu ditentang oleh Raja Panji dan diam-diam dia juga menyuruh prajuritnya untuk menenggelamkan Cilinaya di laut. Saat itu, Cilinaya telah mempunyai bayi laki-laki yang diberi nama Raden Megatsih. Siapa sangka, Cilinaya yang dihanyutkan di laut itu justru ditemukan oleh ibunya sendiri, istri Raja Daha.
Beberapa tahun kemudian, ada pesta sabung ayam di kerajaan Daha. Tak ada yang bisa mengalahkan kehebatan ayam milik Raja Daha di permainan itu, kecuali milik Raden Megatsih. Ayam tersebut ternyata bisa bicara dan mengatakan jika sebenarnya Raden Megatsih adalah anak Raden Panji dan Cilinaya. Berkat kokok ayam itu, akhirnya kebenaran telah terungkap dan mereka pun dipersatukan kembali.
Legenda Ratna Ayu Wideradin
Raja Indrapandita yang memimpin sebuah kerajaan di NTB memiliki 9 orang putri berparas rupawan, namun yang paling cantik adalah putri bungsu yaitu Ratna Ayu Wideradin. Kedelapan kakaknya merasa iri dengan kecantikan dari Ratna Ayu Wideradin sehingga memfitnah adiknya itu. Fitnah yang diberikan kepada Ratna Ayu membuatnya dikucilkan di belakang istana ditemani oleh 1 pengasuhnya saja.
Setiap hari, Ratna Ayu mencurahkan isi hatinya lewat lukisan dan puisi. Tiba-tiba angin kencang menghembuskan gulungan lukisan dan puisinya hingga tiba di Pulau Jawa, tepatnya di taman milik Raden Witarasari, sepupu dari Ratna Ayu. Raden Witarasari yang menemukan puisi itu lantas ingin membebaskan Ratna Ayu. Singkat cerita dia merubah dirinya menjadi kera supaya bisa masuk ke tempat Ratna Ayu.
Namun, setelah beberapa lama, penyamaran Raden Witarasari ketahuan. Dia langsung menjelaskan pada Ratna Ayu jika dia ingin menyelamatkannya. Ratna Ayu pun dengan senang hati menerima pertolongan itu. Keesokan harinya, di pesta tari yang sudah diadakan oleh kerajaan, Ratna Ayu datang bersama Raden Witarasari dan membongkar semua kejadian yang sebenarnya.
Legenda Ai Mangkung
Di Desa Jompang, Sumbawa, hidup seorang pemimpin kampung bernama Datu Palowe’. Datu ini punya anak laki-laki dan perempuan, tetapi lebih menyayangi si anak perempuan yang bernama Lala Sri. Setiap kemauan dari Lala Sri selalu dituruti, terutama keinginannya saat itu yang ingin makan udang.
Maka, Datu Palowe’ pun menyuruh anak buahnya untuk mencarikan udang. Akan tetapi, Lala Sri ternyata juga ingin ikut. Kali ini, Datu kembali mengabulkan permohonannya. Siapa sangka, saat para pesuruh ayahnya sibuk mencari udang di sungai, Lala Sri justru diserang oleh 4 pemuda yang ingin mengambil perhiasan dari Lala Sri.
Penyerangan itu mengakibatkan Lala Sri meninggal dunia. Belakangan diketahui jika 4 pemuda itu berasal dari Desa Tasura. Dikarenakan kejadian ini, Datu Palowe’ tak mengizinkan 4 pemuda tadi untuk meminum air sungai tersebut. Barangsiapa yang meminum air itu akan tertimpa penyakit. Lantas, sungai tersebut dinamai sebagai Ai Mangkung.
Legenda Sandubaya dan Lala Seruni
Lala Seruni adalah istri dari Sandubaya yang dikaruniai wajah cantik jelita. Pada suatu ritual sembahyang, Sandubaya dan Seruni bertemu dengan Prabu Kertajaya. Dari pertemuan itu, Prabu Kertajaya jatuh cinta dan ingin menikahi Seruni. Rencana licik pun dibuat untuk menyingkirkan Sandubaya.
Betapa malangnya, rencana itu berhasil dan membuat Seruni kehilangan suaminya. Prabu Kertajaya lantas meminang Seruni, tapi Lala Seruni memberikan untuk diizinkan ke Pantai Menanga Baris. Di Pantai itu, sebenarnya Sandubaya mengirimkan isyarat akan menjemput Seruni. Saat sebuah teratai muncul di laut itu, Prabu Kertajaya diminta oleh Seruni dan pasukannya diminta untuk mengambilkan.
Namun, justru ada serangan ikan yang mampu membuat mereka terluka. Teratai itu pun mengarah ke Seruni, dia langsung menaikan teratai itu dan pergi jauh hingga ke tengah laut. Ada yang mengatakan jika perginya Seruni ke tengah laut itu adalah berjumpa dengan arwah Sandubaya.
Asal Mula Pulau Lombok
Legenda penamaan Pulau Lombok dimulai dari adanya rakyat Mataram di Jawa Tengah yang melakukan perjalanan ke arah timur tanpa tujuan yang pasti. Mereka mendarat di sebuah pelabuhan. Lama kelamaan, mereka tinggal di sekitar pelabuhan itu dan disebut dengan orang sak-sak, karena perahu bercadik yang mereka gunakan itu disebut sebagai sak-sak.
Baca juga: 8 Legenda Sulawesi Selatan
Lantas, pelabuhan yang mereka singgahi tadi dinamakan sebagai pelabuhan Lomboq, yang dalam bahasa sak-sak berarti lurus. Sekarang nama Lomboq telah berubah menjadi Lombok dan dinamakan untuk nama pulau. Setelah penamaan itu, Lombok menjadi sebuah kerajaan yang cukup besar.
Legenda Putri Mandalika
Sudah selayaknya setiap putri raja akan mempunyai wajah yang cantik, tak terkecuali Putri Mandalika. Banyak pangeran yang datang padanya untuk meminang dan anehnya tak ada satupun yang ditolak karena dia tak mau menyakiti hati para pangeran itu. Hal ini malah menimbulkan peperangan.
Putri Mandalika pun bersedih atas apa yang sebenarnya terjadi, dia kemudian memutuskan untuk mengumpulkan semua pangeran pada tanggal 20, bulan 10 penanggalan Sasak. Ternyata Putri Mandalika ingin mengorbankan dirinya di depan para pangeran, rakyat, dan ayah ibunya. Dia tak mau malah menyakiti hati pangeran yang lain jika dia memilih satu pangeran saja.
Dari peristiwa ini, Putri Mandalika yang menceburkan diri ke laut diduga menjelma menjadi cacing laut yang disebut Nyale dengan paduan warna putih, hitam, kuning, hijau, dan coklat. Serta peristiwa ini juga dikenang sebagai upacara Bau Nyale atau menangkap cacing laut.
Legenda Raja Pertama Kerajaan Selaparang
Sebelum Pulau Lombok ditempati oleh banyak orang, ada sebuah anak yang lahir dengan kekuatan luar biasa. Anak itu suka makan banyak, bahkan sejak dia baru lahir. Ayahnya yang sangat jengkel dengan perilaku Doyan Nada membuatnya ingin melenyapkan Doyan Nada, namun selalu saja gagal karena kesaktiyan Doyan Nada.
Untuk menghindari niat buruk ayahnya itu, Doyan Nada pergi bertualang hingga bertemu dengan dua pertapa yang menjadi sahabatnya. Bersama sahabatnya ini, dia berhasil mengalahkan raksasa besar serta menyelamatkan 3 orang tawanan raksasa itu. Salah seorang tawanan itu adalah putri Raja Majapahit. Singkatnya, Doyan Nada menikahi Putri tersebut dan mulai mendirikan kerajaan di Selaparang, tempat kelahirannya dulu.
Legenda Ki Rangga dan Prabu Aria Pelabu
Prabu Aria Pelabu telah dikaruniai dua anak perempuan, tapi begitu mendambakan anak laki-laki. Permintaannya itu pun bersambut saat menemukan bayi laki-laki yang dihanyutkan di sungai. Sebenarnya, seorang peramal tidak menyarankan bayi laki-laki itu untuk diasuh oleh Prabu karena dia akan menyebabkan malapetaka di masa depan. Namun, sang istri dan kedua anaknya begitu menginginkan bayi laki-laki itu, maka tetap diangkatlah bayi itu.
Benar saja, saat dewasa, bayi yang diberi nama Ki Rangga itu malah menyukai kedua kakaknya, padahal dia sudah beristri. Maka, terjadilah pertikaian antara Prabu Aria dan Ki Rangga. Hanya saja, Ki Rangga yang punya kekuatan sakti sulit untuk dikalahkan. Berkat adanya dua prajurit yang siap membantu Prabu, maka Ki Rangga berhasil dikalahkan dengan siasat yang begitu pintar.
Baca juga: 4 Rumah Adat NTT Serta Arsitekturnya Lengkap!
Selesai sudah diceritakan 8 legenda dari NTB mulai dari legenda Putri Cilinaya yang mengharukan hingga kisah dari Ki Rangga yang memicu pertikaian dengan Prabu Aria Pelabu. Selain legenda yang ada di NTB ini, kamu juga bisa mencari tahu tentang legenda dari daerah lainnya yang ada di Indonesia. Dengan begitu, kamu akan tahu kalau Indonesia bukan hanya akan keindahan alamnya, tapi juga kaya akan keanekaragaman budayanya.