Konflik Sosial Verbal dan Non Verbal Menurut Para Ahli: Membahas Permasalahan dalam Gaya Penulisan Jurnalistik yang Santai

Posted on

Konflik sosial merupakan fenomena yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia. Baik melalui kata-kata atau bahkan tindakan, benturan antarindividu seringkali muncul dalam berbagai situasi. Namun, tahukah Anda bahwa konflik sosial juga bisa terjadi secara verbal dan non verbal? Hal ini merupakan area yang menarik untuk ditelusuri dan dicermati. Dalam artikel ini, kita akan membahasnya dengan merujuk pada pandangan beberapa ahli.

Pertama-tama, mari kita lihat konflik sosial secara verbal. Dalam konteks ini, para ahli seringkali mengaitkan konflik dengan komunikasi yang menggunakan kata-kata. Menurut Albert Mehrabian, seorang psikolog terkenal, hanya sekitar 7% dari pesan yang kita sampaikan berasal dari kata-kata yang diucapkan. Sisanya? Nah, 38% dipengaruhi oleh nada suara dan 55% oleh bahasa tubuh kita.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya aspek non verbal dalam konflik sosial. Gestur tangan yang tajam, ekspresi wajah yang marah, atau bahkan sikap tubuh yang menantang dapat menjadi pemicu konflik yang lebih dalam. Namun, Gregory Bateson, seorang antropolog dan ahli komunikasi, menyebutkan bahwa bahasa tubuh juga bisa dipengaruhi oleh konteks sosial yang lebih luas, seperti norma budaya dan kebiasaan tertentu.

Dalam konteks konflik sosial, kata-kata yang digunakan juga memiliki peran penting. Ahli komunikasi Deborah Tannen menyatakan bahwa perbedaan gaya komunikasi verbal antara laki-laki dan perempuan dapat menjadi pemicu konflik. Misalnya, laki-laki lebih cenderung menggunakan bahasa yang bersifat dominan dan objektif, sementara perempuan lebih suka menggunakan bahasa yang lebih emosional dan kooperatif. Ketidaksesuaian ini seringkali memperumit penyelesaian konflik.

Namun, kita juga perlu memahami bahwa konflik sosial tidak selalu bersifat negatif. Dalam beberapa kasus, komunikasi verbal atau non verbal yang bertentangan bisa menjadi titik awal bagi perubahan yang positif. Sebagai contoh, teori konflik sosial oleh Lewis A. Coser mengungkapkan bahwa ketika konflik muncul dalam kelompok sosial, hal itu dapat memicu perubahan dan perkembangan yang lebih baik dalam masyarakat.

Dalam kesimpulan, konflik sosial verbal dan non verbal merupakan fenomena kompleks yang layak ditelusuri lebih lanjut. Meskipun seringkali dianggap sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, konflik sosial juga dapat menjadi kesempatan untuk menciptakan perubahan yang positif. Dalam penulisan jurnalistik ini, kita telah melihat bagaimana konflik sosial dipengaruhi oleh komunikasi verbal dan non verbal menurut para ahli. Terlepas dari jenis konflik yang terjadi, penting bagi kita untuk tetap terbuka terhadap pemahaman dan pengertian yang lebih dalam terkait masalah yang ada.

Apa Itu Konflik Sosial Verbal dan Non Verbal?

Konflik sosial merupakan benturan atau ketegangan yang terjadi antara individu, kelompok, atau komunitas dalam interaksi sosial. Konflik sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik secara verbal maupun non verbal.

Konflik Sosial Verbal

Konflik sosial verbal adalah bentuk konflik yang terjadi melalui penggunaan kata-kata dan bahasa. Bentuk konflik verbal ini dapat dilakukan secara langsung, seperti dalam diskusi atau debat, atau secara tidak langsung, seperti dalam bentuk tulisan atau pesan yang dikirim lewat media sosial.

Konflik sosial verbal dapat muncul dalam berbagai situasi, mulai dari konflik pribadi di antara dua individu, konflik kelompok di dalam masyarakat, hingga konflik politik yang melibatkan beragam pihak. Konflik jenis ini seringkali melibatkan penggunaan bahasa yang kasar, ejekan, atau cacian terhadap pihak yang berselisih.

Konflik Sosial Non Verbal

Konflik sosial non verbal adalah bentuk konflik yang terjadi melalui ekspresi tubuh, gerakan, dan tindakan, tanpa melibatkan penggunaan kata-kata secara langsung. Bentuk konflik non verbal ini bisa berupa ekspresi wajah yang marah, kontak mata yang intens, atau bahkan serangan fisik.

Konflik sosial non verbal seringkali muncul dalam situasi di mana individu atau kelompok merasa tidak puas atau terancam oleh tindakan atau kehadiran pihak lain. Tidak seperti konflik verbal, konflik non verbal tidak menggunakan kata-kata eksplisit, namun memiliki potensi untuk menghasilkan ketegangan yang sama kuatnya.

Cara Mengatasi Konflik Sosial Verbal dan Non Verbal

Mendengarkan dengan Empati

Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi konflik sosial, baik yang bersifat verbal maupun non verbal, adalah dengan mendengarkan dengan empati. Dalam situasi konflik, pendekatan yang empatik akan membantu pihak yang berselisih untuk saling memahami dan menghargai perasaan dan perspektif masing-masing.

Komunikasi yang Terbuka dan Jujur

Penting juga untuk memastikan komunikasi yang terbuka dan jujur dalam mengatasi konflik sosial. Dalam situasi konflik, terbuka untuk memberikan masukan atau saran yang konstruktif kepada pihak yang berselisih, serta jujur dalam menyampaikan pendapat dan perasaan.

Mencari Solusi Bersama

Konflik sosial dapat diselesaikan dengan mencari solusi bersama yang menguntungkan semua pihak yang terlibat. Melalui pendekatan kolaboratif, pihak yang berselisih dapat bekerja sama untuk mencapai titik temu yang baik bagi semua.

Tips Menghindari Konflik Sosial Verbal dan Non Verbal

Berkomunikasi dengan Baik

Salah satu tips yang penting dalam menghindari konflik sosial adalah dengan berkomunikasi dengan baik. Pastikan untuk berbicara dengan jelas dan menghargai sudut pandang orang lain. Hindari penggunaan bahasa yang kasar atau ejekan yang bisa memicu konflik.

Membedakan Antara Opini dan Fakta

Dalam berdiskusi atau berdebat, penting untuk membedakan antara opini dan fakta. Jangan memaksa pendapat atau keyakinan pribadi kepada orang lain dan belajar untuk menghormati perbedaan pendapat.

Menjaga Kontrol Emosi

Kontrol emosi juga merupakan kunci penting untuk menghindari konflik sosial. Jika merasa emosi memuncak, cobalah untuk tenang terlebih dahulu sebelum melanjutkan interaksi. Jangan biarkan emosi menguasai diri dan mengambil alih situasi.

Kelebihan Konflik Sosial Verbal dan Non Verbal

1. Membuka Ruang untuk Dialog dan Diskusi

Konflik sosial, baik yang bersifat verbal maupun non verbal, memiliki kelebihan dalam membuka ruang untuk dialog dan diskusi. Konflik yang muncul mendorong individu atau kelompok untuk saling berkomunikasi dan saling mendengarkan, sehingga menciptakan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai perspektif dan mencari solusi yang terbaik.

2. Mendorong Peningkatan Keterampilan Komunikasi

Dalam menghadapi konflik sosial, individu atau kelompok diharuskan untuk berkomunikasi dengan lebih baik. Ini secara tidak langsung mendorong peningkatan keterampilan komunikasi, termasuk mendengarkan dengan lebih baik, berbicara dengan lebih jelas, dan berempati terhadap perspektif orang lain.

3. Memperkuat Hubungan Antarindividu atau Kelompok

Konflik sosial juga memiliki potensi untuk memperkuat hubungan antarindividu atau kelompok. Melalui penyelesaian konflik yang baik, individu atau kelompok yang awalnya berselisih dapat mencapai pemahaman yang lebih baik, memperkuat rasa saling menghargai dan membangun hubungan yang lebih baik di masa depan.

Manfaat Konflik Sosial Verbal dan Non Verbal Menurut Para Ahli

1. Menghadirkan Inovasi dan Perubahan

Menurut para ahli, konflik sosial mampu menghadirkan inovasi dan perubahan dalam masyarakat. Konflik yang muncul seringkali memunculkan pemikiran baru, ide-ide kreatif, dan solusi yang inovatif dalam menyelesaikan masalah yang ada.

2. Memotivasi untuk Perbaikan

Konflik sosial juga dapat memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan perbaikan dan perubahan. Ketika terjadi konflik, individu atau kelompok yang terlibat akan merasa terdorong untuk mencari cara baru atau meningkatkan kualitas hidup.

3. Meningkatkan Kesadaran Sosial

Dalam konteks konflik sosial, individu atau kelompok akan semakin sadar akan masalah yang ada di sekitarnya. Mereka akan mempertanyakan norma dan nilai-nilai yang ada, serta berusaha untuk mencapai perubahan yang lebih baik dalam masyarakat.

FAQ (Pertanyaan Umum) tentang Konflik Sosial Verbal dan Non Verbal

1. Apa perbedaan antara konflik verbal dan non verbal?

Konflik verbal adalah bentuk konflik yang terjadi melalui penggunaan kata-kata dan bahasa, sedangkan konflik non verbal terjadi melalui ekspresi tubuh, gerakan, dan tindakan, tanpa melibatkan penggunaan kata-kata secara langsung.

2. Apa yang bisa menyebabkan konflik sosial verbal dan non verbal?

Konflik sosial verbal dan non verbal dapat disebabkan oleh beragam faktor, mulai dari perbedaan pendapat, ketidakpuasan terhadap tindakan atau kehadiran pihak lain, hingga persaingan dalam mendapatkan sumber daya yang terbatas.

FAQ (Pertanyaan Umum) tentang Mengatasi Konflik Sosial

1. Bagaimana cara terbaik untuk mengatasi konflik sosial?

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi konflik sosial adalah dengan mendengarkan dengan empati, menjaga komunikasi yang terbuka dan jujur, serta mencari solusi bersama yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.

2. Apa saja tips yang dapat membantu dalam menghindari konflik sosial?

Beberapa tips yang dapat membantu menghindari konflik sosial antara lain adalah berkomunikasi dengan baik, membedakan antara opini dan fakta, serta menjaga kontrol emosi saat berinteraksi dengan orang lain.

Kesimpulan

Konflik sosial, baik yang bersifat verbal maupun non verbal, adalah benturan atau ketegangan yang terjadi dalam interaksi sosial. Meskipun konflik sosial dapat menjadi situasi yang menegangkan, namun dengan pendekatan yang baik, konflik bisa diatasi dan malah membawa dampak positif seperti pemecahan masalah, peningkatan keterampilan komunikasi, dan memperkuat hubungan.

Untuk menghindari konflik sosial, penting untuk berkomunikasi dengan baik, membedakan antara opini dan fakta, serta menjaga kontrol emosi. Selain itu, mendengarkan dengan empati, menjaga komunikasi yang terbuka dan jujur, serta mencari solusi bersama juga merupakan langkah-langkah yang efektif dalam mengatasi konflik sosial.

Jadi, mari kita coba menjalani interaksi sosial dengan penuh pengertian, menghargai perbedaan, dan menghindari konflik dengan cara yang konstruktif. Dengan begitu, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai bagi semua.

Nashila Khairunnisa
Komunikasi adalah seni, dan kata-kata adalah kuasanya. Saya menjelajahi dunia komunikasi melalui tulisan, berbagi pemikiran, kiat, dan inspirasi dalam bentuk kata-kata.

Leave a Reply