Kehidupan Keluarga Laras: Cerita Bahagia Seorang Gadis Gaul dan Keluarganya yang Penuh Cinta

Posted on

Hai semua, Sebelum kita masuk kedalam ceritanya ada nggak nih diantara kalian yang penasaran sama cerita cerpen kali ini? Selamat datang di dunia Laras, seorang anak SMA yang penuh semangat dan cinta keluarga! Di artikel ini, kami akan membagikan kisah inspiratif tentang perjalanan Laras dalam menghadapi tantangan sekolah, merayakan kehidupan keluarga, dan mengatasi berbagai rintangan dengan hati yang penuh kegembiraan.

Temukan bagaimana Laras, seorang gadis yang sangat gaul dan aktif, menyelaraskan antara kewajiban sekolah dan waktu berkualitas bersama keluarga dan teman. Jangan lewatkan cerita penuh emosi dan perjuangan ini yang pasti akan memberikan motivasi dan inspirasi untuk menghadapi tantangan dalam hidupmu sendiri! Baca terus untuk menyelami kisah Laras dan pelajari bagaimana dia menjadikan setiap momen berharga.

 

Cerita Bahagia Seorang Gadis Gaul dan Keluarganya yang Penuh Cinta

Pagi Ceria dan Persiapan Piknik

Pagi hari di rumah Laras selalu dimulai dengan keceriaan. Matahari baru saja terbit, sinarnya menerobos tirai kamar Laras, mengisi ruangan dengan cahaya lembut. Laras, seorang gadis SMA yang sangat gaul dan aktif, bangun dengan penuh semangat. Ini bukan pagi biasa hari ini adalah hari Sabtu, dan ada sesuatu yang istimewa menanti.

Laras melompat dari tempat tidur, mengeluarkan ponselnya dari bawah bantal untuk melihat pesan-pesan dari teman-temannya. “Ada yang siap-siap ke bioskop malam ini?” tanya salah satu temannya dalam grup chat. Laras membalas cepat, “Tunggu dulu, hari ini ada piknik keluarga! Nanti aku update kalian ya!”

Dia melangkah keluar kamar dengan penuh energi, menuju dapur. Ibunya sudah berada di sana, mengaduk adonan untuk kue ulang tahun Bintang, adik laki-lakinya yang baru berusia sepuluh tahun. Aroma vanilla dan cokelat menguar dari oven, membuat Laras semakin bersemangat.

“Selamat pagi, Bu!” seru Laras, sambil menyapa ibunya dengan pelukan. “Ada yang bisa aku bantu?”

Ibunya tersenyum sambil mengatur waktu panggang kue. “Selamat pagi, sayang. Kamu bisa mulai mengemas makanan dan dekorasi untuk piknik. Bintang pasti sangat senang hari ini.”

Laras mengangguk dengan penuh semangat. “Oke, aku akan siap-siap! Kita harus memastikan semuanya sempurna.”

Di luar jendela dapur, Laras melihat taman depan yang masih basah karena embun pagi. Dengan cepat, dia mulai mengumpulkan bahan-bahan untuk piknik. Dia memasukkan sandwich isi ayam dan salad ke dalam kotak makanan. Di samping itu, dia menyiapkan kue-kue kecil brownies dan cookies yang Bintang sangat suka. Laras juga mengambil beberapa permainan papan dan bola voli dari lemari, memastikan mereka siap untuk bermain di taman nanti.

Sambil mengemas, Laras tidak bisa menahan senyumnya. Bayangan Bintang yang ceria dan teman-teman yang akan datang membuatnya sangat bersemangat. “Hari ini pasti akan seru!” pikirnya.

Setelah semua makanan dan perlengkapan siap, Laras mulai mendekorasi. Dia menggantungkan beberapa balon berwarna-warni dan memasang banner bertuliskan “Selamat Ulang Tahun Bintang!” di meja piknik yang akan mereka gunakan. Sesekali, dia berlari ke dapur untuk membantu ibunya memindahkan kue dan makanan ke dalam keranjang piknik.

“Apakah semuanya sudah siap?” tanya Ayah Laras saat masuk ke dapur, tampak sibuk dengan persiapan barbeque. “Aku sudah menyiapkan daging dan jagung untuk dipanggang nanti.”

“Semua sudah siap, Ayah!” jawab Laras dengan ceria. “Aku juga sudah menyiapkan permainan dan beberapa snack. Bintang pasti sangat senang.”

Ketika semua persiapan selesai, Laras dan keluarganya mulai berkemas. Mereka memindahkan semua barang ke dalam mobil, dan Bintang tampak tidak sabar, menanyakan kapan mereka akan berangkat. Laras melihat wajah bahagia adiknya dan merasakan kepuasan tersendiri. Momen seperti ini sangat berarti baginya kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman sambil merayakan sesuatu yang spesial.

Di perjalanan menuju taman, Laras melihat adiknya yang duduk di kursi belakang mobil, masih memegang beberapa mainan barunya. Bintang tidak berhenti berbicara tentang semua yang ingin dilakukannya di piknik nanti dari bermain voli hingga makan kue ulang tahun. Laras tersenyum mendengar kegembiraan adiknya, merasa semakin antusias.

Saat mereka sampai di taman, Laras dan keluarganya segera mengatur alas piknik di bawah pohon besar. Ayah Laras mulai menyiapkan grill, sementara ibunya dan Laras menata makanan di meja. Teman-teman Laras mulai berdatangan, membawa serta keceriaan dan semangat mereka. Laras merasa hatinya dipenuhi kebahagiaan saat melihat semua orang berkumpul, siap merayakan ulang tahun Bintang.

Dengan segala persiapan yang telah dilakukan dan semangat yang meluap-luap, Laras tahu bahwa hari ini akan menjadi salah satu hari terbaik dalam hidup mereka. Dia menyadari betapa pentingnya kebersamaan keluarga dan teman-teman, dan betapa spesialnya momen-momen seperti ini.

Saat matahari mulai naik tinggi dan suasana taman semakin meriah, Laras merasa siap untuk menghadapi hari yang penuh keceriaan ini. Piknik ulang tahun Bintang tidak hanya akan menjadi perayaan, tetapi juga kesempatan untuk menciptakan kenangan indah yang akan dikenang selamanya.

 

Piknik di Taman: Keceriaan Bersama Teman dan Keluarga

Hari itu adalah hari Sabtu yang cerah dan penuh warna. Langit biru bersih tanpa awan, sempurna untuk piknik. Laras dan keluarganya tiba di taman dengan mobil penuh barang. Laras turun dari mobil dengan langkah penuh semangat, diikuti oleh adiknya, Bintang, yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.

Teman-teman Laras sudah mulai berdatangan. Mereka datang dengan berbagai macam makanan, permainan, dan tentu saja, senyum lebar yang menambah semangat. Laras segera mengatur meja piknik, menata makanan dan minuman dengan rapi. Balon-balon yang tadi dia gantung bergetar lembut tertiup angin, menambah suasana meriah.

“Wah, Laras! Ini taman yang luar biasa,” seru salah satu temannya, Sarah, sambil mengagumi dekorasi yang telah Laras siapkan. “Kamu benar-benar hebat dalam merencanakan ini!”

Laras tersenyum bangga. “Terima kasih, Sarah! Aku senang kamu bisa datang. Ayo, bantu aku mengatur makanan!”

Sementara itu, Bintang sudah tidak sabar untuk memulai aktivitas. Dia menarik tangan Laras dan teman-temannya untuk bermain voli. Laras memutuskan untuk memulai dengan permainan voli, seperti yang direncanakan. Mereka berlarian, tertawa, dan berusaha memenangkan setiap pertandingan, meskipun Bintang yang lebih muda sering kali menjadi pemenangnya dengan kelincahan dan keberuntungannya.

Suasana semakin meriah dengan kehadiran teman-teman Laras yang bergabung dalam permainan. Mereka bersaing dengan penuh semangat, saling memberikan semangat, dan berbagi tawa. Laras merasa sangat bahagia melihat teman-temannya berbaur dengan keluarga, menikmati waktu mereka tanpa tekanan.

Satu jam berlalu, dan saatnya untuk barbeque. Ayah Laras yang sangat mahir memasak, mulai memanggang daging dan jagung. Aromanya menggoda, membuat semua orang merasa lapar. Laras membantu ayahnya dengan menyiapkan saus dan menyajikan makanan yang sudah matang.

Sementara itu, ibunya Laras duduk bersama teman-teman, menikmati percakapan santai. “Kalian harus coba kue yang Laras buat,” katanya, membanggakan hasil kerja keras putrinya. “Bintang juga sangat senang dengan semua persiapan ini.”

Ketika makanan sudah siap, Laras mengajak semua orang untuk duduk dan menikmati barbeque. Mereka menyantap daging yang dipanggang dengan sempurna, jagung yang manis, serta berbagai hidangan lain yang telah disiapkan. Setiap gigitan adalah pengalaman yang menyenangkan, dan setiap tawa membuat suasana semakin hangat.

Laras merasa bersyukur dengan momen ini. Sambil menikmati makanannya, dia melihat Bintang dikelilingi oleh teman-teman Laras, yang semua tampak bahagia. Bintang bercerita tentang betapa senangnya dia dengan semua perhatian dan hadiah yang diterimanya.

“Terima kasih, Kak!” seru Bintang. “Aku sangat senang hari ini!”

Laras tersenyum mendengar kata-kata adiknya. “Aku juga senang, Bintang. Kamu pantas mendapatkan yang terbaik.”

Setelah makan, mereka memutuskan untuk melanjutkan dengan permainan papan dan aktivitas lain. Laras membawa beberapa permainan yang disiapkan sebelumnya. Mereka bermain Monopoli, Uno, dan berbagai permainan lainnya dengan penuh antusiasme. Selama permainan, Laras melihat betapa setiap orang terlibat dan merasakan kehangatan kebersamaan.

Di tengah-tengah permainan, Laras tidak bisa tidak merasa sedikit lelah, tetapi kegembiraan dan energi yang menyebar di sekelilingnya memberinya dorongan untuk terus berpartisipasi. Dia merasakan kepuasan luar biasa saat melihat teman-temannya, adiknya, dan orang tuanya saling berinteraksi dengan penuh keceriaan.

“Ini adalah hari yang sangat luar biasa,” kata Laras kepada ibunya saat mereka duduk bersama setelah permainan. “Aku benar-benar senang bisa meluangkan waktu bersama semua orang.”

Ibunya memandang Laras dengan penuh kasih sayang. “Kami juga senang, sayang. Kamu telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan semua persiapan ini.”

Matahari mulai condong ke barat, memberikan cahaya emas yang lembut ke seluruh taman. Suasana mulai tenang, dan mereka semua duduk di bawah pohon besar, berbincang tentang hari yang menyenangkan. Laras memandangi wajah-wajah bahagia di sekelilingnya dan merasa puas. Hari ini tidak hanya tentang merayakan ulang tahun Bintang, tetapi juga tentang menciptakan kenangan indah bersama orang-orang terkasih.

Saat matahari mulai terbenam dan langit berubah warna menjadi nuansa jingga, Laras menyadari betapa berartinya momen-momen sederhana ini. Dia tahu bahwa hari ini akan menjadi salah satu kenangan yang akan dia simpan selamanya hari di mana dia bisa berbagi kebahagiaan dan cinta dengan keluarga dan teman-teman terdekatnya.

Dengan rasa syukur dan kebahagiaan, Laras siap untuk mengakhiri hari ini dengan penuh rasa puas. Piknik ulang tahun Bintang tidak hanya merupakan perayaan, tetapi juga pengingat tentang betapa pentingnya waktu yang dihabiskan bersama orang-orang yang kita cintai.

 

Kejutan Kecil dan Ujian Terakhir

Setelah beberapa jam bersenang-senang di taman, Laras merasa puas dengan semua aktivitas yang telah dilakukan. Namun, dia masih menyimpan satu kejutan kecil untuk Bintang sesuatu yang sudah dipersiapkannya dengan penuh cinta.

Matahari mulai turun, dan suasana taman berubah menjadi lembut dengan warna jingga keemasan. Anak-anak yang bermain voli sekarang duduk santai di sekitar meja piknik, menikmati kue dan es krim. Laras menyadari bahwa waktunya untuk menyajikan kejutan sudah dekat.

“Ayo, semua!” seru Laras dengan semangat. “Saatnya kejutan!”

Teman-temannya dan keluarga mulai mengumpulkan diri di sekitar meja. Bintang tampak penasaran, matanya berbinar-binar penuh rasa ingin tahu. Laras merasa berdebar-debar, tetapi juga sangat senang. Dia mengeluarkan kotak berwarna cerah dari dalam tasnya. Dalam kotak itu, terdapat sebuah buku skrap yang telah dibuatnya dengan penuh usaha.

Bintang memandang Laras dengan penuh rasa ingin tahu. “Apa itu, Kak?”

Laras tersenyum lebar. “Ini adalah buku skrap untuk ulang tahunmu. Aku telah mengumpulkan semua foto dan kenangan dari hari ini. Ayo, kita lihat bersama!”

Dia membuka buku skrap itu, menampilkan halaman-halaman yang dihiasi dengan foto-foto dari persiapan, permainan, dan momen-momen indah lainnya. Ada foto Bintang saat bermain voli, foto keluarga saat barbeque, dan foto teman-teman yang tertawa bahagia. Setiap halaman juga dilengkapi dengan catatan kecil dan stiker berwarna-warni yang menggambarkan perasaan dan kenangan dari hari tersebut.

Bintang melihat buku itu dengan mata berbinar, penuh kekaguman dan kebahagiaan. “Wow, Kak! Ini sangat keren! Terima kasih!”

Laras merasa hatinya penuh dengan kebahagiaan saat melihat reaksi adiknya. “Aku senang kamu menyukainya. Aku berharap kamu akan selalu ingat hari ini dengan cara yang spesial.”

Ketika semua orang selesai melihat buku skrap, Laras dan keluarga mulai mempersiapkan makanan penutup. Ibunya sudah menyiapkan kue ulang tahun dengan lilin yang siap ditiup. Laras merasa sedikit cemas, tapi semangat dan dukungan dari semua orang membuatnya merasa lebih percaya diri.

Ketika kue ulang tahun dibawa ke depan, semua orang menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” dengan penuh semangat. Bintang berdiri di tengah, matanya tertutup rapat sebelum meniup lilin. Laras dan teman-temannya mengikuti dengan sorakan gembira.

“Yay! Selamat Ulang Tahun, Bintang!” seru Laras sambil memberi pelukan hangat pada adiknya.

Bintang tersenyum lebar, wajahnya merah karena malu tapi juga senang. “Terima kasih semuanya! Ini benar-benar hari terbaik!”

Setelah makan kue, mereka melanjutkan dengan kegiatan yang lebih santai. Laras duduk di samping teman-temannya, menikmati percakapan yang santai dan penuh tawa. Namun, saat ia melirik jam tangan, dia sadar bahwa ada satu hal penting yang masih harus dia hadapi: ujian terakhir.

Setelah beberapa saat, Laras mulai merasa cemas tentang tugas yang harus dia selesaikan untuk minggu depan—sebuah proyek kelompok yang harus dia kerjakan. Dia telah mengatur semuanya dengan baik, tetapi hari ini, semua persiapan dan perayaan membuatnya sedikit khawatir tentang bagaimana dia bisa menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

Teman-temannya menyadari kepanikan Laras dan menghampirinya. Sarah, salah satu temannya, melihat ekspresi cemas di wajah Laras dan bertanya, “Laras, kamu tampak khawatir. Ada apa?”

Laras menghela napas. “Aku harus menyelesaikan proyek kelompok minggu depan, dan aku merasa belum cukup siap. Aku tahu ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan itu, tapi aku benar-benar ingin memastikan semuanya berjalan lancar.”

Sarah memberi Laras tatapan penuh pengertian. “Kamu tahu, kita bisa membantu kamu. Kenapa tidak kita bahas ini malam ini setelah piknik selesai? Kita bisa berkumpul dan merancang strategi agar semuanya lebih mudah.”

Laras merasa sangat bersyukur atas dukungan dari teman-temannya. “Kamu benar, Sarah. Itu ide yang bagus. Terima kasih banyak!”

Ketika piknik mulai berakhir, Laras dan teman-temannya duduk bersama di meja, merencanakan langkah-langkah untuk proyek kelompok. Dengan bantuan dan dukungan dari teman-temannya, Laras merasa lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi tantangan yang ada.

Bintang yang sudah puas dengan kue ulang tahunnya, berlari ke Laras dan memeluknya. “Terima kasih, Kak! Hari ini sangat luar biasa!”

Laras membalas pelukan adiknya dengan penuh kasih. “Aku senang kamu bahagia, Bintang. Dan terima kasih untuk semua bantuan kalian. Hari ini menjadi sangat spesial karena kalian semua.”

Malam itu, Laras merasa sangat puas. Meskipun ada tantangan yang harus dihadapi, dia merasa sangat beruntung memiliki keluarga dan teman-teman yang mendukungnya. Piknik ulang tahun Bintang tidak hanya menjadi momen spesial untuk adiknya, tetapi juga pengingat bagi Laras tentang betapa pentingnya dukungan, persahabatan, dan cinta dalam hidupnya.

Dengan hati yang penuh rasa syukur, Laras meninggalkan taman bersama keluarganya, merasa siap untuk menghadapi hari-hari mendatang. Dia tahu bahwa dengan dukungan dan kebersamaan, segala sesuatu bisa menjadi lebih mudah dan lebih menyenangkan.

 

Menjelang Hari Baru dan Tantangan Terakhir

Malam yang penuh keceriaan di taman akhirnya berakhir. Laras, bersama Bintang dan keluarganya, pulang ke rumah dengan hati yang penuh sukacita. Meskipun tubuh Laras merasa lelah setelah seharian penuh kegiatan, pikirannya masih sibuk memikirkan proyek kelompok yang menanti. Keceriaan hari itu mengisi hatinya dengan semangat, tetapi tantangan yang ada di depan mata memerlukan perhatian serius.

Keesokan harinya, Laras bangun pagi dengan semangat baru. Ia memutuskan untuk memanfaatkan sisa waktu libur dengan sebaik-baiknya. Setelah sarapan, Laras duduk di meja belajarnya dengan berkas-berkas proyek yang tersebar di sekelilingnya. Dengan tekad bulat, ia mulai merancang strategi untuk menyelesaikan tugas kelompoknya.

Dia harus menyelesaikan proyek tentang “Inovasi Teknologi di Era Digital” dengan tema khusus tentang bagaimana teknologi memengaruhi pendidikan. Laras telah membagi tugas dengan teman-temannya, tetapi kali ini dia harus menyatukan semua hasil kerja mereka dalam satu presentasi yang menyeluruh.

Sementara Laras bekerja, Bintang datang menghampirinya dengan selembar kertas di tangannya. “Kak ini surat undangan untuk sebuah acara ulang tahun sahabatku yaitu Maya. Ayo, kita pergi bersama! Maya pasti sangat senang kalau kamu datang.”

Laras tersenyum lembut pada adiknya, meskipun dia merasa sedikit terbagi antara tugas dan undangan tersebut. “Aku ingin sekali pergi Bintang tapi aku masih harus bisa menyelesaikan proyek ini. Bagaimana kalau kita bicarakan ini nanti? Mungkin setelah aku menyelesaikan beberapa bagian dari proyek?”

Bintang mengangguk dengan pengertian. “Baiklah, Kak. Aku akan pergi sendiri duluan. Tapi, ingatlah untuk istirahat sebentar.”

Setelah Bintang pergi, Laras kembali fokus pada tugasnya. Dia mengerjakan slide presentasi dengan penuh perhatian, menyusun data, grafik, dan informasi relevan. Jam demi jam berlalu, dan Laras mulai merasa lelah. Punggungnya terasa pegal dan matanya mulai terasa berat. Dia tahu, jika dia terus-menerus bekerja tanpa istirahat, hasilnya mungkin tidak akan optimal.

“Kurang satu slide lagi,” gumam Laras pada dirinya sendiri, mencoba memberi motivasi. Namun, saat ia hendak melanjutkan, matanya tak sengaja tertangkap melihat selembar foto di mejanya foto Bintang dan teman-temannya yang bahagia. Laras merasa terinspirasi dan memutuskan untuk istirahat sejenak.

Dia berdiri, meregangkan tubuhnya, dan memutuskan untuk meluangkan waktu beberapa menit. Laras pergi ke dapur dan membuat secangkir teh chamomile, yang dia rasakan sangat menenangkan. Dengan teh di tangannya, dia duduk di balkon rumah, menikmati udara segar dan sinar matahari pagi.

Di balkon, Laras melihat tetangga-tetangganya yang sedang bersiap-siap untuk aktivitas mereka, anak-anak yang bermain di luar, dan suasana pagi yang cerah. Semua itu memberinya energi baru. Dia tahu betapa pentingnya untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu pribadi. Setelah beberapa menit, Laras merasa lebih segar dan siap untuk melanjutkan tugasnya.

Pukul dua sore, Laras memutuskan untuk menghadiri acara ulang tahun Maya. Dia tiba di lokasi dengan pakaian yang ceria dan penuh warna, siap untuk bersenang-senang. Sesampainya di sana, dia disambut dengan pelukan hangat dari Maya dan teman-teman lainnya. Laras merasakan keceriaan yang menular dan segera bergabung dengan permainan dan aktivitas yang ada.

Selama acara, Laras tidak hanya bersenang-senang tetapi juga mendapatkan banyak ide baru dari diskusi dengan teman-temannya. Mereka membicarakan berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi dan bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Diskusi itu memberikan perspektif segar yang bisa dia gunakan dalam proyeknya.

Hari itu diakhiri dengan kue dan hadiah, dan Laras merasa sangat puas. Meski ia harus kembali ke rumah dengan tugas yang belum sepenuhnya selesai, ia merasa bersemangat dan lebih percaya diri. Laras kembali ke rumah dengan langkah yang ringan, siap untuk menyelesaikan proyeknya.

Malam harinya, Laras melanjutkan pekerjaannya dengan penuh semangat. Dengan ide-ide baru yang dia dapat dari acara, ia merancang slide terakhir dengan lebih baik. Setiap grafik, setiap kalimat terasa lebih hidup dan berisi makna.

Ketika Laras akhirnya menyelesaikan presentasinya, dia merasa bangga dengan hasil kerjanya. Dia memeriksa kembali setiap detail dan merasa siap untuk hari presentasi. Dengan proyek yang telah siap dan semangat yang terjaga, Laras merasa siap menghadapi tantangan terakhirnya.

Keesokan harinya, saat hari presentasi tiba, Laras berdiri di depan kelas dengan percaya diri. Teman-temannya dan gurunya menatap penuh perhatian saat Laras mempresentasikan proyeknya. Dengan kejelasan dan keyakinan, Laras membagikan hasil kerja timnya, menjelaskan setiap detail dengan antusiasme yang menular.

Presentasi berakhir dengan tepuk tangan meriah dari teman-teman dan pujian dari guru. Laras merasa lega dan sangat bahagia. Seluruh perjuangan, baik dalam menyelesaikan proyek maupun menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan waktu pribadi, terasa sangat berharga. Dia berhasil menghadapi tantangan terakhirnya dengan baik.

Di akhir hari, Laras pulang dengan senyum lebar di wajahnya, merasa bangga dengan pencapaiannya. Dia menyadari bahwa dengan kerja keras, dukungan dari orang-orang tercinta, dan semangat yang tak pernah padam, segala sesuatu bisa dicapai. Laras siap untuk menghadapi hari-hari mendatang dengan percaya diri, mengetahui bahwa dia memiliki kemampuan untuk mengatasi segala tantangan yang ada.

 

Jadi, gimana semua ada nggak nih diantara kalian yang bisa menyimpulkan cerita cerpen diatas? Itulah kisah Laras, gadis SMA yang menunjukkan bagaimana semangat, kerja keras, dan dukungan keluarga bisa mengatasi berbagai tantangan kehidupan. Dari menyelesaikan proyek sekolah hingga merayakan kebersamaan dengan keluarga dan teman, Laras membuktikan bahwa dengan tekad dan cinta, segala hal bisa menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Jangan ragu untuk mengambil inspirasi dari perjalanan Laras dalam mengatur keseimbangan antara tanggung jawab dan waktu berkualitas. Jika kamu merasa terinspirasi oleh cerita Laras, bagikan artikel ini dengan teman-temanmu dan beri tahu kami pendapatmu di kolom komentar. Terus ikuti blog kami untuk lebih banyak kisah motivasi dan inspirasi lainnya!

Leave a Reply