Daftar Isi
Siapa yang tidak pernah mendengar tentang Erving Goffman? Ah, maaf. Mungkin bagi sebagian orang namanya terdengar asing. Namun, jangan khawatir! Di artikel ini, kita akan menjelajahi pandangan Goffman terhadap komunikasi verbal dan non-verbal pada tahun 1959. Mari kita mulai!
Erving Goffman, seorang sosiolog asal Kanada, adalah salah satu tokoh penting dalam studi komunikasi. Pada tahun 1959, Goffman menerbitkan sebuah artikel jurnal yang mengungkapkan pandangannya tentang pentingnya kedua aspek ini dalam interaksi sosial.
Komunikasi verbal, seperti yang kita ketahui, melibatkan penggunaan kata-kata dan bahasa untuk menyampaikan pesan. Namun, menurut Goffman, komunikasi non-verbal juga memainkan peranan penting dalam proses interaksi sosial. Jika komunikasi verbal berbicara tentang apa yang kita katakan, komunikasi non-verbal berbicara tentang bagaimana kita mengatakannya.
Goffman percaya bahwa komunikasi non-verbal melibatkan gerakan tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, dan bahkan tata letak ruang tempat kita berinteraksi. Semua ini dapat mengungkapkan informasi yang tidak dapat disampaikan oleh kata-kata semata. Misalnya, ekspresi wajah yang menunjukkan ketidaknyamanan atau tanda-tanda bahaya dapat memberi tahu kita bahwa ada sesuatu yang salah, bahkan sebelum orang tersebut mengatakan apapun.
Mengapa penting untuk memahami komunikasi dua bagian ini? Nah, menurut Goffman, pemahaman yang baik tentang kedua aspek ini memungkinkan kita untuk memahami konteks sosial yang lebih dalam. Kita dapat menjelajahi makna yang tersembunyi di antara kata-kata yang diucapkan dan tindakan yang dilakukan oleh individu.
Apakah Sherlock Holmes mengingatkan Anda? Ya, mirip! Mengamati komunikasi verbal dan non-verbal adalah seperti menjadi seorang detektif sosial yang mencari petunjuk di dalam suatu kasus. Hal ini memungkinkan kita untuk membaca antara baris dan memahami apa yang tidak dikatakan secara eksplisit.
Ketika kita memahami komunikasi dua bagian ini, kita dapat menjadi lebih peka terhadap pesan yang ingin disampaikan oleh orang lain. Kita bisa mengetahui apakah seseorang merasa senang, sedih, atau tidak tertarik dengan apa yang kita bicarakan. Sejalan dengan itu, kita dapat menyesuaikan perilaku kita untuk menciptakan komunikasi yang lebih efektif.
Jadi, apakah Anda merasa lebih tertarik dengan komunikasi verbal, non-verbal, atau keduanya setelah membaca artikel ini? Mari kita ambil waktu sejenak untuk mengamati interaksi sosial di sekitar kita. Siapa tahu, kita dapat menemukan petunjuk tersembunyi dalam pesan yang tersebar di antara kata-kata dan gerakan. Seperti yang dikatakan oleh Goffman, komunikasi verbal dan non-verbal saling melengkapi, seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Bukankah menarik untuk menyadari betapa pentingnya kedua aspek ini dalam interaksi sosial kita? Mari gunakan pengetahuan ini untuk membantu kita mengerti satu sama lain dengan lebih baik dan menciptakan hubungan yang lebih bermakna. Sampai jumpa!
Apa Itu Komunikasi Verbal dan Nonverbal Menurut Erving Goffman?
Komunikasi merupakan proses penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dalam komunikasi, kita menggunakan berbagai macam cara untuk menyampaikan pesan dan berinteraksi dengan orang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang paling umum adalah komunikasi verbal dan nonverbal. Pada tahun 1959, seorang sosiolog bernama Erving Goffman mengemukakan teori mengenai komunikasi dua bagian tersebut.
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata lisan atau tertulis untuk menyampaikan pesan. Biasanya, komunikasi ini mencakup percakapan, diskusi, presentasi, tulisan, dan lain sebagainya. Dalam komunikasi verbal, pengirim dan penerima pesan saling berinteraksi melalui kata-kata yang mereka gunakan.
Komunikasi verbal memiliki beberapa kelebihan. Pertama, penggunaan kata-kata memungkinkan kita untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan terstruktur. Kedua, komunikasi verbal dapat digunakan untuk menyampaikan informasi yang kompleks. Ketiga, komunikasi verbal memungkinkan kita untuk mengubah dan mengelola pesan dengan lebih fleksibel. Namun, komunikasi verbal juga memiliki beberapa kelemahan. Pertama, penggunaan kata-kata sering kali dapat menimbulkan kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan. Kedua, komunikasi verbal dapat terhambat oleh berbagai faktor seperti gangguan suara dan perbedaan bahasa.
Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata secara langsung. Melalui gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan menggunakan isyarat visual seperti lambing mata, komunikasi nonverbal dapat menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus. Secara tidak sadar, manusia sering menggunakan komunikasi nonverbal sebagai tambahan untuk komunikasi verbal dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa bentuk komunikasi nonverbal yang biasa digunakan, antara lain gerakan tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, jarak antara individu, dan isyarat tangan. Setiap bentuk komunikasi nonverbal tersebut dapat memiliki makna yang berbeda-beda, tergantung pada konteks dan budaya yang ada.
Cara Melakukan Komunikasi Verbal dan Nonverbal yang Efektif
Untuk dapat berkomunikasi secara efektif baik secara verbal maupun nonverbal, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan. Pertama, perhatikan kejelasan dalam berbicara. Pastikan kata-kata yang Anda gunakan mudah dimengerti oleh penerima pesan. Selain itu, perhatikan juga intonasi dan volume suara Anda, karena hal ini dapat memengaruhi bagaimana pesan Anda diterima.
Kedua, perhatikan ekspresi wajah dan gerakan tubuh Anda saat berkomunikasi nonverbal. Pastikan ekspresi wajah Anda sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Gerakan tubuh yang terkendali dan terarah juga dapat membantu dalam menyampaikan pesan dengan lebih efektif.
Ketiga, penting untuk memberikan perhatian penuh kepada lawan bicara Anda. Dengarkan dengan seksama apa yang mereka sampaikan dan berikan respons yang sesuai. Gunakan bahasa tubuh yang terbuka dan jangan terganggu oleh distraksi di sekitar Anda.
Terakhir, jangan lupa untuk memperhatikan konteks dan budaya yang ada. Setiap budaya memiliki norma dan aturan tersendiri dalam komunikasi nonverbal. Misalnya, dalam budaya Barat, kontak mata dianggap penting, sedangkan dalam budaya Timur, terlalu banyak kontak mata dianggap tidak sopan.
Kelebihan Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Komunikasi verbal dan nonverbal memiliki kelebihan masing-masing yang dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain. Kelebihan komunikasi verbal yang pertama adalah kemampuannya untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan terstruktur. Dengan menggunakan kata-kata, kita dapat mengungkapkan ide, gagasan, dan perasaan secara langsung.
Selain itu, komunikasi verbal juga memungkinkan kita untuk bertukar informasi yang kompleks dengan lebih efisien. Melalui percakapan dan tulisan, kita dapat menyampaikan pesan yang lebih detail dan mendalam. Komunikasi verbal juga memberikan fleksibilitas dalam mengubah dan mengelola pesan sesuai dengan kebutuhan dan situasi.
Di sisi lain, komunikasi nonverbal memiliki kelebihannya sendiri. Dalam beberapa situasi, komunikasi nonverbal dapat jauh lebih kuat daripada komunikasi verbal. Misalnya, ketika seseorang tersenyum secara tulus, hal ini dapat secara instan menyampaikan perasaan kegembiraan atau kehangatan tanpa harus menggunakan kata-kata.
Kelebihan lain dari komunikasi nonverbal adalah kemampuannya untuk menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus dan kompleks. Melalui gerakan tubuh, isyarat tangan, dan kontak mata, kita dapat menyampaikan pesan yang mungkin sulit atau tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Komunikasi nonverbal juga dapat membantu dalam membangun ikatan emosional dan memperkuat hubungan sosial.
Manfaat Teori Erving Goffman dalam Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Teori yang dikemukakan oleh Erving Goffman pada tahun 1959 tentang komunikasi verbal dan nonverbal memiliki manfaat yang signifikan dalam pemahaman kita tentang bagaimana manusia berinteraksi satu sama lain. Teori ini membantu kita untuk memahami kompleksitas dan pentingnya komunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu manfaat utama dari teori Goffman adalah pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya komunikasi nonverbal dalam berkomunikasi. Dalam teori Goffman, komunikasi nonverbal dianggap sebagai bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi verbal. Dengan memahami peran penting komunikasi nonverbal, kita dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan memperkuat hubungan sosial dengan orang lain.
Teori Goffman juga membantu kita dalam memahami konsep dramaturgi sosial dalam komunikasi. Dalam teori ini, Goffman menggambarkan kehidupan sosial sebagai panggung di mana setiap individu berperan sebagai aktor. Melalui analisis dramaturginya, kita dapat memahami bagaimana individu memainkan peran mereka dalam komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang komunikasi verbal dan nonverbal melalui teori Goffman, kita dapat mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih efektif dan memperluas pemahaman tentang interaksi sosial.
Frequently Asked Questions (FAQ)
1. Apa perbedaan antara komunikasi verbal dan nonverbal?
Perbedaan utama antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah bahwa komunikasi verbal menggunakan kata-kata lisan atau tertulis dalam menyampaikan pesan, sedangkan komunikasi nonverbal melibatkan gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat visual. Komunikasi verbal lebih fokus pada penyampaian pesan secara langsung, sementara komunikasi nonverbal lebih mengutamakan ekspresi emosi, sikap, dan pesan yang lebih halus.
2. Bagaimana penggunaan komunikasi verbal dan nonverbal dapat memperkuat hubungan sosial?
Penggunaan yang tepat dan efektif dari komunikasi verbal dan nonverbal dapat memperkuat hubungan sosial dengan orang lain. Melalui komunikasi verbal yang jelas dan terstruktur, kita dapat menyampaikan ide dan perasaan secara langsung kepada orang lain. Sedangkan komunikasi nonverbal, seperti kontak mata dan senyuman, dapat meningkatkan rasa kepercayaan dan memperkuat ikatan emosional yang terjalin antara individu.
Kesimpulan
Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan dua aspek penting dalam komunikasi manusia sehari-hari. Melalui komunikasi verbal, kita dapat menggunakan kata-kata untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan terstruktur. Sementara itu, komunikasi nonverbal dapat membantu kita menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus dan kompleks melalui gerakan tubuh dan ekspresi wajah.
Penting untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik baik secara verbal maupun nonverbal, karena hal ini dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan orang lain dan memperkuat hubungan sosial yang terjalin. Dengan memahami teori komunikasi dua bagian menurut Erving Goffman, kita dapat meningkatkan kemampuan komunikasi kita dan memperoleh manfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengoptimalkan efektivitas komunikasi, perhatikan tips yang telah disebutkan sebelumnya. Berkomunikasilah dengan jelas dan terstruktur baik secara verbal maupun nonverbal. Berikan perhatian penuh kepada lawan bicara Anda dan perhatikan juga konteks dan norma budaya yang ada. Dengan menerapkan semua hal tersebut, Anda akan menjadi seorang komunikator yang lebih baik.
Jangan ragu untuk menggali lebih dalam tentang komunikasi verbal dan nonverbal, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Praktik dan eksperimenlah dengan berbagai bentuk komunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal. Dapatkan umpan balik dari orang lain untuk melihat efektivitas komunikasi Anda. Dengan melakukannya, Anda akan menjadi komunikator yang lebih percaya diri dan mampu membangun hubungan sosial yang lebih baik.