Daftar Isi
Hai, pernah gak sih kamu nunggu-nunggu pacar pulang kerja, sambil berkhayal tentang momen-momen seru yang bisa bikin hari mereka lebih ceria? Kadang, hal-hal kecil bisa jadi momen paling berkesan, lho! Nah, cerpen ini bakal ngajak kamu terjun ke dalam dunia Rasya dan Arkan.
Dua sejoli yang menciptakan kenangan manis setelah seharian berjuang di tempat kerja. Dengan segala canda tawa dan momen haru, siap-siap baper dan tersenyum sendiri ya, karena cerita ini penuh dengan kehangatan dan cinta yang bikin hati bergetar!
Cerita Romantis
Senja yang Menanti
Langit mulai berwarna oranye keemasan saat matahari perlahan merunduk di ufuk barat. Suasana sore itu cukup tenang, dan di dalam studio kecilnya, Rasya sedang duduk di meja kerjanya, fokus pada sketsa desain interior yang telah menghabiskan banyak waktu dan tenaga. Di luar, suara deru kendaraan dan canda tawa orang-orang yang melewati jalanan semakin jelas terdengar, namun tidak mengganggu konsentrasinya.
Setiap kali Arkan pulang dari kerja, Rasya merasakan ada sesuatu yang berbeda di dalam hatinya. Tidak peduli seberapa capeknya dia, senyuman Arkan selalu bisa menghangatkan suasana hatinya. Rasya melirik jam di dinding. “Seharusnya dia sudah pulang,” gumamnya pelan, merasakan sedikit kegelisahan. Dia tahu betul bahwa Arkan memiliki jadwal yang padat sebagai pengacara, tetapi setiap malam dia selalu berharap bisa menyambutnya pulang dengan suasana yang lebih spesial.
Rasya merapikan meja kerjanya dan mengalihkan perhatian ke dapur. Di sana, dia sudah menyiapkan beberapa bahan untuk memasak. “Kalau dia pulang dan melihat meja makan dengan lilin dan pasta carbonara, pasti dia akan senang,” pikirnya. Rasya merasa inspirasi datang begitu saja saat mencium aroma pasta yang mendidih di panci.
“Ini pasti jadi kejutan yang menyenangkan,” ucapnya pada diri sendiri sambil tersenyum.
Dia terus bekerja dengan semangat, menyiapkan segalanya hingga aroma harum dari pasta menguar ke seluruh ruangan. Rasya tidak bisa menahan rasa bahagianya saat membayangkan wajah Arkan ketika melihat semua ini. Satu hal yang selalu Rasya ingat: Arkan bukan tipe orang yang mudah terkesan dengan hal-hal mewah, tapi dia sangat menghargai perhatian dan usaha kecil yang ditunjukkan Rasya.
Mendekati pukul 19:00, Rasya memutuskan untuk menghias meja makan. Dia mengambil beberapa lilin kecil yang dibelinya beberapa waktu lalu dan menempatkannya di sekitar piring yang telah dia siapkan. Lalu, dia meletakkan setangkai bunga segar di tengah meja. “Perfect!” serunya, melihat hasil kerjanya.
Di saat yang sama, jantungnya berdegup kencang. Rasya tidak bisa menahan perasaan bahagia dan cemas. “Semoga semuanya berjalan sesuai rencana,” bisiknya.
Tak lama kemudian, suara kunci berputar di pintu mengejutkan Rasya. Dia langsung meluruskan punggungnya dan tersenyum lebar saat Arkan membuka pintu.
“Rasya! Kenapa bau makanan enak banget?” tanya Arkan, melangkah masuk dengan senyum yang sudah tidak asing lagi bagi Rasya.
“Kejutan buat kamu!” jawabnya penuh semangat. “Kamu harus coba pasta carbonara yang aku buat.”
Arkan mengangkat alisnya, terlihat sedikit terkejut. “Kamu tahu kan aku bisa jatuh cinta sama masakanmu?” Dia mendekat, mencium aroma yang berasal dari dapur. “Kamu selalu punya cara untuk membuat hariku lebih baik.”
Rasya merasakan jantungnya berdegup kencang. “Ya, aku hanya ingin menyambut kamu dengan cara yang spesial. Ayo, duduk!” Dia menunjuk kursi di seberang meja.
Arkan duduk sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. “Kamu benar-benar merapikan semuanya, ya? Meja ini terlihat sangat romantis.” Ia tersenyum, wajahnya menunjukkan betapa dia menghargai usaha Rasya.
Rasya menahan senyumnya, merasakan kebahagiaan di dalam hatinya. “Aku harap kamu suka. Ini hanya hal kecil, tapi aku ingin kamu merasa spesial setelah hari yang panjang di kantor.”
Arkan meraih tangan Rasya. “Kamu selalu berhasil membuatku merasa spesial, Rasya. Makanan ini hanyalah bonus.” Ia menyentuh pipi Rasya dengan lembut, menghangatkan suasana.
Setelah menikmati pasta yang Rasya buat, mereka berbincang-bincang tentang hari masing-masing. Arkan menceritakan betapa melelahkannya rapat hari ini, sementara Rasya membagikan kisah menarik dari studionya.
“Jadi, bagaimana pekerjaanmu?” tanya Arkan, menatap Rasya dengan penuh minat.
“Oh, aku baru saja mendapatkan proyek baru. Desain rumah minimalis untuk keluarga muda. Cukup menantang, tapi aku excited!” Rasya menjawab dengan antusias, merasakan semangatnya mengalir kembali.
“Kamu memang hebat. Aku selalu kagum sama dedikasi kamu,” Arkan memberi pujian tulus, dan Rasya bisa melihat sinar bangga di matanya.
Mereka melanjutkan obrolan hingga malam semakin larut, sampai Rasya mulai merasa lelah.
“Kamu sudah capek, ya?” Arkan bertanya, menyadari perubahan dalam suara Rasya.
“Sedikit sih, tapi ini semua sangat menyenangkan,” jawabnya. “Aku selalu senang saat kamu ada di sini.”
Arkan meraih tangan Rasya, menggenggamnya erat. “Aku juga. Dan aku berjanji, setiap kali aku pulang, aku ingin bisa merasakan kehangatan seperti ini.”
Senyum Rasya mengembang mendengar janji Arkan. Malam itu terasa penuh dengan harapan dan cinta. Rasya tahu bahwa ini hanyalah permulaan dari banyak momen berharga yang akan mereka lalui bersama.
Saat mereka menghabiskan waktu di sofa, Arkan menggenggam tangan Rasya dan memandangi langit malam yang cerah di luar jendela. “Rasya, senja selalu indah, tapi keindahan sesungguhnya adalah saat aku bisa berbagi momen ini denganmu.”
Rasya menatap Arkan, merasakan bahwa setiap detik yang mereka habiskan bersama adalah sebuah keajaiban. “Aku janji, akan ada lebih banyak senja yang kita nikmati bersama.”
Kejutan di Dapur
Hari-hari berlalu, dan Rasya terus merasakan kebahagiaan setiap kali Arkan pulang kerja. Kejutan-kejutan kecil yang dia buat selalu berhasil menghangatkan hati mereka berdua. Arkan pun semakin menyukai momen-momen sederhana itu, bahkan menyarankan agar mereka memasak bersama di akhir pekan.
Suatu sore, Rasya sedang berada di dapur, mencoba membuat resep baru yang terinspirasi dari video masak yang dia lihat. Aroma rempah-rempah dan bahan-bahan segar memenuhi ruangan, menciptakan suasana yang nyaman. Dia merasa semangatnya meningkat setiap kali dia memikirkan bagaimana Arkan akan bereaksi saat mencicipi masakannya.
“Hari ini aku bikin pizza homemade!” ucapnya pada diri sendiri sambil mempersiapkan adonan. Dia menggulung adonan dengan hati-hati, membayangkan wajah Arkan yang ceria ketika melihat hasilnya nanti.
Saat Rasya sedang menyiapkan bahan-bahan, ponselnya berbunyi. Arkan mengirim pesan singkat, “Aku pulang lebih awal hari ini. Ada rencana khusus?”
Dia tidak bisa menahan senyum. Rasya balas, “Nggak ada rencana, tapi siap-siap untuk kejutan di dapur!”
Beberapa saat kemudian, Rasya mendengar suara pintu terbuka. Arkan melangkah masuk, terlihat lelah namun bahagia. “Rasya! Apa aroma enak ini?” tanyanya sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling dapur.
Rasya mengangguk sambil tersenyum. “Pizza! Tapi aku butuh bantuanmu untuk menyelesaikannya.” Dia menunjukkan bahan-bahan yang telah disiapkannya.
“Pizza? Wah, ini baru seru! Ayo kita mulai!” Arkan melangkah ke arah meja dapur dan mulai membantu Rasya menyiapkan saus tomat.
Mereka berdiri berdampingan, dan Rasya bisa merasakan kebahagiaan menyelimuti ruangan. “Kamu bisa jadi asisten chef terbaik,” candanya sambil mengaduk saus dengan semangat.
“Jangan-jangan aku lebih berbakat daripada kamu!” Arkan membalas dengan nada menggoda, membuat Rasya tertawa.
Saat mereka bercanda dan berbagi tawa, Rasya merasakan hubungan mereka semakin kuat. Keberadaan Arkan di dapur membuatnya lebih ceria dan bersemangat. Mereka memasukkan adonan pizza ke dalam oven dan menunggu sambil menikmati momen kebersamaan.
“Ngomong-ngomong, ada hal yang ingin aku bicarakan,” kata Arkan, memecah keheningan.
Rasya memandangnya, merasa sedikit cemas. “Apa itu? Sesuatu yang serius?”
Arkan menggelengkan kepala, tetapi matanya berbinar. “Bukan serius, lebih ke… ingin mengajak kamu ke tempat yang baru.”
“Tempat baru? Kemana?” Rasya bertanya penasaran.
“Sebuah kafe baru yang buka di dekat sini. Mereka punya berbagai jenis kopi dan makanan ringan. Aku rasa kita bisa coba ke sana akhir pekan ini.”
Rasya tersenyum lebar. “Terdengar menyenangkan! Aku sudah lama pengen ke kafe baru itu.”
Arkan tersenyum, terlihat puas dengan responsnya. “Oke, kita rencanakan untuk pergi besok sore setelah kerja.”
Sebelum mereka sempat melanjutkan obrolan, alarm oven berbunyi. Rasya segera berlari ke dapur untuk mengeluarkan pizza yang baru saja matang. “Ayo, pizza siap!” serunya penuh semangat.
Ketika dia mengeluarkan pizza, aroma keju meleleh dan topping yang berwarna-warni membuat Arkan terpesona. “Wow, ini terlihat luar biasa! Kamu memang hebat!” puji Arkan, matanya berbinar melihat hasil karya Rasya.
Rasya merasa bangga. “Ayo kita coba!” Dia memotong pizza dan menyajikannya ke piring.
Mereka duduk di meja makan, dan Rasya tidak sabar untuk melihat reaksi Arkan saat pertama kali mencicipi masakannya. Dia mengambil sepotong pizza, menggigitnya, dan merasakan perpaduan rasa yang sempurna. “Hmm… enak banget! Rasya, kamu memang jenius!” Arkan berkata dengan mulut penuh, membuat Rasya tertawa.
“Jadi, aku boleh jadi chef pribadimu, kan?” Rasya menimpali dengan nada bercanda.
“Tentu! Aku tidak akan bosan dengan masakanmu!” jawab Arkan, membuat Rasya merasa semakin dihargai.
Malam itu, mereka menghabiskan waktu dengan berbicara dan tertawa, menikmati pizza dan kehangatan kebersamaan. Rasya merasa momen ini akan selalu terpatri dalam ingatannya. Setiap detik yang mereka lewati bersama semakin memperkuat rasa cinta di antara mereka.
“Aku merasa kita sedang membangun sesuatu yang indah, ya?” Arkan menatap Rasya, matanya penuh arti.
“Iya, aku juga merasa begitu. Semoga ini terus berlanjut,” Rasya menjawab, hatinya berdebar-debar.
Mereka melanjutkan makan dan berbagi cerita, hingga malam semakin larut. Rasya tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai, dan keajaiban cinta akan terus mengisi setiap detik yang mereka lewati bersama.
Dengan rencana untuk menjelajahi kafe baru, Rasya merasa sangat bersemangat. Dia tahu ada lebih banyak keajaiban yang menunggu mereka di luar sana, dan setiap langkah bersama Arkan adalah langkah menuju sesuatu yang lebih besar.
Petualangan di Kafe Baru
Hari Sabtu tiba, dan Rasya tidak bisa menyembunyikan rasa antusiasme yang meluap-luap. Sejak pagi, dia sudah merencanakan penampilannya dengan cermat, memilih gaun kasual yang membuatnya terlihat segar dan ceria. Saat dia menatap cermin, dia merasa siap untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama Arkan.
Ketika jam menunjukkan pukul lima sore, ponselnya bergetar. Pesan dari Arkan muncul di layar. “Aku sudah dekat, siap berangkat?”
Dengan senyum lebar, Rasya membalas, “Siap! Di depan rumah.”
Tak lama kemudian, Arkan muncul dengan senyuman cerah yang membuat hati Rasya berdebar. Dia mengenakan kaos sederhana dan celana jeans, tampak santai namun tetap menarik. “Hai, cantik!” sapa Arkan, menyentuh bahu Rasya lembut.
“Hai! Ayo kita pergi!” Rasya menjawab, sambil berjalan bersamanya menuju mobil.
Sepanjang perjalanan, mereka mengobrol tentang berbagai hal, dari pekerjaan hingga rencana masa depan. Rasya merasa nyaman dengan Arkan, seolah-olah mereka sudah saling mengenal sepanjang hidup.
Ketika mereka tiba di kafe, suasana di dalamnya sangat mengundang. Lampu-lampu lembut dan musik latar yang tenang menciptakan suasana yang intim dan hangat. “Wow, tempat ini keren banget!” seru Rasya, terpesona oleh desain kafe yang modern.
Arkan tersenyum, “Aku tahu kamu pasti suka. Ayo, kita pesan.” Mereka berjalan menuju kasir dan melihat daftar menu yang menggugah selera.
“Apa kamu mau kopi atau teh?” tanya Arkan sambil melihat ke arah Rasya.
“Aku mau cappuccino! Kamu?” Rasya menjawab antusias.
“Sama, cappuccino juga. Kita pesan makanan ringan ya?” Arkan menambahkan, dan mereka memilih beberapa camilan untuk menemani minuman mereka.
Setelah memesan, mereka mencari tempat duduk di sudut kafe yang nyaman. Rasya memandang sekeliling, menikmati suasana yang ramai namun tetap tenang. “Kamu tahu, ini mungkin jadi salah satu tempat favoritku,” ucapnya, lalu berbalik menatap Arkan.
“Aku senang kamu suka. Semoga kita bisa datang kesini lagi,” jawab Arkan, sambil melihat mata Rasya yang berbinar.
Tak lama kemudian, pesanan mereka datang. Rasya mengangkat cangkir cappuccino dan menghirup aromanya. “Ini enak banget!” dia berseru, mengambil sip pertama.
Arkan juga mengangkat cangkirnya, “Cheers! Untuk petualangan baru kita.” Mereka bersulang dan meneguk kopi mereka.
Selama menikmati makanan, mereka bercerita tentang berbagai pengalaman lucu di kantor dan kehidupan sehari-hari. Rasya tak bisa menahan tawanya ketika Arkan menceritakan kejadian konyol di tempat kerjanya.
“Dan tiba-tiba, printer itu mengeluarkan kertas secara bersamaan! Semua orang terkejut!” Arkan menirukan ekspresi teman-temannya, membuat Rasya tidak bisa berhenti tertawa.
“Kamu pasti bikin suasana jadi hidup di kantor!” Rasya berkata sambil terpingkal-pingkal.
“Nah, aku cuma mencoba untuk membuat hari-hari mereka lebih cerah,” Arkan menjawab dengan senyum lebar.
Setelah beberapa saat, mereka berbicara lebih dalam. “Rasya, aku suka cara kamu membuat segalanya terasa lebih ringan. Kamu bikin aku merasa nyaman,” ungkap Arkan dengan tulus.
Rasya merasa jantungnya berdebar mendengar kata-kata Arkan. “Aku juga merasa begitu. Aku senang bisa berbagi momen ini sama kamu.”
Sambil menikmati dessert mereka, Arkan bertanya, “Kira-kira, apa yang kamu harapkan di masa depan?”
Rasya mengernyitkan dahi, memikirkan pertanyaan itu. “Hmm… aku harap bisa menemukan pekerjaan yang bikin aku bahagia, dan mungkin punya keluarga kecil yang bahagia. Apa kamu punya rencana tertentu?”
“Aku ingin membangun karier yang solid dan menjelajahi tempat-tempat baru. Dan kalau bisa, membangun sesuatu yang lebih dari sekadar pekerjaan, entah itu hubungan atau mimpi,” Arkan menjawab, matanya berbinar dengan harapan.
Rasya mengangguk setuju. “Aku suka cara kamu berpikir. Kita bisa saling mendukung satu sama lain, kan?”
“Tentu! Aku akan selalu ada untuk kamu,” Arkan menambahkan, lalu meraih tangan Rasya dengan lembut.
Mereka terus berbincang dan menikmati kebersamaan, sampai kafe mulai sepi menjelang malam. Rasya merasakan kehangatan dalam hati, menyadari bahwa setiap momen bersama Arkan adalah petualangan yang tak terlupakan.
Saat mereka keluar dari kafe, udara malam yang sejuk menyambut mereka. Rasya menatap langit, melihat bintang-bintang yang bersinar. “Indah sekali malam ini,” ujarnya.
Arkan mengangguk, “Iya, seperti bintang-bintang itu, setiap momen kita juga berharga.”
Mereka berjalan bersebelahan, merasakan kenyamanan satu sama lain. Rasya merasa beruntung bisa menghabiskan waktu bersama seseorang yang sefrekuensi. Rasanya seperti mimpi yang menjadi kenyataan, dan dia ingin momen ini tidak pernah berakhir.
Keduanya berencana untuk pulang, namun tidak ingin pertemuan ini berakhir terlalu cepat. “Gimana kalau kita nonton film di rumahku?” tawar Rasya dengan semangat.
Arkan terlihat berpikir sejenak sebelum menjawab, “Ide yang bagus! Aku juga ingin menikmati waktu bersamamu lebih lama.”
Dengan senyum di wajah mereka, mereka melanjutkan langkah menuju rumah Rasya. Di perjalanan, mereka terus berbagi cerita, merencanakan petualangan selanjutnya, dan menikmati setiap detik kebersamaan. Rasya tahu, ini bukan hanya sekadar kencan biasa; ini adalah langkah pertama menuju petualangan cinta yang lebih dalam.
Momen Tak Terlupakan
Sesampainya di rumah, Rasya dan Arkan segera masuk ke dalam. Suasana di dalam rumah terasa hangat dan nyaman. Rasya menyuruh Arkan untuk duduk di sofa sambil dia menuju ke dapur. “Aku mau bikin popcorn! Nonton film pasti lebih seru dengan cemilan,” serunya sambil melirik ke arah Arkan yang sudah bersantai di sofa.
“Kedengarannya enak! Aku bisa bantu, kok,” jawab Arkan, berdiri dan mengikuti Rasya ke dapur.
“Gak usah, aku bisa sendiri. Kamu tunggu di sana, ya?” Rasya menjawab sambil tersenyum. Dalam sekejap, aroma popcorn mulai memenuhi ruangan, dan Rasya merasa senang bisa berbagi momen sederhana ini dengan Arkan.
Setelah popcorn siap, Rasya kembali ke ruang tamu, membawa nampan berisi popcorn dan dua gelas soda. “Ini dia, cemilan kita!” ucapnya ceria, meletakkan nampan di atas meja.
Arkan tersenyum lebar. “Wow, kamu sangat siap, ya? Ini bikin aku semakin suka sama kamu!”
Rasya tersipu, merasakan aliran hangat di dalam dadanya. “Ya, aku memang berusaha menyenangkan kamu!”
Mereka memilih film yang ringan dan penuh tawa. Selama film berlangsung, Rasya tak bisa menahan tawanya saat melihat momen-momen lucu yang terjadi di layar. Arkan juga tampak menikmati setiap detiknya, bahkan sesekali melemparkan komentar konyol yang membuat Rasya semakin tertawa.
“Kamu tahu, aku senang bisa melakukan ini sama kamu. Rasanya… kayak mimpi,” kata Rasya dengan tulus setelah momen lucu di layar.
Arkan menatapnya dengan serius, “Aku juga merasakannya. Sejak kita mulai berkencan, setiap momen terasa istimewa.”
Setelah film berakhir, mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kenyamanan satu sama lain. Rasya merasa betah berada di dekat Arkan, dan hatinya berdebar setiap kali Arkan menatapnya.
“Gimana kalau kita main permainan?” tawar Rasya, berpikir untuk memperpanjang kebersamaan mereka.
“Permainan apa?” Arkan bertanya dengan rasa ingin tahu.
“Mungkin Truth or Dare? Itu selalu seru!” Rasya menyarankan.
“Oke, aku setuju!” Arkan menjawab dengan semangat. Mereka mulai memainkan permainan tersebut, dan setiap pertanyaan atau tantangan yang diberikan membuat suasana semakin hangat dan akrab.
Rasya tidak bisa berhenti tertawa ketika Arkan harus menyanyikan lagu favoritnya di tengah ruang tamu. Suara Arkan yang kaku malah membuatnya semakin lucu, dan mereka berdua terpingkal-pingkal.
“Nah, sekarang giliranmu! Truth or dare?” tanya Arkan setelah menyelesaikan tantangannya.
Rasya berpikir sejenak, “Dare!” jawabnya, berani.
Arkan tersenyum lebar, “Oke, aku tantang kamu untuk melakukan tarian aneh selama satu menit!”
Tanpa ragu, Rasya berdiri dan mulai menari dengan gaya konyol, menggerakkan tangan dan kakinya sembarangan. Arkan tidak bisa berhenti tertawa melihatnya. Rasya merasakan kebebasan dan keceriaan saat melakukan itu, seolah semua beban di dunia hilang.
Setelah tantangan itu selesai, mereka berdua jatuh ke sofa, kehabisan napas karena tertawa. Rasya menyandarkan kepalanya di bahu Arkan, merasakan kehangatan yang membuatnya merasa aman.
“Kamu tahu, aku sangat senang bisa mengenal kamu lebih dalam. Semoga ini bukan malam terakhir kita bersama,” Arkan mengucapkan kalimat itu pelan.
“Aku juga berharap begitu. Rasanya kita sudah terhubung dengan cara yang berbeda,” jawab Rasya, menatap Arkan dengan penuh harapan.
Malam semakin larut, dan mereka berdua beranjak menuju balkon untuk menikmati udara malam. Bintang-bintang bersinar indah di atas, dan Rasya terpesona oleh keindahan langit.
“Kamu lihat itu?” tanya Rasya sambil menunjuk ke arah langit.
“Iya, bintang-bintang itu indah. Tapi aku rasa, malam ini lebih berharga karena kita di sini bersama,” balas Arkan, menatap Rasya dengan mata yang penuh arti.
Rasya merasa hatinya bergetar mendengar kata-kata Arkan. “Terima kasih sudah membuat hari-hariku lebih ceria. Aku merasa beruntung punya kamu di hidupku,” ungkapnya dengan tulus.
rkan tersenyum, “Sama-sama. Aku juga merasakannya. Semoga kita bisa membuat lebih banyak kenangan bersama di masa depan.”
Dalam momen hening itu, Rasya merasa bahwa di sinilah tempatnya. Bersama Arkan, dalam suasana yang penuh cinta dan tawa. Seolah waktu berhenti, dan mereka hanyut dalam momen indah ini, merasakan ikatan yang semakin kuat.
Akhirnya, malam berakhir dengan perasaan hangat di hati. Rasya dan Arkan tahu bahwa ini baru permulaan dari sebuah cerita cinta yang akan mereka ukir bersama, dengan petualangan dan kebahagiaan yang tak terduga di depan mereka.
“Jadi, kapan kita bisa bertemu lagi?” tanya Rasya.
“Segera, aku sudah tidak sabar untuk membuat lebih banyak kenangan bersamamu,” jawab Arkan dengan percaya diri, membuat Rasya tersenyum.
Malam itu, Rasya dan Arkan pulang ke rumah dengan rasa bahagia, siap untuk menyambut setiap momen baru yang akan datang, bersiap untuk menulis bab-bab baru dalam kisah mereka yang tak terlupakan.
Jadi, bagaimana? Seru banget kan momen-momen kecil yang bisa bikin hubungan kamu sama pacar jadi lebih spesial? Rasya dan Arkan mungkin cuma dua orang biasa, tapi kisah mereka menunjukkan bahwa cinta itu terletak pada hal-hal sederhana yang kita buat bersama.
Jangan lupa, setiap detik berharga bersama orang yang kamu cintai bisa jadi kenangan yang tak terlupakan. Sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnya, dan semoga harimu penuh cinta dan kebahagiaan!