Daftar Isi
Hai semua, Sebelum kita masuk ke dalam ceritanya ada nggak nih yang penasaran dengan cerita seru yang penuh emosi dan inspirasi tentang cinta tanah air dari sudut pandang anak SMP? Yuk, simak perjalanan Afif, seorang anak SMP yang gaul dan aktif, yang bersama teman-temannya berjuang untuk mengenalkan dan merayakan kebudayaan Indonesia di sekolah.
Cerita ini nggak cuma seru dan penuh tawa, tapi juga mengajarkan kita arti pentingnya menghargai dan mencintai budaya tanah air. Baca sampai akhir untuk tahu bagaimana mereka mengubah sesuatu yang kecil menjadi semangat nasionalisme yang besar!
Afif dan Petualangan Cinta Tanah Air
Semangat Cinta Tanah Air
Di sebuah kota kecil yang ceria, hiduplah seorang anak SMP bernama Afif. Dengan rambut sedikit acak-acakan dan senyuman lebar yang selalu menghiasi wajahnya, Afif dikenal sebagai anak yang paling gaul di sekolah. Dia memiliki segudang teman, mulai dari Rani yang selalu ceria, Dani si jagoan teknologi, hingga Siti yang pintar dalam seni. Bersama mereka, setiap hari terasa seperti petualangan baru.
Suatu pagi yang cerah, saat mentari mulai menyinari jalanan, sekolah Afif mengumumkan kegiatan baru: “Cinta Tanah Air.” Setiap kelas diharuskan membuat proyek yang menunjukkan kebanggaan mereka terhadap Indonesia. Mendengar pengumuman itu, Afif langsung bersemangat. “Ini kesempatan kita untuk menunjukkan betapa kita mencintai tanah air kita!” teriaknya, mengangkat tinjunya ke udara.
Setelah jam pelajaran selesai, Afif segera mengumpulkan teman-temannya di taman sekolah. “Gimana kalau kita bisa buat video tentang sebuah keindahan alam dan budaya Indonesia?” saran Afif, matanya berbinar-binar penuh ide.
Rani, yang duduk di sampingnya, langsung menjawab, “Setuju! Kita bisa mulai dengan merekam pemandangan di taman ini. Lihat, ada bunga-bunga indah di sini!”
Dani, yang biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer, menambahkan dengan semangat, “Dan kita bisa menggunakan pakaian tradisional! Ini akan membuat video kita lebih menarik!”
Siti, dengan imajinasi seni yang mengalir, segera berkata, “Kita harus memasukkan musik tradisional! Itu akan membuat video kita semakin hidup!”
Dengan rencana yang sudah terbentuk, mereka sepakat untuk bertemu keesokan harinya di taman kota. Afif pulang dengan semangat baru, bayangan akan petualangan besok menghiasi pikirannya. Setiap langkah terasa ringan, seolah-olah ia sedang melangkah di atas awan.
Ketika hari yang dinanti tiba, Afif mengumpulkan semua perlengkapan: kamera, tripod, dan alat-alat lain yang mereka butuhkan. Dengan semangat yang sangat membara mereka bisa berkumpul di taman. Udara segar menyapa mereka, dan suara burung bernyanyi mengisi suasana. Afif bisa merasakan getaran kegembiraan di sekelilingnya.
Mereka mulai merekam. Afif mengambil peran sebagai pembawa acara, memperkenalkan keindahan taman sambil melambai-lambaikan tangan ke kamera. “Selamat datang di taman kota, tempat di mana alam dan kebudayaan Indonesia bersatu!” ucapnya dengan suara ceria. Teman-temannya tertawa, terhibur oleh semangatnya yang menular.
Satu per satu, mereka merekam berbagai sudut taman. Rani berlari ke arah bunga-bunga, berpose seolah-olah menjadi model, sementara Dani mengatur kamera untuk mendapatkan sudut terbaik. Siti, dengan kreativitasnya, mulai menggambar di tanah menggunakan kapur warna-warni, menambahkan elemen seni ke dalam proyek mereka.
Saat mereka mengambil gambar, Afif menyadari bahwa bukan hanya keindahan alam yang mereka tangkap, tetapi juga momen kebersamaan yang tak ternilai. Setiap tawa, setiap lelucon, dan setiap rintik hujan yang tiba-tiba turun membuat mereka semakin dekat. Di balik semua itu, Afif merasakan semangat cinta tanah air yang mengalir dalam diri mereka, mengikat mereka dalam satu tujuan.
Namun, tidak semua berjalan mulus. Saat mereka sedang merekam, tiba-tiba awan gelap datang dan hujan mulai turun dengan deras. Rani yang awalnya ceria kini terlihat khawatir. “Aduh, semua kerja keras kita bisa sia-sia!” keluhnya, matanya menatap kamera yang kini basah.
Afif, yang melihat teman-temannya mulai putus asa, berusaha mengangkat semangat mereka. “Ayo, kita tetap semangat! Kita bisa ambil gambar hujan juga. Ini juga bagian dari keindahan alam!” ucapnya dengan nada optimis.
Dengan semangat itu, mereka berlari mencari tempat berteduh. Afif dan teman-temannya berusaha mencari sudut yang aman di bawah pohon besar. Meskipun hujan terus mengguyur, mereka tidak mau menyerah. Mereka mulai merekam momen hujan, tertawa saat air mengalir di wajah mereka, merasakan kebebasan dan keceriaan yang menyertainya.
“Lihat! Kita bisa membuat video tentang bagaimana hujan membawa keindahan tersendiri!” Afif berteriak, dan semua setuju, terinspirasi oleh semangatnya.
Ketika hujan mulai reda, mereka melanjutkan pengambilan gambar. Suasana semakin ceria ketika pelangi muncul di langit, menambah keindahan taman. Afif merasa bangga melihat teman-temannya bersatu, mengubah rintangan menjadi peluang.
Hari itu menjadi salah satu hari terbaik dalam hidup Afif. Bukan hanya tentang proyek yang mereka buat, tetapi juga tentang kebersamaan, perjuangan, dan cinta yang mengikat mereka sebagai teman. Dalam hati, Afif bertekad untuk terus mencintai tanah airnya, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga dengan tindakan. Dan yang terpenting, dia tahu, perjalanan mereka baru saja dimulai.
Rencana Kreatif di Taman Kota
Setelah hari yang penuh petualangan di taman, Afif dan teman-temannya kembali ke sekolah dengan semangat membara. Mereka sudah merekam berbagai momen yang luar biasa dan sekarang saatnya untuk menyusun rencana lebih lanjut. Di hari berikutnya, mereka berkumpul di rumah Afif untuk merencanakan langkah selanjutnya dalam proyek “Cinta Tanah Air” mereka.
Afif, yang masih penuh energi, membuka laptopnya dan mulai menunjukkan cuplikan video yang telah mereka rekam. “Lihat! Ini momen kita saat hujan turun. Kita bisa mengedit ini menjadi bagian yang menarik!” ucapnya sambil mengklik video.
Rani, yang duduk di sebelahnya, melihat dengan antusias. “Iya, ini benar-benar seru! Tapi kita harus memikirkan bagaimana cara menyampaikan pesan cinta tanah air kita.”
Dani, yang sebelumnya lebih fokus pada teknis, kini terlihat lebih bersemangat. “Kita bisa memasukkan cerita tentang kebudayaan Indonesia! Misalnya, kita bisa merekam tarian tradisional atau makanan khas.”
Siti, yang terkenal dengan kreativitasnya, menyela, “Bagaimana kalau kita mengundang teman-teman dari kelas lain untuk berpartisipasi? Kita bisa membuat festival kecil-kecilan di sekolah!”
Ide itu langsung disambut hangat oleh Afif dan yang lainnya. “Itu luar biasa, Siti! Kita bisa membuat poster dan mengajak semua orang!” ucap Afif, tidak sabar untuk mulai.
Mereka mulai merencanakan festival. Dalam beberapa hari ke depan, Afif dan teman-temannya membagi tugas. Rani bertanggung jawab untuk membuat poster, Dani mengurus perangkat teknis, Siti akan mengkoordinasikan peserta, dan Afif akan menjadi penghubung untuk mengajak siswa dari kelas lain.
Setiap hari, setelah pelajaran selesai, mereka berkumpul untuk membahas perkembangan. Suasana di ruang kelas selalu ceria, dengan tawa dan semangat yang memenuhi ruangan. Meskipun ada tantangan dalam menyusun acara, Afif tidak pernah kehilangan semangat. Dia selalu menyemangati teman-temannya, memastikan mereka tetap fokus pada tujuan.
Saat hari festival tiba, suasana di sekolah terasa berbeda. Semua orang terlihat antusias, berpartisipasi dalam dekorasi dan mempersiapkan diri. Afif mengenakan pakaian adat yang diberi oleh ibunya, dan dia merasa bangga melihat teman-temannya juga mengenakan busana tradisional. Hari itu, mereka tidak hanya merayakan kebudayaan, tetapi juga persahabatan yang telah terjalin erat.
Festival dimulai dengan pertunjukan tarian tradisional. Afif, sebagai pembawa acara, berdiri di depan panggung dengan percaya diri. “Selamat datang di Festival Cinta Tanah Air! Mari kita rayakan kekayaan budaya Indonesia bersama-sama!” serunya. Sorakan dan tepuk tangan dari teman-teman sekelas membuat jantungnya berdegup kencang.
Setelah pertunjukan tarian, mereka mempersembahkan video yang telah mereka buat. Afif dan teman-temannya duduk di depan, merasakan campuran antara ketegangan dan kebanggaan. Ketika video mulai diputar, suasana berubah hening, semua mata tertuju pada layar.
Video itu memperlihatkan keindahan taman, keceriaan mereka di bawah hujan, dan momen-momen berharga saat mereka mengekspresikan cinta tanah air. Latar belakang musik tradisional yang mengalun membuat suasana semakin menyentuh. Setiap detik membawa penonton kembali ke saat-saat penuh semangat yang mereka alami.
Ketika video berakhir, auditorium dipenuhi tepuk tangan meriah. Afif dan teman-temannya saling berpelukan, merasakan bahwa semua usaha dan perjuangan mereka terbayar. Kepala sekolah berdiri di depan panggung dan memberikan apresiasi kepada mereka. “Saya bangga dengan kreativitas dan semangat kalian! Kalian telah menunjukkan bagaimana cinta tanah air dapat menyatukan kita semua.”
Di tengah suasana gembira itu, Afif menyadari bahwa cinta tanah air bukan hanya tentang mengenal budaya, tetapi juga tentang menciptakan kenangan bersama teman-teman. Setiap senyuman, setiap tawa, dan setiap pelukan menguatkan ikatan persahabatan mereka.
Namun, di balik kebahagiaan itu, Afif juga merasa sedikit cemas. Dengan berakhirnya festival, ia tahu bahwa perjalanan mereka belum sepenuhnya selesai. Masih ada banyak hal yang harus dilakukan untuk memperkuat pesan cinta tanah air ini di sekolah. Dia memikirkan bagaimana cara agar semangat ini tidak hanya berhenti di acara festival.
Malam itu, saat pulang ke rumah, Afif teringat saat-saat indah yang mereka lalui bersama. Di benaknya, ia bertekad untuk terus berjuang, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk teman-temannya dan tanah air yang mereka cintai. Cinta tanah air, pikirnya, bukan hanya sebuah slogan; itu adalah bagian dari identitas mereka. Dan dia bertekad untuk membuatnya tetap hidup, tak hanya dalam proyek ini, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan semangat yang tak kunjung padam, Afif memutuskan untuk menyusun rencana baru untuk menjaga cinta tanah air ini tetap menyala. Dia tahu, perjalanan mereka masih panjang, dan dia siap untuk menghadapi semua tantangan yang ada di depan.
Proses Pembuatan Video yang Mengasyikkan
Setelah festival yang sukses, semangat Afif dan teman-temannya semakin membara. Mereka tidak ingin berhenti di situ; mereka ingin melanjutkan perjuangan untuk menunjukkan cinta tanah air melalui video yang lebih mendalam dan penuh makna. Pagi itu, saat mereka berkumpul di rumah Afif, ide-ide segar mulai bermunculan.
“Gimana kalau kita masukkan lebih banyak elemen kebudayaan?” saran Dani, yang tengah menyusun rencana di laptopnya. “Kita bisa merekam kesenian daerah, kuliner khas, dan tempat-tempat bersejarah di sekitar kita.”
Rani, yang duduk di sampingnya, langsung mengangguk antusias. “Dan kita bisa mengajak orang tua atau nenek kita untuk bisa menceritakan kisah-kisah tentang sebuah kebudayaan mereka! Itu pasti menarik!”
Afif, merasa terinspirasi oleh ide-ide itu, mengeluarkan ponselnya dan mulai mencatat. “Bagus! Kita perlu mengatur jadwal untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Dan jangan lupa, kita harus merekam makanan tradisional yang enak-enak! Kita bisa mengundang teman-teman untuk mencicipinya juga!”
Siti, yang lebih banyak berdiam diri, akhirnya menyela. “Tapi kita harus memikirkan bagaimana menyatukan semua ini dalam satu video. Kita butuh narasi yang kuat agar penonton bisa merasakan cinta tanah air kita.”
Mereka semua sepakat untuk membuat skenario yang menonjolkan setiap elemen yang mereka inginkan. Setelah beberapa jam berdiskusi, mereka merancang rencana: mengunjungi pasar tradisional, mengundang nenek Siti untuk bercerita tentang kebudayaan, dan membuat sesi memasak bersama di rumah Afif.
Keesokan harinya, mereka berangkat ke pasar tradisional. Suasana di sana riuh rendah, aroma rempah dan sayuran segar menyatu menjadi satu. Afif merasa bersemangat, kamera di tangannya siap merekam setiap momen. “Ayo, kita cari bahan-bahan untuk masakan tradisional!” serunya, dan teman-temannya mengikuti dengan ceria.
Saat mereka berkeliling, Afif dan teman-temannya berbincang dengan para penjual, mendengarkan cerita tentang makanan khas daerah mereka. Rani merekam setiap interaksi, sementara Dani mencatat informasi penting. Afif bisa melihat betapa senangnya orang-orang saat mereka menceritakan sejarah dan asal-usul makanan yang mereka jual.
“Ini semua sangat penting untuk video kita,” ucap Afif sambil mencatat. “Kita harus menampilkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia.”
Setelah puas berkeliling pasar, mereka pulang ke rumah Afif dengan membawa bahan-bahan segar. Di dapur, suasana menjadi semakin hidup. Siti menunjukkan resep tradisional yang diajarkan neneknya, dan mereka semua terlibat dalam proses memasak. Afif dengan semangat memasukkan bumbu-bumbu ke dalam panci, sementara Rani dan Dani sibuk merekam setiap langkah.
Selama memasak, mereka saling bercanda, tertawa, dan berbagi cerita. Afif merasakan kebersamaan itu sangat berharga. Makanan yang mereka masak bukan hanya untuk dinikmati, tetapi juga sebagai simbol cinta dan kerja keras mereka. “Inilah bagian dari sebuah cinta tanah air kita,” ujarnya. “Memasak dan menikmati makanan tradisional bersama-sama!”
Saat hidangan siap, mereka mengundang nenek Siti untuk datang. Nenek datang dengan senyum lebar, dan Afif merasa terhormat bisa mendengarkan cerita-cerita dari generasi sebelumnya. Di tengah makan malam, nenek mulai bercerita tentang asal-usul masakan yang mereka buat, lengkap dengan sejarah dan tradisi yang menyertainya.
“Makanan ini bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang kenangan dan kebersamaan,” kata nenek, matanya bersinar. “Setiap suapan mengingatkan kita akan warisan nenek moyang kita.”
Afif dan teman-temannya mendengarkan dengan seksama, merasa terhubung dengan tanah air mereka lebih dalam. Di momen itu, Afif menyadari bahwa cinta tanah air bukan hanya tentang mengenal tempat, tetapi juga tentang menghargai orang-orang yang menyimpan cerita dan tradisi.
Setelah makan, mereka kembali ke ruang tamu untuk mengedit video. Dengan laptop terbuka, Dani mulai mengunggah semua rekaman yang mereka ambil. “Sekarang saatnya menggabungkan semua momen ini menjadi satu kesatuan yang indah,” ucapnya, wajahnya serius.
Siti, yang memiliki bakat desain grafis, membantu dengan menambahkan elemen visual yang menarik. Afif, dengan semangat, memberikan ide-ide untuk narasi. “Kita harus membuat penonton merasakan emosi yang kita rasakan. Cinta tanah air itu bisa dilihat dan dirasakan!”
Malam itu, mereka bekerja keras hingga larut malam. Meskipun lelah, tidak ada yang ingin berhenti. Afif merasa bersyukur memiliki teman-teman yang begitu berdedikasi. Mereka tertawa, berbagi cerita, dan merasakan kebahagiaan saat melihat video mereka mulai terbentuk.
Ketika jam menunjukkan tengah malam, mereka akhirnya menyelesaikan video itu. Afif merasa bangga melihat hasil kerja keras mereka. “Kita telah menciptakan sesuatu yang luar biasa,” katanya dengan senyum lebar. “Ini adalah cinta tanah air yang sesungguhnya!”
Mereka semua merayakan pencapaian itu dengan kue yang mereka buat sebelumnya. Dalam tawa dan canda, mereka bersyukur atas pengalaman berharga yang telah mereka lalui bersama. Afif menyadari, perjuangan mereka tidak hanya untuk membuat video, tetapi juga untuk menguatkan persahabatan dan cinta terhadap tanah air.
Hari berikutnya, mereka berencana untuk mempersembahkan video itu di depan kelas. Afif, dengan penuh semangat, merasa yakin bahwa apa yang mereka lakukan akan menginspirasi teman-teman lainnya untuk lebih mencintai tanah air mereka. Dengan tekad bulat, mereka melangkah maju, siap untuk menunjukkan hasil karya yang penuh cinta dan perjuangan.
Tampilkan Karya dan Kebangkitan Semangat
Setelah melewati malam panjang yang penuh kerja keras, Afif dan teman-temannya merasa bersemangat untuk mempersembahkan video mereka di depan kelas. Hari itu, suasana di sekolah terasa lebih ceria. Afif bisa melihat wajah-wajah antusias teman-temannya saat mereka berkumpul di aula sebelum acara dimulai.
“Guys, hari ini adalah hari kita! Video kita akan ditampilkan, dan saya yakin semua orang akan menyukainya!” Afif berseru, mencoba menyemangati teman-temannya. Rani, yang duduk di sampingnya, menampakkan senyuman lebar. “Ayo, kita buat semua orang merasakan cinta tanah air kita!”
Dani dan Siti bersiap dengan laptop dan proyektor. Semua siswa dari kelas lain juga mulai berdatangan, penasaran dengan apa yang akan ditampilkan. Aula mulai dipenuhi tawa dan obrolan, tetapi di dalam hati Afif, ada sedikit kegugupan. Dia ingin semuanya berjalan lancar dan berharap video itu bisa meninggalkan kesan mendalam.
Ketika semua siswa duduk, kepala sekolah naik ke panggung. “Hari ini kita akan bisa menampilkan sebuah karya yang sangat luar biasa dari sekelompok siswa yang bisa menunjukkan sebuah kecintaan mereka terhadap tanah air. Mari kita sambut Afif dan teman-temannya!”
Afif merasakan debar jantungnya semakin cepat saat ia berdiri di depan kelas. “Terima kasih, Pak! Selamat datang, teman-teman! Kami ingin menunjukkan kepada kalian betapa indahnya kebudayaan Indonesia melalui video yang telah kami buat. Semoga kalian bisa merasakannya seperti yang kami rasakan.”
Setelah perkenalan singkat, Dani menyalakan proyektor, dan video mulai diputar. Afif bisa merasakan atmosfer di ruangan tersebut. Semua mata tertuju pada layar, penuh perhatian. Video itu dimulai dengan cuplikan pasar tradisional yang ramai, suara bising pedagang, dan aroma rempah yang khas. Afif melihat teman-temannya terpesona, dan rasa bangga mulai mengalir di hatinya.
Seiring video berjalan, setiap momen yang mereka ambil dari memasak bersama, mendengarkan cerita nenek, hingga menari menyentuh hati semua penonton. Mereka memperlihatkan kebersamaan yang kuat, tawa yang tulus, dan cinta yang mendalam terhadap budaya mereka. Setiap detik menampilkan pesan bahwa cinta tanah air bukan hanya tentang sejarah, tetapi juga tentang pengalaman bersama dan saling menghargai.
Ketika video mencapai akhir, Afif merasa harapannya terbayar. Suara tepuk tangan menggema di aula, dan sorakan dari teman-teman membuat jantungnya berdebar penuh kebahagiaan. “Keren, Afif! Keren, teman-teman!” teriak salah satu siswa dari barisan yang di belakang.
Kepala sekolah berdiri lagi. “Saya ingin memberikan pujian kepada kalian semua. Karya ini menunjukkan bahwa anak-anak muda seperti kalian memiliki kesadaran yang tinggi akan kebudayaan dan cinta tanah air. Teruskan semangat ini, dan bawa kebanggaan Indonesia ke mana pun kalian pergi!”
Afif merasa seolah beban yang dipikulnya selama ini terangkat. Dia dan teman-temannya saling berpelukan, merayakan pencapaian mereka. Momen itu seakan menyatukan mereka lebih kuat lagi. “Kita berhasil!” seru Rani dengan penuh semangat. “Kita harus terus melakukan hal-hal seperti ini!”
Setelah acara, mereka berkumpul di kantin untuk merayakan keberhasilan. Suasana penuh tawa dan canda, semua orang mengobrol tentang video dan bagaimana mereka bisa terus berbagi cinta terhadap tanah air. Namun, di sudut hati Afif, ada rasa tidak puas. Dia tahu mereka bisa melakukan lebih banyak lagi.
“Bagaimana kalau kita mengadakan kegiatan rutin? Misalnya, setiap bulan kita bisa mengadakan diskusi tentang budaya atau mengundang orang-orang tua untuk berbagi cerita,” usul Siti, menyemarakkan diskusi.
Dani mengangguk setuju. “Itu ide bagus! Kita bisa memperluas pengetahuan teman-teman dan membuat mereka lebih mencintai budaya kita!”
Afif merasakan semangat itu kembali berkobar di dalam dirinya. “Ayo, kita rancang rencana! Ini bukan hanya tentang video ini; kita bisa memulai gerakan kecil di sekolah kita!”
Sejak saat itu, mereka mulai merencanakan berbagai kegiatan. Setiap minggu, mereka mengadakan pertemuan, mengundang pembicara, dan bahkan memulai kelas seni tradisional. Teman-teman di kelas lain mulai ikut berpartisipasi, dan perlahan, semangat cinta tanah air mulai menjalar ke seluruh sekolah.
Dalam perjalanan tersebut, Afif tidak hanya belajar tentang budaya Indonesia, tetapi juga tentang pentingnya persahabatan dan kerja sama. Setiap tantangan yang mereka hadapi, baik dalam merencanakan acara atau mencari cara untuk mengajak teman-teman lainnya, selalu terasa lebih ringan ketika mereka saling mendukung.
Suatu hari, saat mereka mengadakan kegiatan di sekolah, Afif melihat banyak siswa berkumpul dengan antusias. Dia merasakan kebanggaan yang mendalam saat melihat lebih banyak orang terlibat dalam cinta tanah air. Di saat itu, dia menyadari bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia.
“Ini baru awal, teman-teman!” ucap Afif di depan kelompok yang semakin besar. “Mari kita teruskan perjuangan ini. Kita bisa membuat perubahan, sekecil apa pun, untuk tanah air kita!”
Dengan semangat yang tak kunjung padam, Afif dan teman-temannya melangkah maju. Cinta tanah air bukan hanya sebuah kalimat, tetapi telah menjadi bagian dari identitas mereka. Dalam perjalanan yang penuh emosi, senang, dan perjuangan ini, Afif memahami arti sejati dari cinta tanah air: bukan hanya mengenal, tetapi juga menjaga dan merayakan setiap momen yang dimiliki bersama.
Jadi, gimana semua ada nggak nih diantara kalian yang bisa menyimpulkan cerita cerpen diatas? Setelah membaca kisah Afif dan perjuangannya mengenalkan cinta tanah air di kalangan teman-temannya, kita bisa melihat betapa pentingnya mengenal dan merayakan budaya sejak usia dini. Afif dan gengnya telah membuktikan bahwa semangat kebersamaan dan kecintaan pada Indonesia bisa tumbuh dari hal-hal sederhana. Jadi, sudah siap ikut berkontribusi dan menjaga budaya kita? Yuk, mulai dari sekarang! Sebab, siapa bilang anak SMP nggak bisa membawa perubahan besar untuk tanah air?