Cara Kerja Sistem Pengapian pada Sepeda Motor Konvensional Beserta Gambar

Posted on

Sobat otomotif, tau nggak sih cara kerja sistem pengapian pada sepeda motor konvensional? Nah, kali ini kita akan bahas seru-seruan tentang hal itu. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Sebelum kita mulai, mari kita pahami dulu fungsi dari sistem pengapian pada sepeda motor. Nah, sistem pengapian ini bertugas untuk menghasilkan percikan api di dalam ruang bakar mesin. Nah, apa gunanya? Percikan api yang dihasilkan oleh sistem ini nantinya akan membakar campuran bahan bakar dan udara yang ada di dalam ruang bakar mesin, sehingga aki-aki yang ada di sekitar sana bisa bergerak dengan riang gembira.

Nah, dalam sepeda motor konvensional, ada dua jenis sistem pengapian yang biasa digunakan, yaitu pengapian konvensional dengan koil dan pengapian konvensional dengan platina. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, nggak ada yang lebih superior kok.

Pertama, kita bahas dulu pengapian konvensional dengan koil. Nah, sistem pengapian ini memakai komponen-komponen penting seperti koil pengapian, platina, kabel busi, dan busi. Jadi, begini cara kerjanya. Saat kunci kontak diputar dan motor dihidupkan, ada arus listrik yang diberikan ke koil pengapian. Nah, koil pengapian ini punya tugas untuk mengubah arus listrik yang masuk jadi tegangan tinggi. Tegangan tinggi tersebut lalu dialirkan ke busi melalui kabel busi. Nah, di busi itulah terjadi percikan api yang nantinya bakal memicu pembakaran campuran bahan bakar dan udara. Mantap kan?

Selanjutnya, ada juga pengapian konvensional dengan platina. Nah, sistem pengapian jenis ini juga punya komponen-komponen penting seperti platina, kondensor, dan koil pengapian. Mirip-mirip, tapi ada bedanya. Nah, ketika kunci kontak diputar dan motor dihidupkan, ada arus listrik yang dialirkan ke platina melalui koil pengapian. Kemudian, platina tersebut akan berputar dan membuat kontak tertentu menyentuh sumber daya yang dibutuhkan. Kontak inilah yang akan menghasilkan percikan api di busi dan memicu proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

Mudeng nggak? Memang agak bikin mumet sih, tapi dengan penjelasan mendetail dan gambar-gambar yang jelas, diharapkan bisa mempermudah pemahaman kita tentang cara kerja sistem pengapian pada sepeda motor konvensional. Jadi, jangan lupa untuk rajin merawat sistem pengapian ya, karena tanpa sistem ini, motor-motor kesayangan kita bakal mogok begitu aja. Semoga artikel ini bermanfaat dan selamat berkendara dengan aman serta nyaman!

Apa Itu Sistem Pengapian pada Sepeda Motor Konvensional?

Sistem pengapian pada sepeda motor konvensional adalah salah satu komponen yang sangat penting dalam menjalankan mesin. Sistem pengapian bertugas untuk menghasilkan percikan api di dalam ruang bakar agar bahan bakar dapat terbakar dan menggerakkan piston. Secara umum, terdapat dua jenis sistem pengapian yang sering digunakan pada sepeda motor konvensional, yaitu sistem pengapian konvensional (konvensional ignition system) dan sistem pengapian elektronik (electronic ignition system).

Bagaimana Cara Kerja Sistem Pengapian pada Sepeda Motor Konvensional?

Sistem pengapian pada sepeda motor konvensional bekerja dengan prinsip sederhana. Sebelum memahami cara kerjanya, mari kita bahas terlebih dahulu komponen-komponen dalam sistem pengapian ini.

1. Koil

Koil berfungsi untuk mengubah tegangan listrik dari baterai menjadi tegangan tinggi. Koil ini terdiri dari dua kumparan kawat yang terletak di sekitar inti besi. Kumparan primer menerima arus listrik dari baterai, sedangkan kumparan sekunder menghasilkan tegangan tinggi.

2. Busi

Busi adalah komponen yang berperan dalam menghasilkan percikan api di dalam ruang bakar. Busi terhubung dengan kabel tegangan tinggi dari koil.

3. Pengatur Magnet (Flywheel)

Pengatur magnet atau flywheel adalah komponen yang menghasilkan medan magnet melalui putaran mesin. Medan magnet ini akan menggerakkan kumparan kawat dalam koil untuk menghasilkan tegangan tinggi.

Sistem pengapian pada sepeda motor konvensional bekerja dengan urutan sebagai berikut:

  1. Saat mesin dinyalakan, pengatur magnet akan menghasilkan medan magnet yang akan menggerakkan kumparan primer dalam koil.
  2. Kumparan primer akan menghasilkan medan magnet yang lebih kuat.
  3. Medan magnet yang kuat akan menyebabkan kumparan sekunder dalam koil menghasilkan tegangan tinggi.
  4. Tegangan tinggi ini akan mengalir melalui kabel tegangan tinggi menuju busi.
  5. Busi akan menghasilkan percikan api di dalam ruang bakar sehingga bahan bakar dapat terbakar.
  6. Percikan api ini akan menyebabkan tekanan yang mendorong piston bergerak dan menghasilkan tenaga pada sepeda motor.

Apa Saja Tips dalam Merawat Sistem Pengapian pada Sepeda Motor Konvensional?

Merawat sistem pengapian pada sepeda motor konvensional sangatlah penting untuk menjaga performa mesin. Berikut ini adalah beberapa tips dalam merawat sistem pengapian:

1. Periksa dan Bersihkan Busi Secara Berkala

Busi yang kotor dapat mengganggu pembakaran bahan bakar. Pastikan untuk memeriksa kondisi busi secara berkala dan membersihkannya jika diperlukan.

2. Ganti Busi Sesuai dengan Rekomendasi Pabrik

Pilihlah busi yang sesuai dengan spesifikasi yang direkomendasikan oleh pabrik sepeda motor. Busi yang tepat akan membantu dalam pembakaran yang lebih efisien.

3. Periksa dan Bersihkan Kabel Tegangan Tinggi

Kabel tegangan tinggi yang kotor atau rusak dapat menyebabkan percikan api tidak terjadi dengan baik. Pastikan untuk memeriksa dan membersihkan kabel tegangan tinggi secara berkala.

4. Pastikan Koil dalam Kondisi Baik

Periksa koil secara berkala dan pastikan tidak terdapat kerusakan atau kebocoran pada komponen ini. Koil yang rusak dapat mengurangi kinerja sistem pengapian.

5. Rutin Melakukan Perawatan Berkala

Agar sistem pengapian tetap berfungsi dengan baik, lakukanlah perawatan berkala sesuai dengan rekomendasi yang tercantum dalam buku panduan pemilik sepeda motor.

Apa Kelebihan dari Sistem Pengapian pada Sepeda Motor Konvensional?

Sistem pengapian pada sepeda motor konvensional memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1. Harga yang Lebih Terjangkau

Dibandingkan dengan sistem pengapian elektronik yang lebih canggih, sistem pengapian konvensional memiliki harga yang lebih terjangkau. Hal ini membuat perawatan dan penggantian komponen menjadi lebih ekonomis.

2. Perawatan yang Mudah

Dalam sistem pengapian konvensional, komponen yang digunakan relatif sederhana dan mudah untuk diperiksa serta dirawat. Jika terjadi masalah pada sistem ini, biasanya dapat diperbaiki dengan mudah oleh teknisi motor.

Apa Kekurangan dari Sistem Pengapian pada Sepeda Motor Konvensional?

Meskipun memiliki beberapa kelebihan, sistem pengapian pada sepeda motor konvensional juga memiliki kekurangan, di antaranya:

1. Performa yang Lebih Rendah

Dibandingkan dengan sistem pengapian elektronik, sistem pengapian konvensional cenderung memberikan performa mesin yang lebih rendah. Hal ini terjadi karena sistem pengapian konvensional tidak dapat melakukan pengaturan yang lebih presisi.

2. Pemborosan Bahan Bakar

Karena sistem pengapian konvensional tidak mampu memberikan pengaturan yang sangat akurat, hal ini bisa menyebabkan pemborosan bahan bakar. Mesin dapat mengalami pembakaran yang kurang efisien.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah saya dapat mengganti sistem pengapian konvensional dengan sistem pengapian elektronik?

Ya, Anda dapat mengganti sistem pengapian konvensional dengan sistem pengapian elektronik. Namun, perlu mempertimbangkan kompatibilitas sistem tersebut dengan sepeda motor Anda serta biaya yang dibutuhkan.

2. Bagaimana cara melakukan penggantian busi pada sistem pengapian konvensional?

Untuk melakukan penggantian busi pada sistem pengapian konvensional, pertama-tama matikan mesin. Kemudian, lepaskan penutup busi, lepaskan busi dengan menggunakan soket busi khusus, lalu pasang busi yang baru dengan memperhatikan torsi pemasangan yang disarankan.

3. Berapa lama interval penggantian busi pada sistem pengapian konvensional?

Interval penggantian busi pada sistem pengapian konvensional biasanya sekitar 10.000 – 20.000 km, atau dapat disarankan oleh pabrik sepeda motor Anda. Namun, perhatikan juga faktor kondisi jalan dan penggunaan sepeda motor Anda.

4. Apakah perlu melakukan tune up pada sistem pengapian konvensional?

Ya, tune up pada sistem pengapian konvensional perlu dilakukan secara berkala. Tune up meliputi pemeriksaan dan pengaturan ulang antara lain busi, koil, dan kabel pengapian. Hal ini bertujuan agar sistem pengapian tetap berfungsi dengan baik.

5. Apakah perawatan sistem pengapian konvensional menjadi lebih rumit jika sepeda motor memiliki pengapian ganda (dual ignition)?

Tidak, perawatan sistem pengapian konvensional pada sepeda motor dengan pengapian ganda tidak menjadi lebih rumit. Perawatan yang dilakukan tetap sama seperti sistem pengapian konvensional pada umumnya.

Kesimpulan

Sistem pengapian pada sepeda motor konvensional adalah komponen yang sangat penting dalam menjalankan mesin. Meskipun sistem ini memiliki kelebihan, seperti harga yang lebih terjangkau dan perawatan yang mudah, namun juga memiliki kekurangan, seperti performa yang lebih rendah dan pemborosan bahan bakar.

Untuk menjaga sistem pengapian tetap berfungsi dengan baik, diperlukan perawatan secara berkala. Pastikan untuk memeriksa dan membersihkan busi secara rutin, mengganti busi sesuai rekomendasi pabrik, serta menjaga kondisi koil dan kabel tegangan tinggi.

Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai sistem pengapian pada sepeda motor konvensional, jangan ragu untuk menghubungi teknisi motor terpercaya atau pabrik sepeda motor Anda. Dengan melakukan perawatan yang tepat, Anda dapat memaksimalkan performa sepeda motor dan meningkatkan masa pakainya.

Kian
Menceritakan permainan olahraga dan menjelajah dengan sepeda. Antara narasi olahraga dan petualangan pedal, aku menjelajahi cerita dan pemandangan.

Leave a Reply