Analisis Bisnis Porter: Bargaining Power of Suppliers Contoh

Posted on

Bargaining Power of Suppliers, atau kekuatan tawar-menawar dari pihak pemasok, adalah salah satu dari lima kekuatan persaingan yang diidentifikasi oleh Michael Porter. Analisis ini mempelajari bagaimana para pemasok dalam suatu industri memiliki pengaruh terhadap perusahaan-perusahaan di dalamnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas contoh nyata mengenai bargaining power of suppliers di pasar otomotif Indonesia.

Perusahaan automotif bersaing untuk memperoleh bahan baku yang berkualitas dengan harga yang kompetitif untuk memproduksi kendaraan. Pemasok menjadi pendukung penting dalam industri ini, dan mereka dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap bisnis otomotif.

Salah satu contoh konkret analisis bargaining power of suppliers adalah ketergantungan perusahaan otomotif terhadap pemasok ban. Di industri ini, terdapat sejumlah besar produsen ban yang berlomba-lomba memasok ke perusahaan otomotif. Namun, sejumlah besar kendaraan yang diproduksi dan dijual di Indonesia membuat perusahaan otomotif rentan terhadap kebijakan harga dan kualitas dari pemasok ban.

Hal ini terlihat jelas pada tahun 2016, ketika krisis pengadaan karet alam terjadi di negara-negara produsen besar seperti Thailand dan Malaysia. Hal ini menyebabkan peningkatan harga karet alam yang digunakan dalam produksi ban. Para pemasok ban memanfaatkan situasi ini dengan menaikkan harga secara signifikan, yang berdampak pada biaya produksi dan harga jual kendaraan. Perusahaan otomotif di Indonesia yang tidak memiliki kekuatan tawar-menawar yang kuat terhadap pemasok ban akhirnya harus menanggung kerugian yang besar.

Selain itu, dalam industri otomotif terdapat juga kekayaan suku cadang kendaraan. Dalam situasi ini, perusahaan otomotif juga harus bergantung pada pemasok suku cadang yang memberikan suku cadang dengan kualitas terbaik dan harga kompetitif. Namun, kekuatan tawar-menawar dari pemasok suku cadang ini juga dapat menjadi tantangan.

Di sebuah contoh nyata, sebuah perusahaan otomotif ditempatkan dalam situasi di mana salah satu pemasok suku cadangnya adalah satu-satunya yang memiliki spesifikasi tertentu yang dibutuhkan. Pemasok ini menyadari posisi kekuatannya dan secara tidak adil menaikkan harga suku cadang tersebut. Perusahaan otomotif pun terpaksa membayar dengan harga yang tinggi, karena mereka membutuhkan suku cadang tersebut agar dapat melanjutkan produksi kendaraan mereka.

Dari contoh-contoh di atas, dapat kita simpulkan bahwa bargaining power of suppliers sangat penting dalam industri otomotif. Perusahaan otomotif perlu memahami dan mengelola hubungan dengan para pemasok secara efektif untuk menjaga kelangsungan bisnis mereka. Kekuatan tawar-menawar dari para pemasok bisa jadi mengancam profitabilitas perusahaan jika tidak dikelola dengan baik.

Dalam rangka menghadapi tantangan ini, perusahaan otomotif harus mencari cara agar memiliki lebih banyak pilihan pemasok yang dapat mengurangi ketergantungan mereka pada satu atau beberapa pemasok utama. Selain itu, perusahaan perlu membangun hubungan yang baik dengan pemasok mereka dan bekerja sama untuk mencapai saling menguntungkan.

Dalam dunia bisnis yang penuh persaingan ini, memahami kekuatan tawar-menawar dari pemasok adalah langkah penting. Bagi perusahaan otomotif, mengelola bargaining power of suppliers secara efektif adalah kunci kesuksesan mereka dalam menjaga profitabilitas dan beradaptasi dengan perubahan industri otomotif yang terus berlangsung.

Apa Itu Analisis Bisnis Porter: Bargaining Power of Suppliers?

Analisis bisnis Porter, juga dikenal sebagai Five Forces Analysis atau Analisis Lima Kekuatan Porter, adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menganalisis lingkungan bisnis eksternal suatu perusahaan. Salah satu elemen kunci dalam analisis ini adalah “Bargaining Power of Suppliers” atau Kekuatan Tawar-Menawar dari Pemasok.

Cara Melakukan Analisis Porter: Bargaining Power of Suppliers

Untuk melakukan analisis bisnis Porter tentang kekuatan tawar-menawar dari pemasok, Anda perlu melakukan langkah-langkah berikut:

1. Identifikasi Pemasok Utama

Langkah pertama adalah mengidentifikasi siapa saja pemasok utama Anda. Pemasok utama adalah mereka yang memberikan bahan baku atau komponen yang penting untuk produksi atau operasional perusahaan Anda.

2. Evaluasi Alternatif Pemasok

Setelah mengidentifikasi pemasok utama, Anda perlu mengevaluasi alternatif lain yang ada. Anda perlu mempertimbangkan kualitas, harga, ketersediaan, dan keandalan pemasok alternatif ini.

3. Analisis Kekuatan Pemasok

Langkah berikutnya adalah melakukan analisis untuk menilai kekuatan pemasok. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti:

  • Monopoli atau Oligopoli: Jika terdapat sedikit pemasok dominan di pasar, mereka memiliki kekuatan tawar-menawar yang lebih besar.
  • Ketersediaan Bahan Baku: Jika bahan baku yang diperlukan langka atau sulit didapatkan, pemasok juga memiliki kekuatan tawar-menawar yang lebih besar.
  • Kerjasama Pemasok: Jika pemasok memiliki hubungan yang kuat dengan pesaing Anda atau memiliki alternatif pasar yang lebih baik, mereka dapat memiliki kekuatan tawar-menawar yang kuat.

4. Identifikasi Ancaman

Selanjutnya, Anda perlu mengidentifikasi ancaman yang mungkin timbul dari kekuatan pemasok ini. Ancaman dapat berupa kenaikan harga, pembatasan pasokan, atau perubahan kebijakan yang merugikan perusahaan Anda.

5. Strategi Pengelolaan

Langkah terakhir adalah merumuskan strategi untuk mengelola kekuatan tawar-menawar dari pemasok. Ini dapat melibatkan negosiasi harga atau kontrak jangka panjang untuk memastikan pasokan yang aman dan stabil.

Tips untuk Menghadapi Kekuatan Tawar-Menawar dari Pemasok

Dalam menghadapi kekuatan tawar-menawar dari pemasok, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda terapkan:

  1. Mangkaskan pemasok alternatif sehingga Anda memiliki opsi jika ada ketidakstabilan pasokan dari pemasok utama Anda.
  2. Bangun hubungan yang kuat dengan pemasok Anda untuk memperoleh kekuatan tawar-menawar yang lebih besar.
  3. Negosiasikan harga dan ketentuan kontrak dengan bijak untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan.
  4. Monitor dengan cermat perubahan pasar dan kebijakan yang mungkin memengaruhi kekuatan tawar-menawar dari pemasok Anda.
  5. Jadilah inovatif dalam mencari solusi alternatif untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas dengan harga yang kompetitif.

Kelebihan dan Kekurangan Analisis Bisnis Porter: Bargaining Power of Suppliers

Kelebihan:

– Memberikan pemahaman yang mendalam tentang kekuatan tawar-menawar dari pemasok dalam industri yang bersangkutan.

– Memungkinkan perusahaan mengidentifikasi risiko potensial yang mungkin ditimbulkan oleh pemasok.

– Membantu perusahaan merumuskan strategi yang efektif untuk mengelola kekuatan tawar-menawar dari pemasok.

Kekurangan:

– Analisis ini fokus pada faktor-faktor eksternal dan mungkin tidak mempertimbangkan faktor internal perusahaan.

– Hasil analisis dapat berubah seiring perubahan dalam lingkungan bisnis dan persaingan industri.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apa bedanya antara kekuatan tawar-menawar dari pemasok dan kekuatan tawar-menawar dari pembeli dalam analisis bisnis Porter?

Kelebihan dari kekuatan tawar-menawar pemasok terletak pada pemasok yang memiliki kontrol atas pasokan bahan baku atau komponen penting. Sementara itu, kekuatan tawar-menawar pembeli terkait dengan kontrol pembeli terhadap permintaan dan harga produk.

2. Apa yang harus dilakukan jika pemasok utama memberikan harga yang terlalu tinggi?

Jika pemasok utama memberikan harga yang terlalu tinggi, Anda dapat mencari pemasok alternatif, bernegosiasi untuk mendapatkan harga yang lebih baik, atau dapat mempertimbangkan untuk memproduksi bahan baku atau komponen sendiri jika memungkinkan.

3. Bagaimana cara menentukan kekuatan tawar-menawar pemasok jika ada banyak pemasok alternatif?

Jika ada banyak pemasok alternatif, Anda perlu mengevaluasi masing-masing pemasok berdasarkan kriteria yang relevan seperti kualitas, harga, ketersediaan, dan keandalan. Kemudian, Anda dapat menganalisis persentase pasokan yang dikendalikan oleh masing-masing pemasok sebagai indikator dari kekuatan mereka.

4. Bagaimana dampak perubahan teknologi terhadap kekuatan tawar-menawar pemasok?

Perubahan teknologi dapat mengubah persyaratan bahan baku atau komponen tertentu, sehingga mempengaruhi kebutuhan dan kebutuhan pemasok. Jika perubahan teknologi mengurangi ketergantungan pada pemasok tertentu atau memungkinkan untuk mencari pemasok alternatif, maka kekuatan tawar-menawar pemasok dapat berkurang.

5. Apakah selalu menguntungkan untuk memiliki pemasok alternatif?

Menggunakan pemasok alternatif memiliki keuntungan yaitu memiliki opsi cadangan jika terjadi masalah dengan pemasok utama. Namun, memiliki terlalu banyak pemasok alternatif juga dapat mempersulit pengelolaan rantai pasokan dan meningkatkan kompleksitas operasional.

Kesimpulan

Analisis bisnis Porter: Bargaining Power of Suppliers merupakan langkah penting dalam menganalisis lingkungan bisnis eksternal suatu perusahaan. Dengan memahami kekuatan tawar-menawar dari pemasok, perusahaan dapat merumuskan strategi yang efektif untuk mengelola risiko dan mengoptimalkan pasokan bahan baku atau komponen. Penting juga untuk terus memantau perkembangan pasar dan melakukan evaluasi ulang analisis ini secara berkala untuk menghadapi perubahan yang terjadi. Jadi, mulailah menerapkan analisis Porter ini dalam perusahaan Anda untuk mempertahankan posisi yang kompetitif di pasar.

Apakah Anda siap untuk melakukan analisis Porter: Bargaining Power of Suppliers dan mengoptimalkan strategi bisnis Anda? Jangan ragu untuk menghubungi kami untuk mendapatkan konsultasi dan dukungan yang profesional dalam menghadapi tantangan pasar yang dinamis.

Olivia
Analisis bisnis adalah alat, tulisan adalah sarannya. Saya merangkai informasi dan memberikan panduan melalui kata-kata yang inspiratif.

Leave a Reply