Daftar Isi
Hai semua, Sebelum kita masuk ke dalam ceritanya ada nggak nih yang penasaran sama cerita cerpen kali ini? Kisah yang penuh dengan warna dan keceriaan bersama Firda! Dalam artikel ini, kita akan menyelami petualangan seru seorang gadis gaul yang aktif, di mana persahabatan dan perjuangan bergandeng tangan.
Dari piknik di Kebun Raya yang menyenangkan hingga menghadapi ujian sekolah yang menegangkan, setiap momen membawa emosi dan pelajaran berharga. Siapkan dirimu untuk merasakan kebahagiaan, tantangan, dan kekuatan persahabatan yang membuat hidup jadi lebih bermakna! Yuk, simak kisah Firda yang pasti bikin kamu terinspirasi!
Dari Kelas ke Kebun Raya!
Persiapan Petualangan
Pagi itu, Firda terbangun dengan semangat yang menggebu-gebu. Suara kicauan burung di luar jendela seakan memberi semangat tambahan untuk menjalani hari yang penuh kejutan. Dia melirik jam di dinding. “Aduh, sudah jam tujuh!” serunya, panik. Firda segera melompat dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi.
Setelah mandi dan memakai seragamnya yang rapi, Firda merapikan rambutnya. Dengan gaya rambut kuncir dua yang ceria, dia merasa siap menghadapi dunia. “Hari ini akan jadi luar biasa!” ucapnya pada diri sendiri sambil memandang cermin. Dia lalu mengambil bekal yang sudah disiapkannya semalam: sandwich, buah, dan beberapa kue kecil.
Firda bergegas keluar rumah dan bertemu teman-temannya di halte bus. Rina, sahabatnya yang selalu ceria sudah menunggu dengan wajah yang berbinar. “Firda! Kapan kita berangkat? Aku tidak sabar!” serunya, melompat-lompat kecil.
“Tenang, Rina! Bus pasti datang sebentar lagi,” jawab Firda sambil tersenyum. Tak lama, bus pun tiba, dan mereka segera melompat ke dalamnya. Teman-teman lain, Budi dan Dika, juga ikut. Suasana di dalam bus penuh tawa dan obrolan, semua orang antusias membahas rencana mereka di Kebun Raya.
“Jangan lupa, kita harus selfie di depan bunga-bunga!” seru Budi, membuat semua orang tertawa. Firda hanya mengangguk, membayangkan betapa indahnya foto-foto yang akan mereka ambil.
Selama perjalanan, Firda memperhatikan pemandangan di luar jendela. Semakin dekat dengan Kebun Raya, suasana di luar semakin hijau dan segar. “Kebun Raya pasti akan bisa jadi tempat yang sangat indah untuk bisa menghabiskan waktu,” pikirnya.
Setelah beberapa waktu, bus akhirnya berhenti. Firda dan teman-temannya melangkah keluar dengan langkah ceria. “Selamat datang di Kebun Raya!” teriak Dika, mengangkat tangan seolah merayakan kedatangan mereka.
Begitu memasuki area Kebun Raya, Firda terpesona dengan keindahan di sekelilingnya. Berbagai jenis bunga bermekaran, pohon-pohon besar menjulang tinggi, dan udara segar yang membuatnya merasa hidup. “Wow, ini luar biasa!” serunya, matanya berbinar.
Mereka berjalan beriringan, sambil sesekali menghentikan langkah untuk berfoto. Firda mengambil banyak gambar, memastikan setiap momen terabadikan. Namun, di balik semua kesenangan itu, ada sedikit kekhawatiran dalam hati Firda. Dia ingin semuanya berjalan lancar, tidak ingin ada yang merusak suasana bahagia ini.
Tiba-tiba, Rina berteriak, “Ayo, kita cari tempat yang bagus untuk piknik!” Semangat itu menular, dan mereka berlari mengikuti Rina. Firda berusaha mengejar, meski sedikit terengah-engah. Dia ingin menjadi pemimpin yang baik untuk teman-temannya, menunjukkan betapa menyenangkannya petualangan ini.
Setelah menemukan tempat yang teduh di bawah pohon rindang, mereka semua duduk dan mengeluarkan bekal. Firda menyusun makanan dengan rapi di atas tikar, sambil sesekali melihat wajah-wajah ceria teman-temannya. Momen itu terasa begitu berharga.
Ketika mereka mulai makan, Firda merasa bangga bisa membagi kebahagiaan ini. “Ini semua karena kita berjuang bersama, kan?” pikirnya. Rasa syukur mengalir di dalam dirinya, menyadari betapa pentingnya persahabatan ini.
Di tengah makan, mereka mulai bercerita tentang mimpi-mimpi masing-masing. Rina ingin menjadi dokter, Budi ingin menjadi atlet, dan Dika bercita-cita menjadi seniman. Firda mendengarkan dengan penuh perhatian, hatinya berbunga-bunga melihat semangat teman-temannya.
Hari itu, meski terasa ringan dan menyenangkan, Firda juga merasakan beban yang sering menghampirinya. Mimpi-mimpinya terasa besar, dan dia berjuang untuk mewujudkannya. Namun, saat bersama teman-temannya, semua beban itu seolah menghilang, tergantikan oleh tawa dan keceriaan.
“Firda, foto lagi!” teriak Budi, mengalihkan perhatiannya. Firda segera tersenyum dan mengacungkan jari telunjuknya. Dengan tawa dan kebahagiaan yang meluap, mereka berpose, dan Firda merasa bahwa semua perjuangan itu sepadan.
Hari yang cerah ini adalah awal dari petualangan yang lebih besar. Firda tahu, meski perjalanan hidupnya penuh tantangan, selagi bersama teman-teman, setiap momen akan menjadi kenangan yang tak terlupakan.
Kejutan di Kebun Raya
Setelah menikmati piknik yang penuh tawa dan cerita, Firda dan teman-temannya merasa semakin bersemangat untuk menjelajahi Kebun Raya. Angin sepoi-sepoi membawa aroma segar dari bunga-bunga yang bermekaran, menambah semangat petualangan mereka. Firda tersenyum lebar, merasakan kebahagiaan yang mengalir dalam dirinya.
“Yuk, kita ke taman kaktus!” ajak Dika, menunjuk ke arah salah satu area yang tampak menarik. Semua sepakat dan segera melangkah ke arah sana, sambil bergandeng tangan dan bercanda. Firda berusaha menenangkan hatinya yang berdebar. “Ini hari yang indah, jadi nikmati saja!” pikirnya.
Saat mereka memasuki taman kaktus, Firda terpesona dengan berbagai bentuk kaktus yang unik dan menarik. Kaktus dengan duri yang tajam dan yang berbunga indah seolah bercerita tentang perjuangan untuk bertahan hidup di tengah terik matahari. “Mirip dengan kita, ya? Kita semua punya perjuangan masing-masing,” ucap Firda, dan teman-temannya mengangguk setuju.
Firda mengambil beberapa foto kaktus sambil berdiskusi tentang makna kehidupan. “Setiap kaktus ini, meski tampak keras, juga memiliki keindahan tersendiri,” ujarnya. Semua terdiam sejenak, merenungkan kata-katanya. Firda merasakan kedalaman momen itu. Dia ingin menjadikan setiap pengalaman sebagai pelajaran, meskipun sering kali perjalanan hidup tidak semudah yang dibayangkan.
Setelah puas berkeliling, mereka melanjutkan ke area lain. Tak jauh dari situ, mereka menemukan taman bunga yang penuh warna. Firda merasa jantungnya berdegup lebih cepat saat melihat lautan warna-warni bunga yang mekar. “Kita harus foto di sini!” teriak Rina dengan semangat, mengangkat ponselnya.
Mereka berlari menuju pusat taman, menari-nari di antara bunga-bunga. Firda merasa sangat bahagia, merasakan kebebasan dan keceriaan. Namun, saat sedang asyik berfoto, tiba-tiba Dika berteriak, “Awas, ada kupu-kupu besar!” Ia berlari dan tidak sengaja terjatuh, membuat Firda dan yang lain panik.
“Dika, kamu baik-baik saja?” Firda berlari menghampiri, merasa cemas. Dika berdiri, menyeka debu di celananya. “Aku baik, hanya sedikit tersandung,” jawabnya sambil tersenyum, walau Firda bisa melihat raut kesakitan di wajahnya. Teman-teman yang lain tertawa, tetapi Firda tidak bisa menahan rasa khawatirnya.
“Kalau kamu butuh istirahat, kita bisa cari tempat duduk,” ucap Firda lembut. Dika mengangguk, merasa lega dengan perhatian Firda. Mereka berjalan perlahan menuju area duduk yang tenang, jauh dari keramaian.
Saat mereka duduk di bangku, Firda merasakan kekhawatiran itu mengikat hatinya. Dia ingat bagaimana Dika selalu ceria, dan kini melihatnya sedikit terpuruk membuatnya merasa berat. “Kita harus tetap kuat, ya,” pikirnya, berusaha menghibur dirinya sendiri dan Dika.
Setelah beberapa menit beristirahat, mereka kembali melanjutkan petualangan. Firda menggenggam tangan Dika, membantunya berdiri. “Kita tidak boleh menyerah, petualangan ini baru dimulai!” ujarnya dengan semangat, berusaha menghidupkan kembali energi yang sempat surut.
Tak jauh dari sana, mereka menemukan sebuah danau kecil dengan perahu sewaan. “Ayo, kita naik perahu!” seru Rina, matanya berbinar. Meskipun ada sedikit rasa takut, Firda tidak ingin melewatkan kesempatan itu. “Ya, ayo!” ucapnya, mencoba menunjukkan keberanian.
Mereka menyewa perahu kayu dan mulai mendayung. Firda merasakan angin menyapu wajahnya, dan tawa mereka menggema di sekitar danau. Dika, meskipun masih sedikit kesakitan, berusaha mendayung bersama, dan Firda merasa bangga melihat usaha teman-temannya. Mereka saling membantu, memberi semangat, dan menciptakan momen-momen berharga.
Saat berada di tengah danau, Firda mengangkat ponselnya dan mengambil foto grup. “Senyum, guys!” teriaknya. Dalam sekejap, semua wajah ceria berkumpul dalam satu bingkai. Dia tahu, momen ini akan menjadi kenangan indah yang tak terlupakan.
Setelah puas bermain di danau, mereka berlayar kembali ke tepi danau. Firda merasa hatinya penuh dengan kebahagiaan, meskipun perjuangan dan ketakutan juga datang silih berganti. Dia sadar bahwa dalam setiap perjalanan, ada suka dan duka. Keduanya adalah bagian dari pengalaman yang membentuk diri mereka.
Saat hari mulai sore, Firda mengumpulkan teman-temannya di bawah pohon besar. “Aku sangat senang bisa bersama kalian hari ini. Kita sudah melalui banyak hal, dari jatuh, berlari, hingga tertawa. Aku rasa kita bisa menghadapi apa pun bersama!” ucapnya dengan penuh semangat.
Teman-temannya saling bertukar pandang, kemudian mengangguk setuju. Di balik semua tawa dan kesenangan, Firda menyadari bahwa persahabatan mereka adalah kekuatan yang membantu mereka melewati setiap tantangan.
Hari itu, meskipun penuh perjuangan, menjadi sebuah petualangan yang menyatukan mereka lebih erat. Firda merasakan ikatan yang kuat di antara mereka, seolah tidak ada yang bisa memisahkan kebahagiaan yang telah mereka ciptakan. Dia tahu, momen seperti ini akan menjadi bagian dari cerita hidup mereka yang tak terlupakan.
Piknik Penuh Keceriaan
Setelah melewati berbagai petualangan seru di Kebun Raya, Firda dan teman-temannya memutuskan untuk menghabiskan sore mereka dengan piknik di area yang teduh dan nyaman. Suasana di sekitar masih penuh keceriaan, dengan suara tawa dan sorak-sorai yang terdengar dari berbagai kelompok pengunjung. Firda merasa bersemangat, namun hatinya juga dipenuhi rasa syukur karena bisa menghabiskan waktu berharga bersama teman-temannya.
“Mari kita cari tempat yang sempurna!” seru Rina, sambil melangkah penuh semangat. Firda mengikuti, merasa perasaannya semakin ceria setiap langkah yang mereka ambil. Mereka akhirnya menemukan sebuah spot yang dikelilingi pepohonan rindang dan bunga-bunga indah.
Mereka membentangkan tikar piknik yang sudah disiapkan dan mulai mengeluarkan bekal. Firda mengeluarkan sandwich yang dia buat dengan penuh kasih, buah-buahan segar, dan beberapa kue manis. “Ayo, kita makan!” serunya, melihat teman-temannya dengan senyum lebar.
Saat mereka mulai menikmati makanan, Firda tidak bisa menahan tawa melihat ekspresi Rina saat mencicipi kue coklat yang terlalu manis. “Rina, kau seperti kucing yang baru saja mencuri ikan!” kata Dika, dan semua tertawa terbahak-bahak. Keceriaan itu terasa hangat, seolah mereka adalah satu keluarga besar.
Namun, di tengah kesenangan, Firda merasakan sedikit kerisauan. Dia ingat Dika yang sempat terjatuh sebelumnya. Meski dia berusaha menyembunyikan rasa sakitnya, Firda tidak bisa mengabaikan raut wajahnya. Dia berharap Dika baik-baik saja dan bisa menikmati hari ini sepenuhnya.
“Dika, mau cicipi sandwich ini?” tawar Firda, mengulurkan makanan padanya. Dika mengangguk dan mengambilnya, tersenyum padanya. “Terima kasih, Firda. Sandwich ini enak banget!” ucap Dika, dan Firda merasa lega saat melihatnya menikmati sebuah makanan.
Setelah mereka selesai makan, Rina mengusulkan untuk bermain permainan tradisional. “Kita harus bermain petak umpet! Itu akan sangat menyenangkan!” serunya dengan semangat. Semua setuju, dan mereka segera membagi tugas. Firda menjadi pencari, sementara yang lainnya bersembunyi.
“Siap atau tidak, aku datang!” teriak Firda dengan suara ceria, mulai menghitung sampai sepuluh. Dia merasakan jantungnya berdebar-debar, penuh semangat. Saat menghitung, pikirannya melayang pada semua kenangan indah yang mereka buat hari itu.
Setelah selesai menghitung, Firda mulai mencari teman-temannya. Dia berlari ke sana kemari, dengan tawa dan teriakan yang saling bersahutan. Firda merasa bersemangat, melupakan sejenak semua ketegangan dan kerisauan yang ada. Setiap kali dia menemukan teman-temannya, dia merasa seperti menemukan harta karun.
Akhirnya, dia berhasil menemukan Rina yang bersembunyi di balik pohon besar. “Aku menemukanmu!” teriaknya, dan Rina pun sambil melompat keluar serta sambil tertawa. “Kau sangat pintar!” ujarnya, dan mereka berdua melanjutkan pencarian.
Saat permainan berlangsung, Firda merasa semakin dekat dengan teman-temannya. Mereka saling menggoda, tertawa, dan membuat kenangan baru yang akan selalu mereka ingat. Namun, saat Firda menemukan Dika, dia merasakan ada yang berbeda. Dika terlihat sedikit lebih lelah daripada sebelumnya.
“Hey, Dika, kau baik-baik saja?” tanya Firda, sambil menepuk bahunya. Dika tersenyum, meskipun Firda bisa melihat ada keletihan di matanya. “Aku baik hanya lagi butuh sedikit istirahat aja.” Jawab Dika. Firda merasa ingin memberikan dukungan lebih, tetapi dia juga tidak ingin mengganggu suasana ceria mereka.
Setelah beberapa putaran permainan, mereka semua merasa kelelahan tetapi bahagia. “Ayo, kita istirahat sejenak!” usul Budi, dan mereka semua setuju. Firda merasakan kebahagiaan menyelimuti hati mereka, meskipun ada sedikit keletihan. Dia tahu, setiap tawa dan perjuangan adalah bagian dari perjalanan mereka.
Di tengah istirahat, mereka duduk melingkar di atas tikar sambil berbagi cerita. Firda berbicara tentang impian-impian yang ingin dia capai, dan teman-temannya pun mengikuti. “Aku ingin jadi seorang penulis,” kata Firda dengan penuh semangat. “Aku ingin menulis tentang sebuah petualangan dan senuah pengalaman kita!”
Teman-temannya terkesima, dan Dika berkata, “Kau pasti bisa, Firda! Kita semua akan mendukungmu.” Kata-kata itu membuat Firda merasa semakin bersemangat. Di tengah semua impian dan harapan itu, dia merasakan ikatan yang semakin kuat di antara mereka.
Hari mulai beranjak sore, dan matahari bersinar hangat. Firda merasa waktu berjalan begitu cepat. Mereka kemudian memutuskan untuk berfoto bersama, ingin mengabadikan momen indah ini. Dengan latar belakang taman yang penuh warna, mereka berpose ceria, menyatukan senyuman dan tawa dalam satu bingkai.
Firda memegang ponselnya, mengarahkan kamera dan mengucapkan, “Senyum, guys!” Suara klik dari kamera mengabadikan momen berharga itu. Dalam hatinya, Firda berjanji untuk selalu mengenang hari ini.
Saat hari mulai gelap, mereka bersiap untuk pulang. Firda merasa sedikit berat meninggalkan Kebun Raya, tetapi dia juga merasakan kehangatan dari kenangan yang telah mereka buat. Dengan pelukan hangat dan janji untuk bertemu lagi, mereka pun meninggalkan tempat itu.
Di perjalanan pulang, Firda merenungkan semua yang telah terjadi. Momen-momen lucu, perjuangan kecil, dan kebahagiaan bersama teman-temannya. Dia menyadari bahwa setiap perjalanan, baik yang menyenangkan maupun yang menantang, adalah bagian dari hidup yang harus dihargai.
Firda tahu, dengan dukungan dan cinta dari teman-temannya, tidak ada yang tidak mungkin. Mereka telah melalui banyak hal bersama, dan hari itu adalah bukti bahwa persahabatan adalah kekuatan yang mengubah segalanya. Saat dia tiba di rumah, Firda tersenyum, penuh harapan untuk petualangan-petualangan yang akan datang.
Kembali ke Realita
Hari-hari setelah piknik di Kebun Raya berlalu dengan cepat, dan Firda merasakan kebahagiaan yang masih membara dalam hatinya. Kenangan tawa, keceriaan, dan persahabatan bersama teman-temannya seperti terukir indah dalam ingatannya. Namun, seiring berjalannya waktu, Firda juga harus menghadapi kenyataan bahwa kehidupan tidak selalu seindah hari-hari cerah itu.
Pagi itu, Firda terbangun dengan semangat. Dia sudah berjanji kepada diri sendiri untuk mulai menulis cerita tentang petualangan mereka. Namun, saat membuka buku catatannya, Firda merasakan sedikit keraguan. “Bagaimana aku bisa mengungkapkan semua perasaan ini?” gumamnya, mengusap wajahnya yang masih setengah tertidur. Dia tahu bahwa setiap kata yang ingin dituliskannya harus menggambarkan keindahan dan perjuangan yang mereka alami.
Sehari-hari di sekolah, Firda terlihat aktif dan ceria seperti biasanya. Namun, di dalam hatinya, dia merasakan tekanan untuk mendapatkan nilai baik di ujian yang semakin mendekat. Kecemasan itu perlahan-lahan menyusup ke dalam pikirannya. Dia tahu bahwa sebagai seorang pelajar, dia harus menyeimbangkan antara hobi dan tanggung jawab akademis.
Suatu siang, saat berada di perpustakaan sekolah, Firda duduk di pojok yang tenang, berusaha menulis cerita. Namun, saat dia mulai menuliskan kalimat pertama, pikirannya melayang ke Dika. Dia teringat bagaimana Dika berjuang untuk tetap semangat meskipun merasa tidak enak badan setelah jatuh. Kekuatan Dika menginspirasinya, tetapi juga membuatnya sadar bahwa dia tidak ingin menyusahkan teman-temannya dengan beban emosionalnya sendiri.
Tiba-tiba, suara Rina membuyarkan lamunannya. “Firda! Ayo belajar bareng sebelum ujian!” seru Rina, tampak bersemangat. Firda tersenyum, merasa senang melihat teman-temannya datang. Mereka mulai berkumpul, membahas pelajaran yang akan diujikan. Momen belajar bersama itu membawa kembali kebahagiaan, dan Firda merasa sedikit lebih ringan.
Namun, di tengah kebersamaan itu, Firda tidak bisa menghindari perasaan cemas yang mengendap. Dia khawatir jika nilai ujian mereka tidak memuaskan. “Bagaimana jika aku tidak lulus? Apa yang akan terjadi?” pikirnya. Dia merasa seolah ada beban berat yang mengikatnya.
Setelah beberapa hari belajar bersama, ujian pun tiba. Firda merasa jantungnya berdegup kencang saat duduk di bangku ujian. Setiap detik terasa seperti sebuah tantangan. Dia berusaha mengingat semua yang sudah dipelajarinya, tetapi pikiran-pikiran negatif terus menghantuinya. “Aku harus bisa, aku tidak boleh mengecewakan mereka,” bisiknya dalam hati.
Ketika lembar ujian dibagikan, Firda berusaha fokus. Namun, saat melihat soal-soal yang sulit, dia merasa putus asa. “Mengapa semuanya terasa begitu rumit?” Ia menengadahkan kepala, menatap sekeliling. Melihat wajah-wajah teman-temannya yang terlihat cemas juga membuatnya semakin tertekan. Firda menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Dia mengingat betapa pentingnya mereka saling mendukung.
Hari-hari ujian pun berlalu. Firda merasa kelelahan, tetapi juga lega karena telah berusaha semaksimal mungkin. Dia pulang ke rumah dengan pikiran penuh, mencermati semua pengalaman yang baru saja dilaluinya. Dia tahu, ujian ini adalah bagian dari perjuangan untuk mencapai impian.
Setelah ujian selesai, mereka berkumpul kembali di rumah Firda untuk merayakan dengan menonton film dan membuat makanan ringan. Keceriaan kembali hadir saat mereka menghabiskan waktu bersama, tetapi Firda merasakan sedikit kekhawatiran. “Bagaimana jika hasil ujian kami buruk?” pikirnya, meskipun dia berusaha untuk tidak menunjukkan rasa cemasnya.
Ketika hasil ujian diumumkan, Firda dan teman-temannya berkumpul di depan papan pengumuman. Dia merasakan jantungnya berdebar-debar, menunggu dengan penuh harap. Ketika namanya disebut dan hasilnya terpampang, Firda terkejut. Dia berhasil mendapatkan nilai yang baik! Rasanya seperti beban berat yang terangkat dari pundaknya.
Dia melihat Dika dan teman-temannya melompat kegirangan. Mereka semua saling berpelukan, merayakan keberhasilan bersama. Dalam momen itu, Firda merasa sangat bersyukur. Kemenangan ini bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk semua usaha dan perjuangan yang telah mereka lalui bersama.
Setelah merayakan keberhasilan, Firda kembali ke rumah dengan hati yang penuh. Dia teringat akan janjinya untuk menulis cerita tentang petualangan mereka. Malam itu, Firda membuka buku catatannya dan mulai menulis dengan semangat. Setiap kata yang dituliskannya terasa mengalir dari hati, membawa semua perasaan dan pengalaman yang telah dia alami.
Dia menuliskan tentang keceriaan di Kebun Raya, perjuangan selama ujian, dan kekuatan persahabatan yang selalu menguatkannya. Firda tahu, cerita ini bukan hanya tentang mereka, tetapi juga tentang perjalanan hidup yang penuh warna. Dia ingin mengingat bahwa dalam setiap kesulitan, ada pelajaran berharga dan keceriaan yang menanti di ujung jalan.
Saat Firda menutup buku catatannya, dia merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Dia tahu, perjalanan ini belum berakhir. Masih banyak petualangan yang menanti, dan dia siap menghadapinya dengan teman-teman di sampingnya. Dengan senyum di wajahnya, Firda berharap untuk terus menulis dan berbagi cerita-cerita indah yang akan menginspirasi banyak orang.
Jadi, gimana semua ada nggak nih diantara kalian yang bisa menyimpulkan cerita cerpen diatas? Nah, itu dia kisah seru Firda yang penuh dengan tawa, perjuangan, dan momen-momen tak terlupakan bersama teman-temannya! Dari piknik yang ceria hingga tantangan ujian, Firda mengajarkan kita bahwa hidup ini adalah tentang bagaimana kita menghadapi setiap momen, baik suka maupun duka, bersama orang-orang yang kita cintai. Jangan lupa untuk selalu menghargai persahabatan dan tetap semangat dalam setiap langkah perjalananmu! Siapa tahu, petualangan seru selanjutnya menunggu di depan mata! Sampai jumpa di cerita-cerita menarik lainnya!