Pernahkah kamu merasa terluka tanpa sepatah kata pun yang terucap? Rupanya, bukan hanya kata-kata yang dapat menyakiti, tetapi juga bahasa tubuh. Fenomena ini dikenal sebagai non verbal abuse, atau penganiayaan non verbal. Mari kita selami lebih dalam tentang penganiayaan ini dan bagaimana dampaknya pada korban.
Non verbal abuse merupakan bentuk kekerasan yang menggunakan bahasa tubuh, gerakan, ekspresi wajah, dan tindakan tidak langsung lainnya untuk menyebabkan kerugian secara emosional atau mental pada seseorang. Meskipun tidak menimbulkan luka fisik secara langsung, efeknya bisa sangat mengganggu dan merusak kesejahteraan korban.
Dalam kehidupan sehari-hari, non verbal abuse dapat muncul dalam berbagai bentuk. Mulai dari tatapan sinis, senyum sinis, hingga mengabaikan keberadaan seseorang secara sengaja. Ketika dilakukan secara berulang-ulang dan dengan tujuan menjatuhkan mental korban, tindakan tersebut dapat merusak kepercayaan diri, menyebabkan stres berkepanjangan, bahkan berpotensi menimbulkan gangguan kejiwaan.
Dalam hubungan interpersonal, non verbal abuse sering kali terlihat pada pasangan romantis atau keluarga. Salah satu contohnya adalah passive aggression atau agresi pasif. Hal ini terjadi ketika seseorang dengan sengaja menunjukkan ketidaksenangan atau ketidakpuasan secara tidak langsung, seperti mengabaikan atau memperlakukan dengan cuek. Merasa diabaikan atau tidak dihargai oleh orang yang kita cintai sangatlah menyakitkan dan dapat membuat hubungan menjadi tidak sehat.
Dalam lingkungan kerja, non verbal abuse juga dapat menjadi masalah serius. Mulai dari ekspresi wajah yang mencibir saat presentasi rekan kerja, hingga menggunakan eye roll untuk merendahkan orang lain. Lingkungan kerja yang tidak mendukung dan penuh dengan non verbal abuse bisa merusak hubungan antar sesama karyawan, membebani kesejahteraan mental, dan bahkan berdampak secara langsung pada produktivitas.
Terkadang, non verbal abuse dapat dianggap sepele karena tidak meninggalkan bekas fisik yang terlihat. Namun, kita perlu mengubah pandangan ini. Dampaknya pada kesejahteraan mental dan emosional korban tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih peka terhadap tindakan non verbal abuse, baik sebagai pelaku maupun korban.
Agar kita dapat mencegah dan mengatasi non verbal abuse, langkah-langkah kecil bisa dilakukan. Pertama, kita harus lebih peka terhadap bahasa tubuh kita sendiri. Menghormati, menghargai, dan memberikan perhatian pada orang lain adalah langkah awal yang sederhana namun sangat berarti. Kedua, kita harus mengakui tanda-tanda non verbal abuse pada diri sendiri dan orang lain. Misalnya, jika merasa tersinggung karena ekspresi wajah seseorang, penting untuk mempertanyakan apakah ada niat jahat di baliknya. Ketiga, jika kita mengalami non verbal abuse, berani berbicara dan mencari dukungan dari orang terdekat. Bukan berarti harus mempermasalahkan setiap tindakan tidak sopan, tetapi kita perlu menjaga kesehatan mental dan emosional kita sendiri.
Dalam era digital ini, komunikasi non verbal juga dapat terjadi secara daring. Ekspresi emoji atau tindakan seperti “unfriending” seseorang di media sosial merupakan contoh-contoh non verbal abuse yang mungkin tidak terlihat serius, tetapi bisa memberikan dampak buruk pada penerima pesan. Oleh karena itu, penting untuk tetap saling menghormati dan memperhatikan cara kita berkomunikasi, baik secara langsung maupun melalui platform digital.
Non verbal abuse bukanlah hal yang sepele atau kecil. Dampaknya pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang bisa sangat merusak. Mari kita semua menjadi lebih peka dan bertanggung jawab terhadap tindakan kita sendiri, serta menjaga orang-orang di sekitar kita dari kejahatan bahasa tubuh yang menyakitkan.
Non Verbal Abuse: Mengenal, Mencegah, dan Mengatasi
Non verbal abuse, atau sering disebut juga dengan emotional abuse atau psikologis abuse, adalah tindakan yang merugikan dan melukai orang lain melalui sarana komunikasi non verbal, seperti gesture, ekspresi wajah, bahasa tubuh, tone suara, dan lain sebagainya. Meskipun tidak meninggalkan luka fisik secara langsung, non verbal abuse dapat memiliki dampak jangka panjang yang serius pada psikologi dan kesejahteraan korban.
Apa itu Non Verbal Abuse?
Non verbal abuse dapat terjadi dalam berbagai bentuk yang dapat merendahkan, mengekang, dan menyakiti seseorang secara emosional. Beberapa bentuk non verbal abuse yang umum meliputi:
1. Bahasa Tubuh Negatif: Menggerutu, menggelengkan kepala dengan ekspresi kekecewaan atau ketidaksetujuan, mengernyitkan dahi dengan ekspresi tidak terima, atau menunjuk-nunjuk dengan jari adalah beberapa contoh ekspresi non verbal yang dapat menyakiti perasaan orang lain.
2. Ekspresi Wajah Menyakitkan: Ekspresi wajah yang marah, kecewa, mengejek, atau meremehkan dapat memberikan efek negatif pada orang yang menjadi sasaran.
3. Tone Suara yang Mengancam: Mengancam, menyindir, atau menggunakan nada suara yang tinggi dan keras adalah bentuk penggunaan tone suara yang dapat menyebabkan ketakutan dan intimidasi pada korban.
4. Gesture Melecehkan: Mengangkat bahu, melambaikan tangan dengan nada yang merendahkan, atau mengadu domba dengan gesture adalah contoh gesture yang dapat menyakiti dan merendahkan seseorang.
Manipulasi, mengisolasi, mengabaikan, atau mengancam secara tersirat adalah bentuk-bentuk non verbal abuse yang lain yang dapat berdampak buruk pada korban.
Bagaimana Cara Mengatasi Non Verbal Abuse?
Menangani non verbal abuse membutuhkan kesadaran dan tindakan dari kedua belah pihak terlibat, baik sebagai pelaku maupun korban. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu mengatasi non verbal abuse:
1. Kenali Bentuk-bentuk Non Verbal Abuse: Penting untuk mengenali bentuk-bentuk non verbal abuse agar dapat menghindari atau mengatasi situasi yang merugikan.
2. Jaga Komunikasi yang Baik: Komunikasi yang terbuka dan jujur dengan orang-orang di sekitar dapat membantu mengatasi non verbal abuse dan mendorong pemahaman serta pengertian yang lebih baik di antara semua pihak.
3. Perkuat Diri dan Kembangkan Kemampuan Emosional: Dengan memperkuat diri dan meningkatkan kemampuan emosional, seseorang dapat lebih tangguh dalam menghadapi non verbal abuse.
4. Segera Laporkan kepada Pihak yang Berwenang: Jika Anda menjadi korban non verbal abuse, segera laporkan kepada pihak yang berwenang, seperti keluarga, teman, guru, atau atasan.
5. Konsultasikan dengan Profesional: Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami dampak serius akibat non verbal abuse, penting untuk mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau konselor.
Apa Manfaat dari Mencegah Non Verbal Abuse?
Mencegah non verbal abuse tidak hanya bermanfaat bagi korban, tetapi juga bagi pelaku dan masyarakat secara umum. Beberapa manfaat dari mencegah non verbal abuse antara lain:
1. Menciptakan Lingkungan yang Aman dan Harmonis: Dengan mencegah non verbal abuse, lingkungan akan menjadi lebih aman, nyaman, dan harmonis bagi semua pihak.
2. Menghindari Dampak Negatif pada Kesehatan Mental: Non verbal abuse dapat menyebabkan stres, depresi, kecemasan, dan gangguan mental lainnya. Dengan mencegahnya, kesehatan mental dapat terjaga dengan baik.
3. Meningkatkan Kualitas Hubungan: Komunikasi yang sehat, saling pengertian, dan saling menghormati akan meningkatkan kualitas hubungan antar individu dan kelompok.
4. Memiliki Dampak Positif pada Produktivitas: Dengan menghilangkan non verbal abuse di lingkungan kerja, produktivitas akan meningkat karena karyawan merasa lebih aman dan nyaman dalam bekerja.
FAQ
Apa yang Menyebabkan Seseorang Melakukan Non Verbal Abuse?
Non verbal abuse dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
1. Kurangnya Pengendalian Emosi: Orang yang sulit mengendalikan emosi negatifnya cenderung melakukan non verbal abuse sebagai sarana melepaskan emosi tersebut.
2. Dikondisikan oleh Lingkungan atau Pengalaman Masa Lalu: Seseorang dapat melakukan non verbal abuse jika sebelumnya terbiasa melihat atau mengalami tindakan tersebut di lingkungan sekitarnya.
3. Kurangnya Pemahaman tentang Dampaknya: Beberapa orang mungkin tidak menyadari betapa berbahayanya dan merugikannya non verbal abuse, sehingga mereka melakukannya tanpa rasa bersalah atau tanggung jawab.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Melihat Orang Lain Menjadi Korban Non Verbal Abuse?
Jika Anda melihat orang lain menjadi korban non verbal abuse, ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil:
1. Memberikan Dukungan Emosional: Jaga agar korban merasa didengar dan dimengerti. Berikan dukungan emosional dengan mendengarkan dan menawarkan bantuan jika dibutuhkan.
2. Berbicara dengan Pelaku: Jika aman dan memungkinkan, coba bicarakan masalah ini dengan pelaku. Ajak dia untuk berhenti melakukannya atau mencari bantuan jika perlu.
3. Membantu Korban Mendapatkan Bantuan Profesional: Dorong korban untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor untuk membantu mereka mengatasi dampak non verbal abuse.
Kesimpulan
Non verbal abuse merupakan tindakan psikologis yang dapat merugikan dan melukai seseorang melalui komunikasi non verbal. Mengenali bentuk-bentuk non verbal abuse, mengatasi dengan komunikasi yang baik, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan adalah langkah-langkah penting dalam menghadapi non verbal abuse. Mencegah non verbal abuse juga memberikan manfaat yang besar, baik bagi korban, pelaku, maupun masyarakat secara umum. Mari kita jaga komunikasi kita agar selalu saling menghormati, menghargai, dan membangun lingkungan yang aman dan sehat.
Sumber:
– https://www.counseling.org
– https://www.psychologytoday.com


