Hallo traveller jumpa lagi diartikel saya yang unik dan pastinya menarik ubtuk dibaca. Kali ini saya akan membahas tentang budaya Indonesia. Budaya Indonesia tentunya beragam-ragam. Anda bisa melihat dari unsur magisnya, kebiasaan adat, makanannya, pakaiannya, dsb. Tentu semua hal tersebut memiliki arti dan memiliki sejarah didalamnya. Kali saya akan membahas tentang tarian tradisional asal Indonesia.
Tarian tradisional merupakan unsur kesenian yang menjadi bagian dari kehidupan suati kelompok atau bangsa. Dalam artian tari tradisional ialah tari yang berasal dari daerah yang dilaksanakan turun-temurun.Tarian tradisional biasanya identik dengan kebiasaan adat dari tiap daerahnya. Seperti diadakan ketika upacara adat daerah, cerita mulanya tarian tersebut dibuat, dsb. Akan tetapi, beberapa tarian daerah memiliki unsur gaib.
Dalam artian unsur gaib itu digunakan ketika tarian itu berlangsung. Unsur gaib ini memang digunakan karena tarian ini memiliki unsur sejarah yang mengandung unsur gaib. Lalu apa saja tarian asal Indonesia yang memiliki unsur gaib? Berikut penjelasannya:
1. Tarian sintren
Tarian sintren merupakan tarian asal Pekalongan. Tarian ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang gagal menikah. Asal usulnya ada sepasang kekasih yang bernama sulasih ialah seorang gadis dan Raden Sulandono putra ialah seorang pria. Mereka hendak menikah akan tetapi tidak direstui oleh mempelai orang tua pria yang diantaranya Ki Bahurekso dan Dewi Rantamsari.
Raden Sulandonopun kecewa dengan orang tuanya dan melarikan diri pergi menyepi ke suatu tempat untuk bertapa. Sulasi pun sedih dan pergi menjadi seorang penari. Melihat putranya pergi membawa kesedihan yang teramat dalam, Dewi Rantamsari ibunda Raden Sulandono diam-diam mengatur pertemuan kedua pasangan tersebut melalui pertemuan ghaib.
Dengan kesaktiannya, Dewi Rantamsari memasukan roh bidadari kedalam tubuh Sulasih yang sedang menari sedangkan dalam waktu yang sama roh bidadari tersebut juga masuk kedalam tubuh Raden S lalu dipertemukanlah mereka. Dari kisah sepasang kekasih Sulasih dan Raden S, Masyarakat setempat percaya bahwa tarian ini tentu dimasuki oleh roh bidadari tersebut. Disisi lain masyarakat beranggapan bahwa cerita ini memiliki banyak versi. Tetapi karena cerita ini telah populer, maka masyarakat langsung percaya dengan cerita ini.
Dalam memainkan tarian ini, pemain diharuskan memiliki keturunan penari sintren juga. Selain itu, penari juga diharuskan perawan.
Proses awalnya penari harus dibacakan mantra sambil dihembuskan asap kemenyan oleh sang pawang. Kemudian dalam keadaan tangan terikat ia akan dimasukkan ke sebuah sangkar ayaman ayam lengkap dengan perlengkapan perias wajah serta pakaian sintren.
Setelah itu sangkar ditutup dan menunggu tanda-tanda sangkar tersebut bergetar dengan sendirinya.
Unsur menyeramkan pada tahap akhir. Ketika dalam keadaan bergetar, penaripun telah dirasuki oleh roh dan akhirnya kesurupan. Ketika kesurupan, wajah penaripun berubah lebih cantik dari aslinya. Padahal tangan penari masih dalam keadaan terikat. Masyarakat percaya bahwa aura penari tersebut merupakan aura dari roh yang dirasuki tersebut.
2. Kesenian Tradisonal Bantengan
Kesenian ini merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Timur tepatnya di daerah lereng pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, Arjuno-Welirang, Anjasmoro, Kawi dan Raung-Argopuro. Kesenian ini adalah salah satu peninggalan Kerajaan Singosari. Kesenian bisa dikatakan kesenian yang unik karena kesenian ini menggabungkan beberapa jenis kesenian yaitu tarian, musik, ilmu kanuragan, dan mantra sakti. Disisi lain juga kesenian ini juga memiliki hal mistis didalamnya.
Kesenian ini dimainkan oleh 4 orang dan memiliki tugas masing-masing. 2 orang memakai baju hitam yang dijuluki sebagai banteng. Posisinya 1 orang mejaga kaki depan 1 orang lagi menjaga kaki belakang. 2 orang lainnya yaitu pawang banteng yang memandu banteng tersebut. Selain Kedua pawang ini bertugas memandu benteng, mereka ditugaskan membaca mantra-mantra ke banteng tersebut. Tujuan mantra ini disebutkan agar pemain benteng ini kesurupan. Masyarakat setempat percaya bahwa roh yang masuk kedalam pemain benteng tersebut merupakan roh suci leluhur banteng.
Sejarah awal kesenian ini diciptakan yaitu pada zaman penjajah, para pemuda yang tinggal di kota Malang berhijrah ke Pesantren. Tujuan mereka ke pesantren yaitu untuk mempelajari ilmu kanuragan pencak silat. Setelah mereka lulus dari pesantren, mereka kembali ke kampung halaman mendirikan padepokan pencak silat dan mendirikan pesantren. Untuk menarik pemuda mereka membuat kesenian bantengan tersebut. Dinamakan bantengan karena menceritakan hidup mereka pada saat itu. Bantengan yang berarti rakyat jelata dan dijajah oleh harimau yang berarti sang penjajah.
Sebenarnya dalam kesenian ini mengandung unsur pencak silat didalamnya. Karena ketika pemain bantengan ini beraksi, mereka menggunakan beberapa yang ada dalam jurus pencak silat. Walaupun beberapa aksinya mengadopsi dari pencak silat, kesenian ini tetap berdiri sendiri.
3. Tarian Salai Jin
Tarian daerah biasanya digunakan untuk memperingati upacara adat. Tetapi tidak dengan tarian satu ini. Pernahkah Anda melihat suatu kesenian yang bertujuan dibuat untuk berkomunikasi dengan jin?? Tentu Anda jarang temukan karena biasanya tarian digunakan untuk memperingati upacara adat. Tetapi berbeda dengan tarian satu ini. Tarian Salai Jin merupakan tarian yang berasal dari Maluku Utara. Tarian ini digunakan masyarakat Ternate untuk berkomunikasi dengan jin. Komunikasi disini lebih bersifat meminta pertolongan kepada jin untuk menyelesaikan permasalahan manusia. Persoalan yang sering menjadi alasan tarian ini dilakukan yaitu penyakit yang diderita oleh seorang keluarga.
Tarian ini dimainkan dengan cara berkelompok. Tetapi dalam melaksanakan tarian ini diharuskan peserta berjumlah genap. Peraturan ini dibuat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Cara memainkan tarian ini yaitu kelompok pria memasuki pelataran terlebih dahulu. Mereka sudah siap memegang sebuah tempat dengan kemenyan yang sudah dibakar. Langkah mereka begitu tertata dan dengan perlahan gerakan-gerakan yang tampak mistis pun mereka lakukan. Api kemenyan menimbulkan asap yang muncul di tengah-tengah tarian mereka, hal ini semakin menambah aura magis di lokasi mereka menari. Suasana semakin tegang ketika kelompok wanita pun masuk dan membaur dalam barisan para pria.
Mereka membawa seikat daun palem (woka) yang kering di tangan mereka sebagai pelindung mereka dari kekuatan roh jahat. Gerakan demi gerakan pun mereka lakukan hingga para penari wanita berlutut di tengah-tengah kelompok pria yang memegang bakaran kemenyan. Para wanita terlihat mulai tidak sadarkan diri dan memutar bagian atas tubuh mereka mengikuti irama lagu yang menambah nilai magis tarian ini.
Dalam tarian ini, tidak sembarangan orang yang bisa memainkan tarian ini. Hanya orang-orang terpilih yang bisa menjadi pemain tarian ini. Peserta yang boleh mengikuti tarian ini yaitu pemain yang memiliki kekuatan menangkal kekuatan gaib. Tetapi di era sekarang, tarian ini sudah banyak modifikasi. Salah satunya yaitu baju yang sudah dimodifikasi terlihat lebih berwarna. Selain itu, pemain juga jarang yang menggunakan ritual jin. Bahkan, bakaran kemenyan sudah tak digunakan lagi dan diganti oleh arang biasa. Walaupun hal tersebut tak digunakan bukan berarti nilai kemagisan ini hilang. Hal mistis ini tetap dijaga agar kesan seram tetap ada.
Baca juga: boneka gaib dibeberapa negara yang jarang orang ketahui NO 2 KATANYA BISA BAWA REJEKI